Ikuti Kami

Muslimah Talk

Tidak Perlu Insecure Karena Merasa Tertinggal dengan Orang Lain

insecure merasa tertinggal orang

BincangMuslimah.Com – Setiap orang ingin melakukan hal terbaik dalam hidupnya. Begitu pula pada orang-orang terdekat seperti saudara, teman-teman hingga sahabat. Beberapa pencapaian  yang ingin diraih seperti lulus kuliah tepat waktu, memiliki segudang prestasi, pekerjaan layak dan sebagainya. Namun kadang kala melihat pencapaian sekitar membuat kita merasa insecure karena merasa tertinggal dengan orang lain.

Saat ini, sebagian orang yang kita kenal telah mencapai cita-cita mereka. Mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak dan lingkungan yang nyaman. Tidak sedikit juga para teman-teman di sekitar bisa meraih prestasi yang membanggakan. 

Atau, ada juga sahabat terdekat yang memutuskan untuk menikah dan kini berkeluarga. Melihat beberapa hal di atas, tentunya memupuk rasa semangat dan termotivasi.  Namun ada juga dari beberapa orang yang merasa tertinggal.

Merasa hidupnya tidak berkembang dan begitu-begitu saja. Pada akhirnya berujung dengan membanding-bandingkan diri yang tidak seperti orang lain. Merasa ‘kecil’ dan tidak membanggakan seperti orang lain. 

Banyak hal, sehingga terbangun rasa ‘insecure’ di dalam diri. Rasa insecure merupakan rasa takut, cemas, tidak mampu, tidak percaya diri, merasa terancam dan kurang mendapatkan dukungan sosial. 

Beberapa kasus di atas kerap menjadi faktor internalnya. Hal ini pun diperkuat dengan adanya standar di masyarakat kita soal standar pencapaian seseorang. Di Indonesia sendiri, masih banyak standar yang dibentuk sesuai dengan usia. 

Misalnya, usia 22 tahun seharusnya sudah lulus kuliah. Lalu tiga tahun kemudian, tepatnya di usia 25 tahun sudah harus menikah, mendapat pekerjaan, hidup mapan dan sebagainya. 

Jika tidak sesuai dengan standar tersebut, maka ia dianggap sebagai manusia yang tidak sukses. Lulus tidak tepat waktu dianggap tidak baik. Menikah menjelang usia 30 tahun tidak sesuai standar dan sebagainya. 

Baca Juga:  Perempuan Penyandang Disabilitas Mental menjadi Pengacara Hebat di Drama Extraordinary Attorney Woo

Padahal, setiap orang punya jalan hidup yang berbeda-beda. Begitu juga dengan standar sukses dan bahagia. Setiap orang punya definisi yang tidak sama. Tidak semua orang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh kebanyakan masyarakat kita. 

Selain itu, semua pilihan tentu ada konsekuensi yang harus kita terima. Misalnya ketika memilih untuk segera menikah dan berkeluarga. Ada tanggungjawab baru dan komitmen yang mesti ditegakkan. 

Di sisi lain, waktu untuk sendiri mungkin lebih terbatas karena kali ini setiap hal harus didiskusikan dulu bersama pasangan hidup. Apa lagi jika telah memiliki momongan. Orangtua harus memastikan anak mendapatkan hak-haknya, seperti kasih sayang dan pendidikan. 

Begitu juga ketika saat memilih karir sebagai fokus utama. Sebagian orang memutuskan untuk menunda pernikahan. Dan masih banyak lagi. Sehingga, perlu perencanaan yang matang saat mengambil keputusan. Tentunya keputusan yang diambil punya latar belakang yang kuat dan asal-asalan. 

Sudah saatnya berhenti merasa insecure dengan melihat kehidupan orang lain. Merasa tertinggal dan tidak sukses dengan standar yang dibuat orang lain. Mulailah fokus pada diri sendiri. Melihat potensi, kelebihan dan apa-apa yang bisa dikembangkan di dalam dirimu. 

Terkait hal ini, Islam melalui Al-Quran juga menjelaskan perihal untuk jangan membandingkan diri dengan kehidupan orang lain. Tercantum di dalam Q.S An-Nisa ayat 32. 

وَلَا تَتَمَنَّوْا۟ مَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بِهِۦ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبُوا۟ ۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيبٌ مِّمَّا ٱكْتَسَبْنَ ۚ وَسْـَٔلُوا۟ ٱللَّهَ مِن فَضْلِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمًا

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Baca Juga:  Belajar dari Film ‘Maid’; Mengenal Kekerasan Psikis dalam Rumah Tangga

Menurut Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah, adanya larangan untuk berandai-andai mendapatkan apa yang dimiliki orang lain secara berlebihan. 

Karena apa yang didapatkan dan tampak sesuai dengan usaha mereka. Kita tidak tahu upaya apa yang telah dilakukan oleh mereka sehingga bisa berada dalam situasi saat ini. Sebagai manusia, tugas kita adalah berupaya dan terus meminta pada Allah SWT. 

Lalu apa yang dilakukan ketika insecure melanda? Ada beberapa tips yang bisa dilakukan. Pertama, stop membandingkan diri sendiri dan fokus pada kelebihan yang dimiliki. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. 

