BincangMuslimah.Com – Maryam binti Imran adalah wanita yang menghibahkan dirinya untuk beribadah kepada Allah. Sosok wanita mulia yang mendapatkan kehormatan ditiupkan ruh ke dalam rahimnya. Kemuliaan yang sekaligus ujian baginya. Mengandung bayi tanpa disentuh seorang laki-lakipun. Dialah wanita yang tegar menghadapi cercaan dan tuduhan kaumnya. Dialah wanita yang melahirkan tokoh besar Nabi Isa AS.
Dalam kitab Ijabat lil Asilah karya Khalid Khatib, beliau hidup di Baital Maqdis bersama anaknya. Kehidupannya jauh dari keramaian manusia, puasa di siang hari dan bangun di waktu malam. Maryam binti Imran memiliki banyak gelar yang disematkan padanya, diantaranya adalah Al A’dzra (perawan), at Thahirah (yang suci). al Qanitah (terus menerus ibadah), al Bathul (memutuskan diri selalu beribadah), al Shiddiqah (membernarkan kalimatullah), dan al Abidah (rajin melakukan ibadah).
Secara spesifik, Al Qur’an, hadis, dan beberapa keterangan ulama tafsir memang tidak menyebutkan ciri-ciri beliau, yang ditemukan hanyalah beberapa sifat yang melekat indah pada dirinya.
Maryam adalah anak yatim yang ditinggal ayahnya sejak dari kandungan. Ibunya, Hanna yang hidup dalam kesendirian tak pernah lengah berdoa, kehidupannya adalah pengabdian hanya untuk-Nya. Hingga akhirnya Maryam diserahkan dalam asuhan Zakariya. Kehidupan selanjutnya adalah Zakariya memberikan tempat khusus untuk Maryam, agar lebih terjaga dan fokus beribadah kepada Allah.
Hingga suatu hari Maryam pergi mengasingkan diri ke sebelah timur Baitul Maqdis. Kemudian Allah mengutus malaikat Jibril dengan menampakkan diri sebagai lelaki yang sempurna. Seketika itu Maryam terkejut, seraya berdoa kepada Allah:
إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَٰنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا
“Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”.
Doa tersebut diabadikan Allah dalam QS Maryam ayat 18. Namun akhirnya Maryam mengerti jika yang datang itu adalah utusan Allah dan memberi kabar gembira akan kehadiran anak laki-laki yang suci. Awalnya Maryam heran dan bertanya-tanya, namun setelah itu ia menerima titah tersebut dengan tabah.
Sejak kejadian itu Maryam mengasingkan diri lebih jauh lagi dari keramaian manusia. Hingga akhirnya Maryam melahirkan Isa dengan selamat, melalui perjuangan sangat luar biasa. Narasi indah Al Qur’an menceritakan peristiwa kelahiran Isa dalam QS Maryam ayat 21 hingga ayat 35. Lima belas ayat tersebut mengisahkan sosok Maryam saat mulai merasakan sakit akan melahirkan, hingga Isa yang masih bayi itu berbicara kepada kaumnya.
Kisah hidup Maryam sangat indah dan menginspirasi, dimana ia adalah sosok perempuan tangguh yang bisa menjaga kehormatan dan kesuciannya sepanjang hidup. Bahkan dalam riwayat Tirmidzi, diceritakan dari Anas bahwa Rasulullah menyebut Maryam binti Imran sebagai sebaik-baik perempuan. Tak heran Maryam adalah perempuan yang dipilih Allah untuk menjalankan amanat besar, Allah menyebutnya sebagai hamba yang taat. dalam QS Al Tahrim ayat 12 disebutkan :
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ
dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.
Al Qur’an dan hadis tidak menyebutkan secara pasti kapan Maryam wafat. Namun berdasarkan beberapa riwayat seperti dalam Kitab Tarikh Imam wa Mulk karangn atThabari, Kitab Al-Anbiya’ karangan Qadai, dan juga Kitab Bustan al-Jami’ karangan Imad al-Din al-Azfahani, Maryam wafat 20 tahun setelah kelahiran Nabi Isa dan diangkat Allah ke langit. Wallahu’alam.