Ikuti Kami

Khazanah

Meneladani Nabi Muhammad yang Menyayangi Anak-anak

bermain hak setiap anak
Photo from Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Dalam Islam termaktub ajaran bahwa anak adalah suatu anugerah yang besar bagi kedua orang tuanya. Tak jarang, kehadiran mereka bagaikan pelipur lara bagi orang tua. Pengobat dari yang sakit, sedih, kecewa dan lain sebagainya. Anak-anak berbeda jauh dengan orang dewasa. Mendidik anak pun membutuhkan kelembutan, kasih sayang, dan perhatian dengan porsi lebih banyak. Hal tersebut sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad yang menyayangi anak-anak.

Dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari, dari sahabat Anas seorang sahabat Nabi, anas bercerita terkait kasih sayang Nabi pada anak-anak. suatu hari Nabi sedang menjadi imam Sholat berjamaah. Tiba-tiba terdengar suara anak menangis, Lalu Nabi segera memendekkan bacaan sholatnya. Karena beliau tidak ingin membuat ibunya menjadi risau.

سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ مَا صَلَّيْتُ وَرَاءَ إِمَامٍ قَطُّ أَخَفَّ صَلاَةً وَلاَ أَتَمَّ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِنْ كَانَ لَيَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فيخفف مخافة أن تفتن أمه

“Aku mendengar Sahabat Anas bin Malik berkata “Aku tidak pernah shalat di belakang imam yang lebih cepat dan lebih sempurna shalatnya dari Nabi Muhammad. Saat Nabi Muhammad mendengar tangisan bayi, ia mempercepat (shalatnya) khawatir ibunya merasa tertekan” (HR. Bukhari)

Pada hadis lain, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Nabi bersabda;

إِنِّي لاَقُومُ فِي الصَّلاَةِ أُرِيدُ أَنْ أُطَوِّلَ فِيهَا فَأَسْمَعُ بُكَاءَ الصَّبِيِّ فَأَتَجَوَّزُ فِي صَلاَتِي كَرَاهِيَةَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمِّه

Saat Aku sedang shalat, aku ingin memperlama shalatku, lalu aku mendengar tangisan bayi, aku pun mempercepat shalatku khawatir akan memberatkan (perasaan) ibunya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Pada kisah yang lain sebagaimana termaktub dalam kitab  Durratun Nashihin halaman 264-265, karya Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad as-Syakir, diceritakan, saat tengah melaksanakan perayaan Hari Ied, Rasulullah keluar rumah untuk menunaikan Hari Raya. Di tengah jalan, perhatian beliau terarhkan pada anak-anak yang tengah berkumpul. Nabi melihat banyak sekali anak kecil sedang bermain dengan riang gembira sambil tertawa ria. Para anak-anak ini bahagia sebab mengenakan pakaian baru; baju baru, celana baru, sandal mereka pun kelihatan mengilap.

Baca Juga:  Amalan yang Bernilai Pahala Haji Menurut Hadis Rasulullah

Di tengah asyik melihat anak-anak yang bermain ria, tetiba pandangan Nabi tertuju pada seorang anak yang tengah duduk menyendiri di pojokan. Ia tak ada teman, hanya sendiri. Nabi melihat anak-anak sedang menangis tersedu-sedu. Nabi kian prihatin, melihat baju bocah kecil itu yang  kusut dan lusuh. Kakinya pun tak ada sandal untuk mengalas.

Di tengah  kesedihan anak  itu Nabi pun mendekatinya, lalu beliau mengusap-usap anak itu, selanjutnya dan mendekap ke dada. “Mengapa kau menangis, nak?” tutur lirih Nabi.   Mendengar perkataan itu, anak itu menjawab, “Biarkanlah aku sendiri”. Tampaknya bocah kecil itu tak mengenali dan mengetahui bahwa yang bertanya Nabi.

Anak itu belum tahu orang yang ada dihadapannya adalah Rasulullah saw yang terkenal sebagai pengasih.

“Ada apa dengan mu,“ Rasul melanjutkan.  “Ayahku mati dalam suatu pertempuran bersama Nabi, kemudian ibuku nikah lagi dengan pria lain. Kini hartaku habis dimakan suami ibuku, dan nasib ku kini terlantar. Aku diusir dari rumahnya. Sekarang, di hari raya ini aku tak mempunyai baju baru dan makanan yang enak. Aku sedih melihat kawan-kawanku bermain dengan riangnya itu.” Cerita anak itu terkait nasibnya.

Mendengar itu, Rasullullah lantas membimbing anak tersebut seraya menghiburnya, dan berkata;  “Sukakah kamu bila aku menjadi bapakmu, Fatimah menjadi kakakmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai pamanmu, Hasan dan Husain menjadi saudaramu?” Anak itu menyadari bahwa yang tengah berbicara itu adalah Nabi.

Ia pun segera menjawab “Mengapa aku tak suka, ya Rasulullah?”. Selepas itu, Rasulullah pun membawa anak itu ke rumah. Anak itu diangkat sebagai anak angkat Nabi. Di rumah, diberinya pakaian yang paling indah, memandikan, dan memberikannya perhiasan agar ia tampak lebih gagah, lalu mengajaknya makan.

Baca Juga:  Ini 11 Nama Nabi Muhammad Saw yang Harus Kamu Ketahui

Pada kisah lain termaktub kasih dan cinta nabi pada cucunya yang masih kanak-kanak, Hasan dan Husein bin Ali. Kisah ini termaktub dalam Sunan Tirmidzi, Nasa’i, Musnad Ahmad diceritakan nabi  tengah berkhutbah, kemudian lewat dua cucunya, yang anak Ali dan Fatimah yakni Hasan dan Husein. Lalu baginda berhenti sejenak dari khutbah, menggendong dan membawa mereka ke mimbar.

