Ikuti Kami

Khazanah

Menjawab Keraguan tentang Keaslian Alquran

Keraguan tentang Keaslian Alquran
photo: gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Sedari awal masa diturunkannya hingga saat ini, Islam menerima banyak justifikasi negatif dari berbagai arah. Baik dari kaum non-muslim, orang-orang munafik yang sengaja mencari-cari kesalahan Islam, atau pun yang ramai di era modern adalah dari orang-orang ateis.

Satu topik yang acapkali diangkat adalah keraguan orang-orang tentang keaslian Alquran; tentang apakah Alquran benar-benar kalam Tuhan atau hanya buatan Nabi Muhammad? bagaimana Alquran yang tersebar saat ini bisa dipastikan kesahihannya? apakah isi Alquran masih relevan diamalkan di era sekarang? dan persoalan lain.

Menyoal apakah Alquran benar-benar kalam Allah Swt., bagi kita (baca: muslim), pertanyaan atau pun keraguan semacam ini barangkali cukup mudah untuk dijawab. Yakni dengan bukti kenyataan bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah sosok yang ummi, tidak bisa membaca dan menulis. Secara logika, apakah mungkin orang yang tidak bisa menulis dan membaca mampu menciptakan Alquran yang memiliki susunan bahasa yang sangat lah indah, sampai-sampai mengalahkan keajaiban syair-syair para penyair terkenal saat itu?

Bagi kita, argumentasi ini mungkin cukup sebagai dalail. Akan tetapi bagi para kaum ateis jawaban demikian tidaklah memuaskan. Mereka masih mendebat. Meskipun Nabi Muhammad saw. tidak bisa membaca dan menulis, bukan hal yang mustahil bagi beliau untuk membuat Alquran.

Sebab beliau memiliki tingkat kecerdasan dan kepandaian yang tinggi sehingga bukan hal yang tidak mungkin jika beliau mampu menemukan serta mengkonsepkan hal-hal yang benar dan batil, hal-hal yang baik untuk diamalkan dan yang buruk. Lantas beliau menuangkannya dalam bentuk kalimat yang indah (lagi-lagi berkat kecerdasannya) dan kemudian mengatasnamakannya dari Tuhan.

Kita pun mengimani kecerdasan dan kepandaian Nabi Muhammad saw., begitupun kapasitas beliau untuk mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk. Akan tetapi, coba kita gali lebih dalam lagi. Apakah makna-makna Alquran yang beragam dan begitu mendetail tersebut, memungkinkan dibuat oleh seorang manusia dengan bekal kecerdasan dan kepandaian?  idak, tentu saja hal itu tidak mungkin.

Baca Juga:  Makna I'jaz Alquran dan Penerapannya

Ada begitu banyak pembahasan dalam Alquran yang tidak mungkin diketahui oleh seorang manusia hanya dengan bekal kecerdasan atau pun firasat-firasat tertentu. Sekalipun manusia adalah makhluk yang berakal, tetap ada batas-batas maklumat yang tidak bisa diketahui lewat akal. Berikut akan saya paparkan beberapa contoh.

Pertama, Alquran menceritakan kisah nabi-nabi terdahulu dengan sangat mendetail. Lalu, apakah mungkin cerita berabad-abad lalu bisa dituliskan kembali oleh sosok yang ummi lewat penemuan akal semata? Apakah mungkin Nabi Muhammad saw. hidup semasa dengan kaum-kaum dan nabi-nabi terdahulu, dan beliau menyaksikan secara langsung setiap detail kejadiannya, lalu menceritakannya kembali pada 15 abad yang lalu? Atau mungkin, apakah beliau mewarisi kitab-kitab sejarah terdahulu, mempelajarinya, lantas dengan keuletan dan kecerdasannya dalam belajar beliau dapat kembali menceritakannya secara detail?

Ketiga kemungkinan tersebut sangatlah tidak mungkin. Cerita nabi-nabi dari berabad-abad yang lalu tidak mungkin bisa didapatkan hanya dengan merenung dan berangan-angan. Keliru juga jika Nabi Muhammad saw. hidup semasa dengan kaum-kaum terdahulu. Pun, tidak ada riwayat hadis yang membenarkan beliau mempelajari kitab-kitab sejarah tentang umat terdahulu (sebab lain juga karena beliau tidak bisa menulis dan membaca). 

Jika ketiga kemungkinan tersebut sudah mustahil, maka menjadi lebih jelas bahwa Alquran bukan lah buatan Nabi Muhammad saw. Hal ini selaras dengan firman Allah Swt., “Itulah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad). Padahal engkau tidak bersama mereka ketika mereka melemparkan pene mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan engkau pun tidak bersama mereka ketika mereka bertengkar.” (QS. Ali Imran ayat 44)

Kedua, Alquran meramalkan kejadian-kejadian di masa yang akan datang. Sangat lah banyak ayat Alquran yang menyatakan bahwa agama Islam akan terjaga sepanjang masa dan akan selamanya tegak di bumi. Di antaranya dalam surat al-Ra’d ayat 17, surat Ibrahim ayat 23 dan 24, dan surat al-Hijr ayat 9. Dan menakjubkannya, ayat-ayat tersebut semuanya turun di Mekkah, sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah. 

