Ikuti Kami

Kajian

Hukum Berdiri Ketika Mahallul Qiyam

kehidupan muhammad sebelum nabi
id.pinterest.com

BincangMuslimah.Com – Pada saat perayaan Maulid pada biasanya kebanyakan orang mengisi acara perayaan Maulid tersebut dengan pembacaan shalawat Barzanji atau yang masyhur kita sebut dengan pembacaan Mahallul Qiyam. Ketika Mahallul Qiyam atau pembacaan Barzanji dilantunkan, semua orang dianjurkan untuk berdiri untuk membaca shalawat tersebut secara bersama-sama.  Pertanyaannya adalah bagaimana hukum berdiri ketika pembacaan Shalawat Barzanji atau Mahallul Qiyam?

Perayaan Maulid di negara tercinta ini lazimnya diisi dengan pembacaan Rawi atau sejarah hidup baginda Nabi Muhammad Saw. Saat di tengah pembacaan Rawi ini pada bagian tertentu orang-orang mendadak berdiri dari duduk bersilanya. Mereka semua membaca shalawat secara bersama-sama. Hal ini merupakan cara bagaimana mereka memberikan tamsil kepada generasi umat Islam selanjutnya perihal penghormatan kepada Rasulullah Saw.

Secara dzahir memang belum dijumpai dalil baik dari Nash Al-Qur’an maupun Sunnah secara spesifik yang memerintahkan atau melarang kita untuk berdiri di tengah pembacaan Rawi. Hanya saja hal ini lebih didorong oleh rasa hormat dan takzim yang begitu besar dari umat Islam terhadap Rasulullah yang mereka cintai. Sedangkan berdiri yang dilakukan oleh orang-orang lebih karena akhlak mereka terhadap baginda Nabi Muhammad Saw.

Syaikh Abu Bakar bin Sayid Muhammad Syatha’ Ad-Dimyathi dalam kitabnya yaitu I‘anatut Thalibin mengatakan bahwa hukum berdiri ketika mahallul qiyam hukumnya adalah boleh. Sebagaimana berikut,

   فائدة) جرت العادة أن الناس إذا سمعوا ذكر وضعه صلى الله عليه وسلم يقومون تعظيما له صلى الله عليه وسلم وهذا القيام مستحسن لما فيه من تعظيم النبي صلى الله عليه وسلم ، وقد فعل ذلك كثير من علماء الامة الذين يقتدى بهم. قال الحلبي في السيرة فقد حكى بعضهم أن الامام السبكي اجتمع عنده كثير من علماء عصره فأنشد منشده قول الصرصري في مدحه صلى الله عليه وسلم: قليل لمدح المصطفى الخط بالذهب على ورق من خط أحسن من كتب وأن تنهض الاشراف عند سماعه قياما صفوفا أو جثيا على الركب فعند ذلك قام الامام السبكي وجميع من بالمجلس، فحصل أنس كبير في ذلك المجلس وعمل المولد. واجتماع الناس له كذلك مستحسن.

Baca Juga:  Memasuki Bulan Maulid, Habib Umar bin Hafidz Ijazahkan Shalawat Ini

Telah menjadi tradisi bahwa ketika mendengar kelahiran baginda Nabi Muhammad Saw. disebut-sebut, orang-orang akan berdiri sebagai bentuk penghormatan bagi Rasul akhir zaman. Berdiri seperti itu dilandaskan pada istihsan (anggapan baik) sebagai bentuk penghormatan bagi Rasulullah Saw. Hal ini dilakukan banyak ulama terkemuka panutan umat Islam. Al-Halabi dalam Sirahnya mengutip sejumlah ulama yang menceritakan bahwa ketika majelis Imam As-Subki dihadiri oleh para ulama pada zamannya, Imam As-Subki membaca syair pujian untuk Rasulullah Saw. dengan suara lantang,

“Sedikit pujian untuk Rasulullah Saw. oleh tinta emas # di atas mata uang dibanding goresan indah di buku-buku”

“Orang-orang mulia terkemuka bangkit saat mendengar namanya # berdiri berbaris atau bersimpuh di atas lutut”

Selepas membaca syair, Imam As-Subki berdiri yang kemudian diikuti oleh para ulama yang hadir. Kebahagiaan muncul di majelis tersebut dan Maulid Rasulullah Saw. diperingati di dalamnya. Pertemuan umat Islam demi kelahiran Rasulullah Saw. juga dilandaskan pada istihsan. (I‘anatut Thalibin, juz 3, hal. 414)

Berdasarkan redaksi di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa berdiri saat pembacaan Rawi berlangsung bukan dilatarbelakangi oleh sebuah perintah wajib di dalam Nash Al-Qur’an atau Sunnah. Aktivitas berdiri ketika Mahallul Qiyam lebih didorong oleh akhlak umat terhadap Nabinya.

Para Ahli Fikih berasumsi bahwa berdiri untuk menghormati Rasulullah Saw. ialah sesuatu yang baik (istihsan). Selagi fisik masih sehat wal afiat, maka hadirilah majelis-majelis yang memperingati hari kelahiran baginda Nabi Muhammad Saw. karena disitulah rahmat Allah ta’ala turun sehingga menambah pengalaman batin tidak sedikit orang yang hadir. Selain itu ada baiknya kita berdiri ketika Mahallul Qiyam atau pembacaan Shalawat Barzanji sebagai bentuk cinta dan takzim kita kepada sang baginda Nabi Saw.

Baca Juga:  Kehidupan Muhammad Sebelum Menjadi Nabi (2)

Semoga kita mendapat syafaat-Nya kelak di hari kiamat. Amin…

Rekomendasi

Empat Karakteristik Kebudayaan Islam yang Dibawa Rasulullah

Hukum Saweran Shalawat dalam Islam Hukum Saweran Shalawat dalam Islam

Hukum Saweran Shalawat dalam Islam, Bolehkah?

kisah yahudi maulid nabi kisah yahudi maulid nabi

Apakah Memperingati Maulid Nabi Berarti Menuju Kesesatan?

Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok

Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok

Ditulis oleh

Santri Tahfidz Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuwangi Jawa Timur

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect