Ikuti Kami

Muslimah Talk

Janda dan Stigma Negatif yang Melekat

janda stigma negatif melekat
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Berawal dari salah satu poster yang dikirim oleh salah satu anggota grup WhatsApp, poster tersebut bertuliskan “Lawan Covid-19 Dengan Janda”  dengan menampilkan foto seorang perempuan cantik. Poster tersebut di-share untuk  menjadi guyonan bapak-bapak yang saya rasa sangat tidak pantas untuk dijadikan bahan hiburan dengan alasan apapun. Hal seperti itu membuat saya kesal karena substansi dari poster tersebut yaitu menjaga jarak, mencuci tangan, menggunakan masker dan lain sebagainya yang merupakan ajakan untuk melawan Covid-19 tetapi isinya gambar seorang perempuan cantik dan menggunakan diksi Janda. Selain itu, kejadian ini semakin membuktikan bahwa janda memiliki stigma yang negatif di masyarakat. 

Isi dan substansi tidak nyambung sama sekali. Kenapa harus janda dan kenapa menggunakan perempuan sebagai bahan guyonan.  Saya sangat sering mendengar dan melihat kata “Janda” sebagai bahan olokan dan ejekan semata. Stigma-stigma negatif seperti perempuan penggoda, perempuan nakal atau perempuan yang tidak nurut kepada suaminya selalu melekat pada diri seorang janda  

Perempuan memang kerap kali sering menjadi korban objektifikasi. Selain poster tersebut sebenarnya masih banyak meme atau poster ejekan yang menggunakan diksi janda dengan perempuan sebagai objek. Stigma negatif dan olok-olok terhadap janda tidak hanya terjadi di media-media online tetapi di berbagai obrolan santai di warung, pasar, maupun sekolah yang sebenarnya merupakan obrolan yang tentunya tidak asik sama sekali. 

Sebagai orang yang tumbuh besar di pedesaan yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Saya merasa kasus perceraian dan perselingkuhan tidak hanya terjadi di kota-kota besar tetapi juga banyak terjadi di desa. Ketika ada kasus perceraian seringkali perempuan menjadi korban bullying oleh para tetangga, ia dianggap tidak pandai mengurus suami atau sering juga dianggap terlalu centil kepada lelaki lain. Ketika sudah menjadi janda pun, perempuan masih menjadi bahan omongan tetangga dengan mencurigainya sebagai perempuan simpanan. 

Baca Juga:  Legenda “Cinderella”, Bentuk Domestikasi Perempuan

Hal yang lebih menyedihkan bahwa janda juga sering diberi label sebagai perusak hubungan orang dan penyebab perselingkuhan. Apalagi sebutan pelakor atau perebut laki orang yang sedang trend di masyarakat semakin memojokkan perempuan terutama jika ia seorang janda. Padahal kita sebagai manusia biasa rasanya jahat sekali untuk enteng menjudge orang lain seperti itu. 

Menjadi perempuan terkadang dihadapkan pada suatu kondisi yang dilematis. Banyak perempuan yang memilih bertahan dengan perkawinannya meskipun ia korban KDRT karena malu dan takut menyandang sebagai janda. Dan tidak sedikit perempuan yang memilih bercerai karena menjadi korban KDRT, tetapi tetap disalahkan hanya karena tidak bisa mempertahankan perkawinan. Orang-orang yang memberi stigma negatif dan melabeli janda dengan segala hal-hal yang menyakitkan harusnya merasa berdosa karena orang tersebut turut melanggengkan kekerasan terhadap perempuan. 

Menurut Catatan Tahunan (Catahu) Komnas Perempuan yang diterbitkan pada 5 Maret 2021. Sepanjang tahun 2020 jumlah kekerasan terhadap perempuan sebesar 299.911 kasus. Layanan lembaga mitra Komnas Perempuan menangani 8.234 kasus dan mencatat jenis kekerasan terhadap perempuan.

Kekerasan di Ranah Personal atau  KDRT merupakan salah satu kasus yang paling menonjol dengan jumlah kasus sebanyak  6.480 kasus.  Diantaranya terdapat Kekerasan Terhadap Istri menempati peringkat pertama 3.221 kasus.  Bentuk kekerasan yang terjadi di Ranah Personal yaitu kekerasan fisik, seksual, psikis , dan ekonomi. Menurut Komnas Perempuan, pola kekerasan terhadap perempuan di Ranah personal masih sama dari tahun-tahun sebelumnya. 