Baca Juga:  Fitham Binti Syajnah: Otak dari Pembunuhan Ali Ibn Abi Thalib

Kita tahu bukan, bahwa selama di Mekkah dakwah beliau tidak pernah berjalan sesuai harapan. Sepuluh tahun lamanya, beliau menyebarkan Islam di Mekkah, tapi tetap langkah beliau tidak pernah sepi dari penolakan atau pun perlawanan dari kaum kafir Quraisy. Baik berupa olokan, ejekan, bahkan siksaan yang sampai melukai fisik beliau. Beliau berkali-kali menerima ancaman untuk dibunuh. Bahkan orang-orang yang beriman dan mengikuti ajaran beliau pun seringkali disiksa habis-habisan oleh kaum kafir Quraisy. 

Di tengah keadaan terancam tersebut, apakah mungkin Nabi Muhammad saw. mampu menjamin kelanggengan agama Islam untuk tegak di bumi? Kalaupun beliau bisa mengatasi keadaan tersebut, bagaimana beliau bisa menjamin Islam akan tetap tegak setelah sepeninggalnya? Atau, apakah mungkin beliau adalah sosok yang senang berandai-andai tentang apa yang akan terjadi, meskipun kondisi saat itu sangat tidak mendukung? Pun bagaimana beliau bisa yakin akan kebenarannya? Jika demikian, maka sangat lah bertentangan dengan fakta bahwa sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul, beliau sama sekali tidak menginginkan untuk menjadi sosok nabi dan rasul (termaktub di surat al-Qashas ayat 86).

Sehingga menjadi jelas, bahwa ayat-ayat yang menerangkan kemenangan umat Islam di masa mendatang bukan lah berasal dari diri Nabi Muhammad saw. Pastilah janji-janji kelanggengan dan keabadian tegaknya agama Islam di bumi berasal dari selain beliau. Yakni Allah Swt., Tuhan yang menurunkan Alquran kepada Nabi Muhammad saw. lewat perantara Malaikat Jibril a.s.

Dari dua contoh tersebut, apakah keraguan tentang keaslian Alquran ini sudah terjawab?

Rekomendasi

perempuan hak memilih pasangan perempuan hak memilih pasangan

Tidak Hanya Perempuan, Laki-laki pun Harus Menahan Pandangan

meletakkan al-Qur'an di lantai, Mengenal Hermeneutika Feminisme: Metode Penafsiran Al-Qur’an Berbasis Feminisme meletakkan al-Qur'an di lantai, Mengenal Hermeneutika Feminisme: Metode Penafsiran Al-Qur’an Berbasis Feminisme

Langkah-langkah dalam Memahami Alquran

doa setelah membaca Alquran doa setelah membaca Alquran

Doa yang Dibaca Setelah Membaca Alquran

Sayyidah Aisyah Sayyidah Aisyah

Belajar dari Fitnah yang Menimpa Sayyidah Aisyah  

Ditulis oleh

Tanzila Feby Nur Aini, mahasiswi Universitas al-Azhar, Kairo di jurusan Akidah dan Filsafat. MediaI sosial yang bisa dihubugi: Instagram @tanzilfeby.

4 Komentar

4 Comments

Komentari

Terbaru

hukum islam perjalanan perempuan hukum islam perjalanan perempuan

Hukum Islam Terkait Mahram pada Perjalanan Perempuan: Kehadiran Negara Pun Diperlukan

Muslimah Talk

anhar palestina melahirkan penjara anhar palestina melahirkan penjara

Anhar al-Deek, Perempuan Palestina yang Nyaris Melahirkan di Penjara

Muslimah Talk

Membaca Al-Quran Digital tanpa Wudhu, Bolehkah? Membaca Al-Quran Digital tanpa Wudhu, Bolehkah?

Membaca Al-Quran Digital tanpa Wudhu, Bolehkah?

Kajian

Menikah di Bulan Syawal, Sunnah?

Video

Mengulas Berbagai Peristiwa Bersejarah di Bulan Syawal Mengulas Berbagai Peristiwa Bersejarah di Bulan Syawal

Mengulas Berbagai Peristiwa Bersejarah di Bulan Syawal

Muslimah Talk

Anjuran Bagi-bagi THR, Apakah Sesuai Sunah Nabi?

Video

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

anhar palestina melahirkan penjara anhar palestina melahirkan penjara

Anhar al-Deek, Perempuan Palestina yang Nyaris Melahirkan di Penjara

Muslimah Talk

Menikah di Bulan Syawal, Sunnah?

Video

Connect