عن أَبِى بُرَيْدَةَ يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْطُبُنَا إِذْ جَاءَ الْحَسَنُ وَالْحُسَيْنُ عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ عَلَيْهِمَا قَمِيصَانِ أَحْمَرَانِ يَمْشِيَانِ وَيَعْثُرَانِ فَنَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مِنَ الْمِنْبَرِ فَحَمَلَهُمَا وَوَضَعَهُمَا بَيْنَ يَدَيْهِ (سنن الترمذي، سنن النسائي، ومسند أحمد).

Artinya : Dari Abu Buraidah, bercerita: Bahwa suatu saat Rasulullah saw. sedang berkhutbah di hadapan kami, lalu datang Hasan dan Husein berbaju merah berjalan dan terjatuh. Nabi saw. turun dari mimbar, menggendong dan membawa mereka di pangkuan baginda.

Bahkan dalam hadis lain diceritakan tatkala Nabi shalat dipundaknya biasa dinaiki oleh Hasan dan Husein. Lebih lagi, suatu waktu ketika shalat jamaah Nabi lama sekali dalam sujud. Salah satu jamaah sampai bangun dari sujud khawatir terjadi suatu hal pada Nabi. Kemudian sahabat itu menyadari  Hasan dan Husein sedang menaiki pundak Nabi yang tengah sujud.

Untuk itu, menyayangi anak adalah perintah agama. Memberikan kasih sayang pada anak telah lama dicontohkan oleh Nabi. Seyogianya setiap orang tua menyayangi anak-anaknya. Pun orang dewasa, agar memberikan rasa kasih sayang pada anak-anak. Dengan memberikan cinta dan kasih sayang, maka kekerasan terhadap anak-anak akan bisa diatasi. Kita cukup prihatin dengan nasib anak-anak yang marak mengalami pelbagai kekerasan di luar sana. Islam dan Nabi sudah memberikan contoh konkrit untuk menyayangi dan memberikan cinta pada anak-anak.

Rekomendasi

Pandangan Michael Hart Terhadap Nabi Muhammad

Perbedaan lelaki perempuan shalat, Membangunkan Shalat malam Perbedaan lelaki perempuan shalat, Membangunkan Shalat malam

Meneladani Rasul Sebagai Suami kok Setengah-setengah?!

kehidupan muhammad sebelum nabi kehidupan muhammad sebelum nabi

Meneladani Tata Cara Bertutur Kata Ala Rasulullah

Empat Karakteristik Kebudayaan Islam yang Dibawa Rasulullah

Ditulis oleh

Mahasiswa Hukum Keluarga di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Saat ini penulis juga aktif di Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).

Komentari

Komentari

Terbaru

Wawancara Dr. Nur Rofiah: Bahaya Pernikahan Dini dari Kacamata Agama, Sosial, hingga Kesehatan. Wawancara Dr. Nur Rofiah: Bahaya Pernikahan Dini dari Kacamata Agama, Sosial, hingga Kesehatan.

Wawancara Dr. Nur Rofiah: Bahaya Pernikahan Dini dari Kacamata Agama, Sosial, hingga Kesehatan.

Wawancara

perempuan hak memilih pasangan perempuan hak memilih pasangan

Tidak Hanya Perempuan, Laki-laki pun Harus Menahan Pandangan

Kajian

Tafsir Surah an-Nisa Ayat 4: Hukum dan Ketentuan Mahar dalam Pernikahan Tafsir Surah an-Nisa Ayat 4: Hukum dan Ketentuan Mahar dalam Pernikahan

Tafsir Surah an-Nisa Ayat 4: Hukum dan Ketentuan Mahar dalam Pernikahan

Keluarga

nasehat Ibnu Jauzi tentang cinta nasehat Ibnu Jauzi tentang cinta

Semangat Cinta Abadi dari “Symposium” Plato  

Diari

Jangan Terlewat! Pendaftaran ICROM 2024 Resmi Diperpanjang! Jangan Terlewat! Pendaftaran ICROM 2024 Resmi Diperpanjang!

Jangan Terlewat! Pendaftaran ICROM 2024 Resmi Diperpanjang!

Berita

Menelisik dan Menyikapi Pembubaran Jamaah Islamiyah

Berita

Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud

Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud

Kajian

Empat Hikmah Disyariatkannya Akikah Empat Hikmah Disyariatkannya Akikah

Aqiqah: Salah Satu Cara Islam Membawa Keadilan Untuk Perempuan

Kajian

Trending

Talak Menurut Hukum Islam atau Hukum Negara, Mana yang Berlaku??

Kajian

Baayun Maulud, Budaya Masyarakat Banjar saat Memperingati Hari Kelahiran Nabi

Kajian

Khalil Gibran dan Cintanya yang Abadi

Diari

pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar   pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar  

Perempuan dalam Perspektif Filsafat Islam

Kajian

suami suara tuhan suami suara tuhan

Pengertian Keluarga Sakinah dan Makna Perkawinan dalam Islam

Keluarga

Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud

Tiga Penafsiran Perempuan dalam Al-Qur’an Menurut Amina Wadud

Kajian

Cara Mengatasi Orang yang Nyinyir Menurut Imam Syafi’i

Muslimah Daily

Istri Menafkahi Suami, Dapatkah Pahala?

Muslimah Daily

Connect