Jangan fokus pada kekurangan yang dipunya. Sudah menikah, memiliki pekerjaan mapan menurut orang lain, belum tentu menjadi alat ukur kesuksesan diri. Lakukan self awarness. Lakukan refleksi diri, bagaimana mempersepsikan diri sendiri dan seterusnya. 

Kedua, pahami jika setiap individu memiliki perbedaan. Mereka memiliki keunikan masing-masing dan tidak ada yang serupa. Bahkan jika terlahir kembar sekali pun. Karenanya, kita tidak bisa membandingkan diri dengan orang lain. Membandingkan itu hanya pada sesuatu yang setara dan serupa. 

Ketiga, tidak perlu mengikuti standar kesuksesan yang dibentuk oleh lingkungan kita. Sekali lagi, kesuksesan dan kebahagiaan sifatnya subjektif, bukan objektif. Belum memiliki pasangan bukan berarti tidak bahagia dan sebagainya. 

Keempat, berikan apresiasi pada diri sendiri terhadap langkah baik yang diambil. Kita sering kali memuji orang-orang terdekat dan melakukan hal baik pada mereka. Tapi kenapa tidak melakukan pada diri sendiri? Cobalah untuk ‘lebih baik’ pada diri sendiri. Lalu lakukan hal yang menyenangkan untuk diri kita. Dan terakhir jangan sungkan untuk terus belajar pada sesuatu yang baik. Tingkatkan diri sesuai versi terbaikmu. 

Baca Juga:  Sayangi Dirimu dengan Kurangi Begadang

Karenanya, ingin menjadi lebih baik, merasa termotivasi dengan orang lain tentu saja boleh. Namun jangan malah merasa insecure dan membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Ingat, setiap orang punya standar kebahagiaan masing-masing. Setiap jalan yang dipilih pun punya tanggung jawab yang berbeda. 

Rekomendasi

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

anjuran healing dalam islam anjuran healing dalam islam

Anjuran Healing dalam Islam

islam melarang body shaming islam melarang body shaming

Islam Melarang Keras Perilaku Body Shaming

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

Dampak Moderasi Beragama terhadap Kebebasan Berpendapat di Indonesia Dampak Moderasi Beragama terhadap Kebebasan Berpendapat di Indonesia

Dampak Moderasi Beragama terhadap Kebebasan Berpendapat di Indonesia

Muslimah Talk

Hal-hal Yang Membatalkan Puasa; bukan Sekadar Makan dan Minum Hal-hal Yang Membatalkan Puasa; bukan Sekadar Makan dan Minum

Hal-hal Yang Membatalkan Puasa; bukan Sekadar Makan dan Minum

Kajian

Lagu Tanda - Yura: Spiritualitas Mendalam dan Relevansinya Dengan Al-Quran Lagu Tanda - Yura: Spiritualitas Mendalam dan Relevansinya Dengan Al-Quran

Lagu Tanda – Yura: Spiritualitas Mendalam dan Relevansinya Dengan Al-Quran

Muslimah Talk

Sinergi Ramadhan: Wahid Foundation dan Wellous Indonesia Sebarkan Cinta dan Kepedulian Sinergi Ramadhan: Wahid Foundation dan Wellous Indonesia Sebarkan Cinta dan Kepedulian

Sinergi Ramadan: Wahid Foundation dan Wellous Indonesia Sebarkan Cinta dan Kepedulian

Berita

Tingkatan Puasa Dalam Perspektif Imam Al-Ghazali Tingkatan Puasa Dalam Perspektif Imam Al-Ghazali

Tingkatan Puasa Dalam Perspektif Imam Al-Ghazali

Kajian

Hukum Memakai Lipstik Saat Puasa Hukum Memakai Lipstik Saat Puasa

Hukum Memakai Lipstik Saat Puasa

Kajian

LAZNAS Salam Setara Bersama Kitabisa Ajak Masyarakat Membangun Keluarga Sakinah dan Usaha yang Bernilai Ibadah lewat Talkshow A Path to Barakah LAZNAS Salam Setara Bersama Kitabisa Ajak Masyarakat Membangun Keluarga Sakinah dan Usaha yang Bernilai Ibadah lewat Talkshow A Path to Barakah

Talkshow A Path to Barakah: Perjalanan Menuju Kehidupan Keluarga Sakinah Bersama LAZNAS Salam Setara & Kitabisa

Berita

Bincang Ramadhan ; Empat Manfaat Puasa Perspektif Medis

Video

Trending

puasa istri dilarang suami puasa istri dilarang suami

Pentingnya Musyawarah Bagi Suami Istri sebelum Mengambil Keputusan

Diari

Mengenang Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Pendiri Nahdlatul Wathan

Kajian

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Patriarkis: Sebuah Upaya Pembiasan Tafsir

Kajian

perempuan dan hijab tafsir ummu salamah perempuan dan hijab tafsir ummu salamah

Mengenal Sosok Sufi Perempuan pada Masa Awal Islam

Muslimah Talk

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Husein Bertanya pada Ali Tentang Muhammad

Kajian

Mengapa Seorang Perempuan Harus Berdaya dalam Ekonomi?

Diari

Emma Poeradiredjo, Sosok Perempuan dalam Kongres Pemuda

Kajian

Connect