Ikuti Kami

Muslimah Talk

Serial Adolescence: Anak yang Selalu Berdiam Diri di Kamar Tidak Selalu Aman dari Pengaruh Buruk dan Kekerasan

Serial Adolescence: Anak yang Selalu Berdiam Diri di Kamar Tidak Selalu Aman dari Pengaruh Buruk dan Kekerasan
tvinsider.com

BincangMuslimah.Com – Seberapa dekat orang tua mengenal anak-anak mereka? Bagaimana jika anak yang kita besarkan, berada di bawah atap yang sama, dan selalu satu meja saat makan, tiba-tiba mendapat tuduhan menjadi tersangka pembunuhan? Eddie Miller mungkin merasakan situasi tidak, ayah dari dua orang anak yaitu Jamie Miller dan Lisa Miller.

Di suatu pagi yang hening, keluarga kecil mereka dikejutkan dengan kedatangan gerombolan polisi. Para polisi memaksa masuk ke dalam, membobol pintu, lalu menodongkan senjata ke setiap anggota keluarga.

Kepanikan pun tidak dapat terhindarkan. Istri Eddie, Manda berteriak histeris mempertanyakan apa yang sedang terjadi. Bukannya mendapat jawaban, para polisi terus masuk ke dalam rumah dan menaiki anak tangga. Membuka pintu pertama di lantai dua rumah tersebut. Polisi menemukan Lisa, anak perempuan Eddie yang memasang wajah terkejut dan takut.

Tidak mengambil tindakan apa-apa, polisi kembali mencari pencarian ke pintu kedua, kamar Jamie Miller. Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun tampak berwajah bingung dan ketakutan saat ditodong senjata oleh aparat. Saking takutnya, Jamie bahkan mengompol dan harus bersalin celana sebelum dibawa pergi, masuk ke dalam mobil polisi.

Eddie dan Manda tidak dapat menahan kepergian putra mereka yang dibawa pergi oleh polisi. Otak mereka juga belum bisa memproses betul ketika polisi mengatakan secara singkat alasan penangkapan Jamie. Ia mendapat tuduhan telah melakukan pembunuhan pada teman satu sekolah menggunakan pisau, lalu menusuknya beberapa kali.

Lantas benarkah Jamie, anak laki-laki berusia 13 tahun tersebut melakukan aksi pembunuhan yang keji?

 

Pengaruh Komunitas Online Berisi Ideologi Maskulin Toksik

Serial Adolescence yang tayang di Netflix pada 2025 bukanlah tontonan ringan. Serial ini merupakan drama psikologis yang secara berani dan jujur membedah luka-luka terdalam masa kanak-kanak dan remaja. Terutama yang tumbuh dalam lingkungan penuh kekerasan, pengabaian, dan tekanan sosial dari dunia digital yang tak ramah.

Baca Juga:  Aisyah Bintusy Syathi; Mufassir Perempuan dari Mesir

Disutradarai oleh Philip Barantini dan dibintangi oleh Owen Cooper serta Stephen Graham, serial ini dikemas dalam empat episode intens yang masing-masing diambil dengan teknik “one-shot”.

Cara pengambilan gambar ini membuat penonton seolah berada langsung di dalam adegan. Menyaksikan setiap detik emosional melalui sang tokoh utama, Jamie, bocah laki-laki berusia 13 tahun yang terlibat dalam kasus tragis: pembunuhan terhadap teman sekelasnya sendiri, Katie.

Serial ini menyadarkan masyarakat jika anak yang selalu di dalam kamar, aman dari pengaruh buruk dan tindak kekerasan. Perkembangan digitalisasi mengubah bentuk ‘godaan’ baru yang berisiko menjerumuskan generasi saat ini.

Selain itu, dalam film ini memperlihatkan bahwa lingkungan keluarga berkontribusi besar terhadap tumbuh kembang anak. Jamie digambarkan hidup dalam keluarga disfungsional, dengan ayah yang keras, penuh tekanan emosional, dan minim kehangatan.

Sementara ibunya nyaris tak terlihat dalam peran pengasuhan. Tidak ada ruang aman bagi Jamie untuk menjadi anak-anak. Ia hidup dalam ketakutan, kebingungan, dan rasa bersalah yang menumpuk sejak kecil.

Namun serial Adolescence tidak hanya menyalahkan keluarga. Serial ini juga mengangkat isu besar lain yang tak kalah menakutkan. Pengaruh komunitas online berisi ideologi maskulin toksik yang dikenal sebagai manosphere.

Jamie yang kesepian dan butuh identitas, menemukan pelarian dalam forum-forum daring yang mempromosikan kebencian terhadap perempuan, agresi, dan dominasi laki-laki. Dari sinilah bibit kekerasan dalam diri Jamie mulai tumbuh.

 

Anak yang Selalu Berdiam Diri di Kamar Tidak Selalu Aman dari Pengaruh Buruk Lingkungan dan Kekerasan

Isu ini sangat relevan di era digital saat ini, di mana anak-anak semakin banyak mengakses internet tanpa pendampingan orang tua. Tanpa pengawasan dan pendidikan digital yang memadai, mereka mudah terjerumus ke dalam komunitas yang menyesatkan.

