Ikuti Kami

Muslimah Talk

Nawal El Saadawi, Pejuang HAM-Feminis dari Negeri Seribu Menara

Nawal El Saadawi
Nawal El Saadawi

BincangMuslimah.Com – Nawal El Saadawi atau yang kerap dipanggil Nawal tentunya tidak asing bagi kalangan feminis dan masyarakat Mesir khususnya, karena Nawal berdarah asli Mesir. Saya sendiri mengenal Nawal melalui novelnya yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia, Perempuan di Titik Nol atau Al-Mar’ah înda Nuqtoh. 

Tentunya, pada dasarnya perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang sama, yaitu setiap manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Hak ini berlaku bagi siapa saja, laki-laki maupun perempuan yang bersifat universal, tidak dapat dibagi maupun diubah. Ketika perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang sama, sudah seharusnya perempuan dan laki-laki tidak dibedakan, seperti segi sosial misalnya. Akan tetapi, di tanah kelahirannya, Nawal tidak melihat hal tersebut, masyarakat di sekitarnya melihat perempuan bukan sebagai manusia utuh layaknya laki-laki. 

Dari dorongan tersebut, akhirnya menggerakkan hati Nawal untuk terus menyuarakan HAM bagi perempuan, bahkan di tulisannya Nawal dengan jelas dan berani untuk menceritakan kondisi yang terjadi saat itu, “Mereka bilang, ‘Kalian perempuan kejam dan bahaya.’ ‘Saya bicara kebenaran, dan kebenaran memang kejam dan berbahaya,’ sebuah penggalan kalimat yang ditulis di buku Perempuan di Titik Nol. 

Melalui karya-karyanya, Nawal memang terkenal sebagai pejuang hak-hak perempuan Mesir. Di antaranya yaitu memperjuangkan perempuan untuk disamakan dengan laki-laki dalam kelas sosial, artinya perempuan diperbolehkan mendapatkan pendidikan yang layak seperti laki-laki. Dari pendidikan yang layak ini, manusia mempunyai akal yang salim atau akal yang sempurna yang kemudian perempuan pantas untuk mendapatkan pengakuan di ranah umum, seperti di bidang politik dan kepemimpinan. 

Melalui buku Woman and Sex, sebagai seorang berlatar belakang sebagai dokter, Nawal menolak adanya sunat yang ditujukan kepada perempuan. Menurutnya, sunat perempuan adalah bentuk penindasan seksual terhadap wanita. Ketika perempuan di sunat, tentunya tidak mendapatkan manfaat layaknya laki-laki ketika disunat, karena ada beberapa hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut. Karena perempuan mempunyai jenis kelamin yang berbeda dengan laki-laki, tentunya menimbulkan kondisi yang berbahaya bagi perempuan itu sendiri. Bahkan, beberapa perempuan meninggal akibat sunat yang telah dijalani karena ada efek pendarahan yang berkepanjangan, infeksi saluran reproduksi, dan dampak lainnya. 

Baca Juga:  Sengkarut Seragam Sekolah dengan Identitas Keagamaan, Akankah Sekolah Berujung Jadi Ranah Intoleransi?

Akibat pemikiran yang beringas tersebut, Nawal dipecat dari direktur kesehatan masyarakat untuk pemerintah Mesir. Pemecetan tersebut dilandasi karena dirinya mencela sunat perempuan dan penindasan seksual terhadap perempuan. Kemudian, buku tersebut dilarang oleh Mesir hingga dua dekade. Akibat pandangan yang berbeda tersebut, tak sering Nawal dijadikan sebagai persekusi oknum dan ancaman pemerintah. Bahkan, penjara sudah menjadi tempat yang tidak asing bagi Nawal. 

Hal-hal semacam itu tentunya tidak menggetarkan keinginan dan kebenaran Nawal dalam menyuarakan hak-hak perempuan. Selain menuangkan dalam bentuk karya, Nawal juga merupakan pendiri sejumlah organisasi HAM, seperti Asosiasi Solidaritas Perempuan Arab dan Asosiasi Hak Manusia Arab. 

Semangat Nawal dalam memperjuangkan hak-hak perempuan bukan hanya melalui karya-karyanya yang dapat dibaca. Beberapa jalur juga ditempuh agar tetap bisa memperjuangkan hak-hak perempuan, seperti wawancara dengan media-media asing. 

Pada akhirnya, tepat 21 Maret 2021, Nawal menghembuskan nafas terakhirnya. Perjuangan Nawal El Saadawi tentunya tidak hanya angin lalu. Bukti tekad perjuangan Nawal terbalaskan dengan beberapa bukunya yang diterjemahkan ke 40 bahasa dunia, Indonesia salah satunya. Dedikasi Nawal dalam memperjuangkan hak perempuan Mesir akhirnya diakui oleh dunia, bukan hanya Mesir. 

 

Rekomendasi

muslimah posthuman Pascamanusia Pascaperempuan perspektif feminis muslimah posthuman Pascamanusia Pascaperempuan perspektif feminis

Menjadi Cyberfeminis dengan Memaksimalkan Media Sosial

Mary Wollstonecraft, Tokoh Feminis Pertama di Eropa Mary Wollstonecraft, Tokoh Feminis Pertama di Eropa

Mary Wollstonecraft, Tokoh Feminis Pertama di Eropa

Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik

Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Perempuan di Titik Nol; Firdaus dan Pengalaman Sosial Perempuan Arab

Ditulis oleh

Mahasiswi Universitas Al-Azhar, Kairo jurusan Akidah dan Filsafat.

Komentari

Komentari

Terbaru

Surah ar-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir Surah ar-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Surah al-Ra’du Ayat 28: Menjaga kesehatan Mental dengan Berzikir

Muslimah Daily

Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal

Dua Pendapat Imam As-Syafi’i Mengenai Air Musta’mal

Ibadah

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect