Ikuti Kami

Muslimah Talk

Maryam, Simbol Persaudaraan Kristen dan Muslim

Kesalehan dan Domestikasi Perempuan

BincangMuslimah.Com – Nama ini begitu melegenda sekaligus menjadi figur kuat dalam dua tradisi keagamaan besar dunia, Islam dan Kristen. Sayyidah Maryam, namanya disebut di mana-mana. Di gereja, masjid, petilasan sejarah, situs-situs keagamaan bahkan di ruang-ruang privat sekalipun yaitu rumah. Kehadiran Maryam tak pernah sirna.

Saya tak begitu tertarik memahami Maryam dari perspektif teologis semata, melainkan juga dari memori sebagian masyarakat Muslim pada umumnya yang berabad-abad turut merawat kenangan, kedekatan hidupnya dengan Sayyidah Maryam melewati ragam budaya dan tradisi.

Figur sentral inilah idealnya yang bisa dijadikan jembatan pemahaman dan dialog antar kedua agama besar dunia, alih alih melulu bersitegang berputar-putar dalam kerangka teologis yg seringnya memang cukup ‘menegangkan’.

Misalnya saja yang pernah terjadi di Mesir beberapa tahun lalu. Sayyidah Maryam mendadak menjadi simbol kekuatan dan persaudaraan bagi masyarakat Kristen Koptik dan Muslim. Dan kisah itu masih saja terdengar hingga saat ini.

Dalam salah satu headline berita kenamaan Mesir Al Ahram tahun 1968 diberitakan sebuah peristiwa munculnya sosok Sayyidah Maryam dalam bentuk cahaya yg sangat terang sekali di kawasan Shubro. Cahaya ini disaksikan oleh semua lapisan masyarakat Mesir, baik dari masyarakat Muslim maupun Kristen Koptik.

Ketika itu Mesir sedang mengalami pengalaman pahit dalam peperangan Six Days War dengan Israel. Kondisi yang menegangkan karena peperangan membuat masyarakat mengalami beban psikologis yg berat, terlebih hubungan dengan Kristen Coptic juga menjadi semakin renggang.

Kemunculan sosok bunda Maryam di atas sebuah gereja saat itu menjadi satu poin penting dalam rangka menjalin hubungan baik antar elemen masyarakat, khususnya Muslim dan Coptic saat itu. Figur bunda Maryam yang muncul dalam bentuk cahaya dipahami sebagai simbol persatuan dan perdamaian. Masyarakat Mesir menyebutnya dengan Maryam of Zaitunah.

Baca Juga:  Fenomena Beragamnya Rakaat Shalat Tarawih, dari Mana Dalilnya?

‘Maryam of Zaitunah’ kemudian menjadi simbol perdamaian dan tempat di mana cahaya itu muncul dijadikan pertemuan spiritual bagi masyarakat Muslim dan Kristen yg saat itu sangat membutuhkan ketenangan dan kerukunan.

Peperangan, konflik dan ketegangan membuat masyarakat mencari hal-hal ‘spiritual’ baru sebagai sumber kedamaian. Dan munculnya cahaya yg berbentuk Maryam membuat mereka dapat melupakan hari-hari yang penuh kekhawatiran.

Lain di Mesir, lain lagi di kawasan Persia, India dan sekitarnya pada abad 14-15 Masehi. Potret dan ilustrasi Sayyidah Maryam menjadi simbol penting bagi masyarakat Muslim saat itu sebagai wujud dari kecintaan mereka terhadap Maryam. Maryam menjadi sosok yang mengilhami perempuan Muslim untuk mampu berkata bahwa Allah tidaklah berjarak. Perempuan manapun bisa menjadi Maryam, dalam hal spiritualitas.

Saking agungnya, oleh beberapa masyarakat Muslim dulu, ilustrasi Maryam selalu ada dan dipajang di rumah rumah mereka. Sayyidah Maryam menjadi figur populer dalam karya seniman Muslim di beberapa, khususnya di Persia dan India.

