Ikuti Kami

Kajian

Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 33; Domestikasi Perempuan, Syariat atau Belenggu Kultural?

Surat Al-Ahzab Ayat 33
Vector cartoon muslim khaliji mother, daughter in hijab cleaning kitchen together, doing household chores. Female arab women characters wiping floor, dust interior furniture, fridge, cooking stove

BincangMuslimah.Com – Zaman sekarang banyak ditemukan perempuan terlibat dalam berbagai sektor. Terbukanya lapangan kerja dan peluang yang besar kini tidak lagi ketat dengan kriteria gender. Menariknya, kesuksesan perempuan dalam menjalankan tugasnya tidak kalah dengan laki-laki. Tentu saja, ini menjadi bukti bahwa kesuksesan di ranah publik tidak terkait dengan kriteria gender.

Dalam perspektif Islam, citra dan jati diri memang harus dipertahankan, apalagi jika citra dan jati diri yang dimaksud adalah agama. Pesan Nabi untuk selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnahnya harus dipertahankan, dijaga, dan dibumikan. Namun sekali lagi, dalam kurun waktu yang relatif panjang, ternyata ada kegagalan membedakan dua hal yang sangat berbeda, dalil agama dan interpretasinya. Di sinilah kita perlu meninjau kembali doktrin teologis yang selama ini mendiskualifikasikan perempuan.

Adapun landasan normative tentang kewajiban perempuan yang tinggal di dalam rumah atau hanya berkiprah dalam urusan domestik terus merujuk pada ayat al Qur’an dalam surat al-Ahzab ayat 33 yang berbunyi:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS. al-Ahzab; 33)

Dalam beberapa kitab tafsir, model interpretasi ayat tersebut berbeda-beda. Yang mana perbedaan tersebut muncul karena perbedaan dalam membaca kata pertama dalam ayat tersebut. Namun secara garis besar ada tiga model yang sering dijadikan rujukan.

Baca Juga:  Apakah Shalat Sunnah Fajar Sama dengan Shalat Qabliyah Subuh?

Pertama, sebagian besar ahli tafsir membacanya dengan waqarna (qaf berbaris fathah). Cara bacaan ini melahirkan pengertian “hendaklah para perempuan berdiam di rumah”. Dalam ilmu balaghah , kita mengenal yang disebut khabariah bi makna insyiy, redaksi informatif yang menunjukkan makna instruktif. Boleh jadi, ini ikut andil dalam menegaskan bahwa perempuan wajib berdiam diri di rumah (domestikasi).

Kedua, sebagian lagi membaca kata pertama dalam ayat di atas dengan waqirna  (qaf berharakat kasrah).  Bacaan yang menggunakan harakat kasrah ini, dalam kitab al Mahasin at Ta’wil milik al Qasimiy memberikan pengertian bahwa hendaklah perempuan bersenang-senang di rumah. Pendapat yang kedua ini sedikit memberikan kesan yang ramah terhadap perempuan, meskipun hanya sedikit saja kelonggaran perempuan dari domestikasi.

Ketiga, bagian yang terakhir ini berpendapat bahwa dalil dalam surat al-Ahzab ayat 33 tersebut tidak menandakan perempuan tidak boleh keluar dari rumah, melainkan sebuah isyarat yang halus bahwa perempuan itu lebih berperan dalam urusan rumah tangga. Pendapat yang ketiga ini terlihat lebih realistis dalam memandang perempuan dan mengakui bahwa perempuan juga makhluk sosial yang juga memiliki kebutuhan yang sama dengan laki-laki.

Dalam al Asas fi at Tafsir karya Said Hawa mengungkapkan bahwa perempuan adalah makhluk Allah yang kadang untuk mengabdi kepada-Nya memang harus meninggalkan rumah. Karena itu, menurut pendapat golongan ketiga ini, surat al-Ahzab ayat 33 bukanlah sebuah perintah bagi perempuan untuk mutlak tinggal di rumah. Mereka memili hak untuk keluar dengan alasan-alasan tertentu.

Tiga model interpretasi di atas menujukkan betapa beragamnya tafsiran ayat yang membicarakan tentang domestikasi perempuan. Bahkan Aminah Wadud Muhsin mengemukakan interpretasi yang berbeda. Berdasarkan terjemahan dari Rereading The sacred Text frim a Woman’s Perspective, Aminah Wadud menafsirkan ayat surat al-Ahzab ayat 33 itu dengan menggabungkan antara perintah berdiam di rumah dan larangan untuk berpenamilan seperti orang jahiliyah.

Baca Juga:  Istri Menafkahi Suami, Dapatkah Pahala?

Karenanya, ia tidak menyetujui pendapat para ulama yang menganggap bahwa ayat ini berisi larangan perempuan keluar rumah dalam segala bentuknya. Menurutnya, yang terlarang dalam ayat ini hanya keluar rumah dengan tujuan memamerkan diri. Larangan tersebut tidak diarahkan kepada gender tertentu. Wallahu’alam.

Rekomendasi

Metode Nabi Muhammad Metode Nabi Muhammad

Tiga Langkah Membina Generasi Berkualitas bagi Perempuan Karir

perempuan tulang punggung keluarga perempuan tulang punggung keluarga

Dua Pahala yang Dijanjikan untuk Perempuan yang Jadi Tulang Punggung Keluarga

perempuan tulang rusuk laki-laki perempuan tulang rusuk laki-laki

Tafsir An-Nisa Ayat 1; Benarkah Perempuan Berasal dari Tulang Rusuk Laki-laki?

diperhatikan Memilih pasangan hidup diperhatikan Memilih pasangan hidup

Tafsir Al-Baqarah Ayat 221: Hal yang Harus Diperhatikan saat Memilih Pasangan Hidup

Ditulis oleh

Penulis adalah kandidat magister pengkajian Islam dalam bidang pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan aktif di Komunitas Jaringan Gusdurian Depok.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

isu perempuan najwa shihab isu perempuan najwa shihab

Kekerasan, Kesenjangan, dan Krisis Percaya Diri: Isu Penting Perempuan Menurut Najwa Shihab

Kajian

sikap rasulullah masyarakat adat sikap rasulullah masyarakat adat

Meneladani Sikap Rasulullah terhadap Masyarakat Adat

Khazanah

puasa wajib segera diganti puasa wajib segera diganti

Meninggalkan Puasa Wajib dengan Sengaja, Haruskah Segera Diganti?

Kajian

Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain

Keuntungan Menggunakan Pembalut Kain dan Pesan Menjaga Bumi dalam Islam

Muslimah Daily

doa terhindar dari keburukan doa terhindar dari keburukan

Doa Nabi Muhammad ketika Bangun Tengah Malam untuk Shalat

Ibadah

nama bayi sebelum syukuran nama bayi sebelum syukuran

Hukum Memberi Nama Bayi Sebelum Acara Syukuran

Ibadah

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Trending

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Fatimah az zahra rasulullah Fatimah az zahra rasulullah

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Teungku Fakinah Teungku Fakinah

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Kajian

Mahar Transaksi Jual Beli Mahar Transaksi Jual Beli

Tafsir Surat An-Nisa Ayat 4; Mahar Bukan Transaksi Jual Beli

Kajian

Definisi anak menurut hukum Definisi anak menurut hukum

Definisi Anak Menurut Hukum, Umur Berapa Seorang Anak Dianggap Dewasa?

Kajian

Hukum Sulam Alis dalam Islam

Muslimah Daily

Connect