Baca Juga:  Menilik Pengalaman Perempuan Pasca Melahirkan

Adolescence memperlihatkan bagaimana seorang anak polos dapat berubah menjadi individu yang penuh kemarahan hanya karena lingkungan digital yang salah dan tiadanya sistem perlindungan psikologis.

Jamie bukan sekadar karakter fiksi. Ia adalah representasi dari banyak anak-anak di dunia nyata yang tumbuh tanpa kasih sayang cukup, terjebak dalam kekerasan struktural, dan akhirnya melakukan tindakan yang bahkan tak mereka pahami sepenuhnya. Serial ini menjadi cermin bagi masyarakat modern tentang bagaimana kita, sebagai orang dewasa, kadang gagal menyediakan ruang aman dan sehat bagi anak-anak.

Di sisi lain ada perasaan iba dan simpati pada Jamie yang notabene adalah tersangka. Sejatinya Jamie adalah anak yang membutuhkan bimbingan dan perhatian dari kedua orang tua. Betapa figur orang tua sangat memengaruhi  tumbuh kembang anak, pembentukan karakter mereka, hingga keputusan yang mereka ambil.

Serial ini tidak menawarkan solusi instan atau akhir bahagia. Sebaliknya, serial Adolescence mengajak kita merenung. Ia bukan hanya drama kriminal, melainkan juga sebuah peringatan keras.

Jika kita terus mengabaikan kondisi emosional anak-anak, jika kita terus membiarkan mereka tumbuh di dunia digital tanpa bimbingan, maka tragedi seperti Jamie bisa saja menjadi kenyataan.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Momentum Hari Santri: Refleksi Kehadiran Santri di Ruang Publik Momentum Hari Santri: Refleksi Kehadiran Santri di Ruang Publik

Momentum Hari Santri: Refleksi Kehadiran Santri di Ruang Publik

Muslimah Talk

Cerita Seru Serba-Serbi Mondok: Selamat Hari Santri!!!

Diari

Parenting Islami : Ini Empat Cara Mendidik Anak yang Over Aktif

Keluarga

Kekuatan Batin Perempuan: Menguak Jalan Sunyi Dan Jembatan Keilahian Di Era Modern Kekuatan Batin Perempuan: Menguak Jalan Sunyi Dan Jembatan Keilahian Di Era Modern

Kekuatan Batin Perempuan: Menguak Jalan Sunyi Dan Jembatan Keilahian Di Era Modern

Muslimah Talk

Bullying Pada Anak Usia Sekolah: Antara Tanggung Jawab Moral dan Hukum Bullying Pada Anak Usia Sekolah: Antara Tanggung Jawab Moral dan Hukum

Bullying Pada Anak Usia Sekolah: Antara Tanggung Jawab Moral dan Hukum

Muslimah Talk

ratu bilqis ratu bilqis

Meneladani Kisah Ratu Bilqis Sebagai Sosok Perempuan Pemberani

Muslimah Talk

Oprah Winfrey: "Ratu Segala Media" yang Mendedikasikan Hidup untuk Kemanusiaan Oprah Winfrey: "Ratu Segala Media" yang Mendedikasikan Hidup untuk Kemanusiaan

Oprah Winfrey: “Ratu Segala Media” yang Mendedikasikan Hidup untuk Kemanusiaan

Muslimah Talk

Kata Nabi Tentang Seseorang yang Senang Membully Temannya

Kajian

Trending

Kata Nabi Tentang Seseorang yang Senang Membully Temannya

Kajian

ratu bilqis ratu bilqis

Meneladani Kisah Ratu Bilqis Sebagai Sosok Perempuan Pemberani

Muslimah Talk

Cerita Seru Serba-Serbi Mondok: Selamat Hari Santri!!!

Diari

Ruby Kholifah: Pejuang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Muslimah Talk

Parenting Islami : Ini Empat Cara Mendidik Anak yang Over Aktif

Keluarga

Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral? Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral?

Mengapa Suara Perempuan Baru Didengar Setelah Viral?

Muslimah Talk

Kekuatan Batin Perempuan: Menguak Jalan Sunyi Dan Jembatan Keilahian Di Era Modern Kekuatan Batin Perempuan: Menguak Jalan Sunyi Dan Jembatan Keilahian Di Era Modern

Perluasan Makna Aurat; Perspektif Al-Qur’an Surah Al-A’raf Ayat 26

Kajian

Refleksi Al-Qur’an Surah Yusuf Ayat 51: Pelajaran Penting Dari Kisah Pengakuan Zulaikha Refleksi Al-Qur’an Surah Yusuf Ayat 51: Pelajaran Penting Dari Kisah Pengakuan Zulaikha

Refleksi Al-Quran Surah An-Nisā’ ayat 34: Tentang Kepemimpinan Laki-Laki Atas Perempuan

Kajian

Connect