Misalnya adalah ilustrasi berikut karya seniman Mughal. Sebuah ilustrasi Maryam diagung agungkan oleh salah satu Sultan Jahangir yang digambar khusus oleh seniman kerajaan atas permintaan Sultan Jahangir 1602-1627.

Jahangir dan Akbar merupakan dua emperor Mughal yang menaruh perhatian lebih kepada karya seni Eropa. Bahkan mereka mempunyai seniman dalam kerajaannya yg merupakan seorang Jesuit.

Dalam potret di mana Maryam (yg dilukis dengan sentuhan ilustrasi Eropa) berada di telapak tangan Jahangir menurut beberapa peneliti sangat bernuansa spiritual sekaligus politis.

Selain untuk mendapatkan legitimasi politis dari rakyat Mughal dengan mengusung figur Maryam ke dalam kerajaan, figur ini juga dipahami sebagai pemegang spiritual tinggi. Untuk itu diharapkan kerajaan selalu berada dalam lindungan, pengawasan dan spirit Maryam.

Baca Juga:  Skandal KPI, Bukti Nyata Pelecehan dan Bully Bisa di Mana Saja

Bahkan Ibu nya Jahangir, Hamida Banu, perempuan terkuat dalam sejarah Mughal setelah kematiannya disebut sebagai Maryam Makani, Maryamu az Zaman, atau Mary of the Age. Hal ini sekaligus menandakan kesucian perempuan dalam kerajaan yg diwakilkan oleh Ibunda Jahangir.

Maryam, selain sebagai simbol persaudaraan umat Kristen dan muslim, kisahnya juga seringkali dipakai untuk mengurai perjalanan spiritual seseorang. Dalam literatur sufisme, selain kisah-kisah nabi Yusuf, nabi Musa dengan Khidr, Ashabul Kahfi dan lain sebagainya, kisah perjalanan spiritualitas Maryam juga kerapkali dijadikan landasan pandangan sufisme.

Spiritualitas Maryam dan juga keagungannya turut dipotret dalam syair syair Rumi.

Tubuh ini ibarat Maryam

dan masing-masing mempunyai Isa di dalam diri

Apabila derita cinta datang maka Isa akan lahir”

Adalah petikan dari syair Jalaluddin Rumi ketika mengibaratkan tentang hubungan antara tubuh dengan ruh manusia. Tubuh ibarat Maryam, sedangkan ruh ibarat Isa.

Di dalam tubuh kita terdapat satu potensi Ilahiah, dan potensi itu terletak pada ruh manusia. Ruh inilah yang terhubung langsung dengan Ilahi. Namun selama ruh terpenjara oleh tubuh, maka potensi Ilahiah tak lagi dapat berfungsi.

Rumi menjelaskan lebih lanjut lagi dengan perspektif cinta, maka saat derita cinta datang, seketika itu juga Isa akan lahir yang diibaratkan dengan kelahiran kembali ruh manusia.

Wallahu a’lam

*Selama Ramadhan ini Bincang Syariah & Bincang Muslimah akan menghadirkan kolom artikel dari para tokoh tanah air. 

Rekomendasi

Kesalehan dan Domestikasi Perempuan Kesalehan dan Domestikasi Perempuan

Halal Lifestyle; Tawaran Gaya Hidup untuk Muslim Perkotaan

Kesalehan dan Domestikasi Perempuan Kesalehan dan Domestikasi Perempuan

Kesalehan dan Domestikasi Perempuan

Zakat Fitrah Menggunakan Uang Zakat Fitrah Menggunakan Uang

Zakat Fitrah Menggunakan Uang dan Tata Caranya

istri sungkem suami raya istri sungkem suami raya

Haruskah Istri Sungkem ke Suami Saat Hari Raya?

Ditulis oleh

Alumni Universitas Al-Azhar Kairo-Mesir, CRCS Universitas Gadjah Mada dan Jurusan Deutsch Courses di VHS Berlin. Founder neswa.id.

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect