Ikuti Kami

Kajian

Hukum Menabuh Rebana Ketika Peraayaan Maulid

menabuh rebana perayaan maulid
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Terdapat sebagian orang yang mempersoalkan peringatan Maulid Nabi, karena dalam praktiknya kadang mengandung unsur-unsur hiburan seperti bacaan Shalawat dan bacaan Mahallul Qiyam yang diiringi dengan menabuh rebana atau bahkan permainan dan senda gurau pada perayaan maulid. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana ulama fiqih memandang fenomena ini?

Imam As-Suyuti dalam kitabnya Al-Hawi li Al-Fatawa menjelaskan,

   وأما ما يعمل فيه : فينبغي أن يقتصر فيه على ما يفهم به الشكر لله تعالى ، من نحو ما تقدم ذكره من التلاوة والإطعام والصدقة ، وإنشاد شيء من المدائح النبوية والزهدية المحركة للقلوب إلى فعل الخير والعمل للآخرة .وأما ما يتبع ذلك من السماع واللهو وغير ذلك : فينبغي أن يقال: ما كان من ذلك مباحا بحيث يقتضي السرور بذلك اليوم : لا بأس بإلحاقه به، وما كان حراما أو مكروها فيمنع، وكذا ما كان خلاف الأولى

Adapun apa yang dikerjakan dalam perayaan Maulid maka seyogyanya terbatas pada apa yang menunjukkan rasa syukur kepada Allah Ta’ala semisal apa yang telah disebutkan sebelumnya berupa membaca Al-Qur’an, memberi makan orang miskin, sedekah dan mendendangkan suatu puji-pujian untuk Nabi dan pujian yang mengajak pada kezuhudan yang menggerakkan hati untuk melakukan kebaikan dan amal akhirat. Adapun hal yang mengiringinya yang berupa mendengarkan nyanyian atau adanya senda gurau dan semacamnya maka seyogyanya dikatakan bahwa apa yang tergolong mubah yang sekiranya menunjukkan kebahagiaan di hari itu, maka tak mengapa disertakan dengan perayaan Maulid. Adapun sesuatu yang haram atau makruh, maka terlarang disertakan, demikian juga yang khilaful aula (berlawanan dengan cara yang disunnahkan). (Al-Hawi Li Al-Fatawa, juz I, hal: 229)

Baca Juga:  Kisah Ibnu Rusyd yang Pernah Ditolong oleh Yahudi

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa perayaan Maulid seyogyanya hanya memuat konten yang jelas-jelas dianjurkan oleh syariat, semisal membaca Al-Qur’an, bersedekah dan semacamnya. Juga dianggap baik membaca bait puji-pujian atas Nabi seperti kitab Maulid, Barzanji, Simtud Duror dan semacamnya yang telah mentradisi di Indonesia. Demikian juga tak mengapa bila Maulid Nabi dihiasi dengan acara-acara yang mubah (boleh) yang tak mengotori keagungan peringatan Maulid itu sendiri. Yang seyogyanya dilarang adalah hal-hal yang jelas haram atau makruh.

Kiai Hasyim Asy’ari juga menerangkan keterangan yang senada dengan di atas. Dalam karyanya yang berjudul At-Tanbihatal-Wajibat li Man Yashna’ Maulid Bi Al-Munkarat, beliau memberi catatan-catatan kritis bagi orang-orang yang mengisi perayaan maulid yang sangat mulia itu dengan kemungkaran. Beliau bercerita yang terjemahnya kurang lebih sebagaimana berikut:

Saya pernah melihat saat malam Senin tanggal 25 bulan Rabiul Awal 1355 H di salah satu pesantren, sekelompok santri yang mengadakan kumpulan dengan nama peringatan Maulid. Di situ mereka menghadirkan alat-alat musik. Kemudian, mereka membaca beberapa ayat Al-Qur’an, riwayat tentang perjalanan kehidupan Nabi Saw., yang penuh dengan keberkahan sejak awal lahir dan sesudahnya. Setelah itu, mereka pun mengadakan kemungkaran, yaitu dengan menyelenggarakan permainan adu pukul yang mereka sebut pencak dan boxing, sambil memukul-mukul rebab. Acara itu pun dihadiri para perempuan yang juga menyaksikan pagelaran itu. Tidak saja itu, acara maulid itu pun diramaikan dengan musik, permainan setrik dan permain yang menyerupai perjudian. Laki-laki dan perempuan bercampur baur, berjoget dan larut dalam canda tawa serta diiringi suara keras dan teriakan-teriakan di dalam masjid dan sekitarnya. Melihat itu, saya larang mereka dan saya menolak tegas kegiatan itu. Mereka pun berpisah dan bubar.” (At-Tanbihat Al-Wajibat li Man Yashna’ Maulid Bi Al-Munkarat, hal. 9-10).