Makna kata “Janda” sendiri  menurut KBBI yaitu perempuan yang tidak bersuami lagi karena bercerai atau karena ditinggal mati suaminya. Jika kita renungkan, seorang janda adalah seorang perempuan seutuhnya. Bisa kita lihat di sekeliling kita banyak sekali perempuan yang menjadi orang tua tunggal bagi anak-anaknya, ia mencari nafkah dengan bekerja keras, mendidik, memberikan kasih sayang yang utuh kepada anak-anaknya tanpa rasa malu dan lelah sedikitpun. Menjadi perempuan kepala keluarga bukan tugas yang ringan tetapi sangat berat sekali. karena hal itu, bagi saya seorang janda merupakan perempuan yang mulia dan sangat tangguh.

Baca Juga:  Meluruskan Pandangan Negatif terhadap Janda

Saya teringat tentang pengalaman perempuan yang ditulis oleh Ibu Nur Rofiah dalam buku “Nalar Kritis Muslimah Refleksi atas Keperempuanan, Kemanusiaan, dan Keislaman”. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa perempuan mengalami dua pengalaman yaitu pengalaman biologis dan pengalaman sosial. Pengalaman sosial yang dialami perempuan disebabkan karena adanya sistem patriarki. Pengalaman sosial tersebut ada lima macam yaitu stigmatisasi, marginalisasi, subordinasi, kekerasan dan beban ganda. 

Kelima pengalaman tersebut tentu sangat dialami oleh banyak perempuan. Stigmatisasi pada seorang janda merupakan tindakan yang merugikan dan menimbulkan ketidakadilan gender. Seorang janda yang mana ia juga seorang perempuan berhak hidup dengan nyaman dan aman tanpa harus dilabeli stigma-stigma negatif yang sangat menyakitkan bagi perempuan. 

Setiap perempuan yang hidup atas pilihannya sendiri adalah perempuan yang ingin merdeka atas dirinya sendiri. Hal tersebut sesuai dengan prinsip tauhid dalam Islam bahwa tubuh perempuan, sebagaimana tubuh laki-laki adalah mutlak milik Allah Swt. Ibu Nur Rofiah menjelaskan, setiap manusia laki-laki dan perempuan sebagai sesama hamba Allah hanya boleh tunduk secara mutlak kepada Allah Swt.

Stigma negatif, ejekan, dan mitos seperti warna ungu sebagai warna janda adalah hal-hal  yang harus dimusnahkan. Menurut Ibu Nur Rofiah masih dalam buku yang sama “Nalar Kritis Muslimah Refleksi atas Keperempuanan, Kemanusiaan, dan Keislaman” laki-laki dan perempuan sama-sama menjadi khalifah fil ardh yang mana keduanya mengemban amanah dari Allah untuk menebarkan kemaslahatan seluas-luasnya di muka bumi.  Pada akhirnya, kita semua harus sadar bahwa hidup menjadi manusia mempunyai tujuan yang sangat mulia yaitu  menciptakan kehidupan yang adil dan membawa kemaslahatan bagi sesamanya.  

Rekomendasi

menghilangkan Stigma Negatif Janda menghilangkan Stigma Negatif Janda

Pentingnya Menghilangkan Stigma Negatif terhadap Janda

khaulah mengkritik dominasi lelaki khaulah mengkritik dominasi lelaki

Meluruskan Pandangan Negatif terhadap Janda

diamnya gadis dilamar setuju diamnya gadis dilamar setuju

Apakah Diamnya Seorang Gadis Saat Dilamar Berarti Setuju?

khaulah mengkritik dominasi lelaki khaulah mengkritik dominasi lelaki

Hari Janda Internasional; Perintah Rasulullah Menyayangi Para Janda

Ditulis oleh

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Mapan Dulu, Baru Nikah! Mapan Dulu, Baru Nikah!

Mapan Dulu, Baru Nikah!

Keluarga

Melatih Kemandirian Anak Melatih Kemandirian Anak

Parenting Islami ; Bagaimana Cara Mendidik Anak Untuk Perempuan Karir?

Keluarga

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Pondok Pesantren Sunan Pandanaran

Tiga Tradisi Bersalawat yang Rutin Diadakan di Pesantren Sunan Pandanaran

Muslimah Daily

Connect