Ikuti Kami

Muslimah Talk

Serial Merajut Dendam: Pentingnya Mengenalkan Kesetaraan Sejak Kecil

Serial Merajut Dendan
Source: Vidio.com

BincangMuslimah.Com – Serial Merajut Dendam mengangkat kisah keluarga harmonis yang diterpa sebuah skandal perselingkuhan sang suami. Serial ini dibintangi oleh Laura Basuki sebagai Nina dan Oka Antara sebagai Rasya. Kehidupan yang awal mula harmonis, tiba-tiba diterpa oleh kasus perselingkuhan Rasya dengan wanita lain. 

Serial Merajut Dendam mengangkat juga isu feminisme yang banyak diperbincangkan. Di dalam serial tersebut ditunjukkan adegan yang sangat relevan dengan kehidupan nyata, yaitu bagaimana para anti feminis masih menganggap perempuan derajatnya berada di bawah laki-laki. Sebab ketimpangan derajat ini, perempuan tidak memiliki hak-hak yang sama dengan laki-laki. Istilah perempuan tidak layak untuk sekolah dan tidak boleh berpendapat adalah salah satu bukti yang dipertontonkan di depan mata.

Dalam sebuah adegan digambarkan Rasya melarang anak laki-lakinya berurusan dengan hal-hal yang berbau dapur. Selain itu diperlihatkan juga adegan guru menegur Nina lantaran anaknya itu mengatakan kalau teman-teman perempuannya seharusnya tidak perlu sekolah. 

Anak-anak adalah Peniru Terbaik

Anak-anak adalah manusia yang menjadi peniru terbaik dalam menyerap sesuatu yang ada di lingkungannya. Hal ini membuat para orang tua memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan, bimbingan dan contoh yang terbaik, termasuk dalam pendidikan kesetaraan gender. 

Persepsi seperti ini seharusnya diajarkan kepada anak-anak yang sedang dalam masa tumbuh dan berkembang. Kenapa harus dimulai anak-anak? Karena usia anak-anak atau usia dini adalah masa keemasan manusia dimana otak manusia bisa menangkap pelajaran dengan cepat baik dengan hanya mendengar ataupun melihat. 

Melihat fenomena seperti yang terjadi dalam serial Merajut Dendam, menjadi penting bagi orang tua untuk memberikan pelajaran dasar bagi anak-anak tentang kesetaraan gender agar mereka tidak saling membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan, tidak saling adu argumen tentang siapa yang paling kuat dan mulia di antara keduanya, atau hal lain yang dapat mendoktrin pemikiran anak-anak hingga ia dewasa.

Baca Juga:  Gayatri Chakravorty Spivak, Feminis dan Pembaharu India

Allah sendiri sebagai Zat yang Maha Pencipta, menciptakan manusia baik laki-laki maupun perempuan tanpa membeda-bedakan keduanya. Keduanya berada di posisi yang setara dalam pandangan Allah. Sedangkan yang membedakan antara laki-laki dan perempuan di mata Allah hanyalah ketakwaannya. Sebagaimana firman Allah di dalam Q.S. Al-Hujurat [49]: 13:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.” 

Di dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa perbedaan antar manusia terletak pada ketakwaan manusia kepada Allah Swt. Laki-laki maupun perempuan sejatinya memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti hak untuk sekolah, hak berpendapat, kewajiban beribadah, dan sebagainya selama syariat tidak mengkhususkan hak atau kewajiban itu kepada salah satu di antara keduanya. 

Cara Mengajarkan Kesetaraan Gender Sejak Kecil 

Untuk mengajarkan anak-anak tentang kesetaraan gender di usianya yang masih dini, dapat dilakukan orang tua dengan berbagai cara. Di antara cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, mengajarkan anak untuk saling tolong menolong dalam urusan rumah. Seperti anak laki-laki diajak untuk membereskan sisa makanan yang telah ia makan lalu anak perempuan membantunya untuk mencuci piring.

Kedua, mempersilakan baik anak laki-laki ataupun perempuan untuk membantu pekerjaan ibu dan ayahnya. Seperti membantu ibu membersihkan rumah dan membantu ayah membersihkan kendaraan.

Ketiga, mencontohkan kepada anak-anak untuk saling membantu pekerjaan satu sama lain. 

Baca Juga:  Pembelaan dan Kritik Khaled Abou El Fadl Terhadap Ketimpangan Gender di Era Kontemporer

Keempat, tidak membeda-bedakan apa yang boleh dimainkan oleh anak laki-laki maupun perempuan. 

Kelima, tidak membeda-bedakan pola asuh antara anak laki-laki maupun perempuan. Seperti anak laki-laki dituntut untuk mandiri dengan menyelesaikan masalahnya sendiri, sedangkan anak perempuan dimanjakan sehingga apapun masalahnya akan ada orang tua yang akan menjadi tameng untuk membela dan menyelesaikan masalahnya.

Demikianlah beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua dalam mengajarkan anak-anak tentang kesetaraan gender. 

Rekomendasi

rasuna said pahlawan kemerdekaan rasuna said pahlawan kemerdekaan

Rasuna Said: Pahlawan Kemerdekaan dari Kalangan Santri dan Pejuang Kesetaraan Perempuan Bersenjata Pena

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Makna Kesetaraan Gender dalam Islam

Empat Perspektif Kesetaraan Menurut Huzaemah T. Yanggo

Murtadha Muthahhari: Perempuan Butuh Kesetaraan, Bukan Keseragaman

Ditulis oleh

Alumnus Ponpes As'ad Jambi dan Mahad Ali Situbondo. Tertarik pada kajian perempuan dan keislaman.

Komentari

Komentari

Terbaru

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Berita

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muslimah Daily

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Muslimah Talk

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Muslimah Talk

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia? Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Muslimah Talk

tantangan menjalani i'tikaf ramadhan tantangan menjalani i'tikaf ramadhan

Amalan yang Dianjurkan Ulama Saleh di Bulan Maulid Nabi

Ibadah

Trending

Pencegahan Gangguan Menstruasi Pencegahan Gangguan Menstruasi

Bolehkah Perempuan Haid Ikut Menghadiri Acara Maulid Nabi?

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Connect