Baca Juga:  Meneladani Nabi Muhammad yang Menyayangi Anak-anak

Kiai Hasyim Asy’ari melarang perbuatan yang jelas-jelas haram seperti campur baur antara lelaki perempuan, berjoget, dan membuat kegaduhan di masjid seperti diceritakan di atas. Adapun pencak silat sebenarnya bukan hal yang terlarang pada hakikatnya, namun dianggap tidak etis dan tak sopan bila dilakukan pada momen Maulid apalagi bila disertai dengan hal-hal yang haram tadi.

Pelarangan beliau relevan dengan instruksi Imam As-Suyuti sebelumnya untuk melarang juga hal-hal makruh dan khilaful aula. Kemudian, Kiai Hasyim menjelaskan praktik Maulid Nabi yang disarankan para ulama, beliau berkata,

   أن المولد الذي يستحبه الائمة هو إجتماع الناس وقرأة ما تيسر من القران ورواية الاخبار الواردة فى مبدأ امر النبي صلى الله عليه وسلم وما وقع فى حمله ومولده من إرهاصات وما بعده من سيره المباركات ثم يوضع لهم طعام يأكلونه وينصرفون. وان زادو على ذلك ضرب الدفوف مع مراعاة الادب فلا بأس بذلك

Perayaan Maulid yang disukai para imam (ulama besar) adalah berkumpulnya orang-orang di suatu majelis, kemudian diperdengarkan sedikit bacaan Al-Qur’an dan riwayat tentang Nabi mulai dari kelahiran, perjuangannya dan perjalanan hidupnya yang penuh dengan berkah. Kemudian dihidangkan makanan kepada mereka agar para hadirin memakannya lalu bubar. Apabila di acara itu mereka menambahkan memukul rebana dengan tetap menjaga adab, maka diperbolehkan. (At-Tanbihatal-Wajibat li Man Yashna’ Maulid Bi Al-Munkarat, hal. 10-11)

Walhasil, perayaan Maulid Nabi dianjurkan memuat hal yang memang disunnahkan oleh syariat yang dapat menunjukkan rasa syukur kepada Allah. Maka menabuh rebana atau hiburan lain yang layak saat perayaan maulid hukumnya juga tak dilarang. Yang dilarang ialah mengisinya dengan konten yang jelas-jelas haram atau tidak pantas. Shallallahu ‘Ala Muhammad.

Rekomendasi

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Seberapa Dekatkah Kita dengan Rasulullah?

Para Perempuan Mulia pada Peristiwa Maulid Nabi Muhammad

Baayun Maulud, Budaya Masyarakat Banjar saat Memperingati Hari Kelahiran Nabi

Hukum Merayakan Maulid di Luar Tanggal 12 Rabiul Awal

Ditulis oleh

Aktivis IKSASS (Ikatan Santri Salafiyah Syafi'iyah) Surabaya

Komentari

Komentari

Terbaru

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

rasuna said pahlawan kemerdekaan rasuna said pahlawan kemerdekaan

Rasuna Said: Pahlawan Kemerdekaan dari Kalangan Santri dan Pejuang Kesetaraan Perempuan Bersenjata Pena

Khazanah

KH. As’ad Syamsul Arifin, Pahlawan dari Kalangan Ulama yang Nasionalis dan Patriotis KH. As’ad Syamsul Arifin, Pahlawan dari Kalangan Ulama yang Nasionalis dan Patriotis

KH. As’ad Syamsul Arifin, Pahlawan dari Kalangan Ulama yang Nasionalis dan Patriotis

Khazanah

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam

Etika Mengkritik Pemimpin di dalam Islam

Kajian

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

Islam Mengecam Perdagangan Perempuan dan Anak

Kajian

Melihat Gerakan Feminisme Postmodern melalui Lagu-Lagu Little Mix Melihat Gerakan Feminisme Postmodern melalui Lagu-Lagu Little Mix

Melihat Gerakan Feminisme Postmodern melalui Lagu-Lagu Little Mix

Muslimah Daily

Trending

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Hadis Nabi: Sebaik-baiknya Kamu adalah yang Berperilaku Baik pada Perempuan

Kajian

Doa yang Diajarkan Nabi kepada Abu Bakar untuk Diamalkan Sehari-hari

Ibadah

Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam

Status Anak Hamil di Luar Nikah dalam Islam

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

puasa ramadan perempuan hamil puasa ramadan perempuan hamil

Hamil di Luar Nikah, Bolehkah Aborsi?

Kajian

Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak? Muslimah Shalat Tanpa Mukena, Sah atau Tidak?

Sahkah Muslimah Shalat Tanpa Mukena? Simak Penjelasan Videonya!

Video

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Connect