Ikuti Kami

Muslimah Talk

Ibu Rumah Tangga dengan Ibu Pekerja, Mana yang Lebih Mulia?

rumah tangga ibu pekerja

BincangMuslimah.Com – Sama seperti ayah, ibu punya peran yang cukup besar di dalam keluarga. Tanpa ada salah satu dari keduanya, maka keseimbangan dalam keluarga sulit diwujudkan.

Karena pada dasarnya di dalam keluarga ada tanggung jawab yang harus diemban. Dan dalam pelaksanaannya, perlu ada pembagian peran. Dahulu peran ibu sebagian besar mengurus pekerjaan domestik.

Seperti memastikan memastikan semua anggota keluarga mendapatkan makanan yang baik dan bergizi. Lalu mengurus dan mengasuh anak, hingga menjaga agar lingkungan rumah selalu bersih dan masih banyak lagi.

Saat ini, perempuan yang menjadi ibu bisa membuat pilihan lain yaitu menjadi ibu pekerja. Sembari mengurus anak, ibu juga bisa mencari nafkah membantu ayah. Biasanya hal ini dilakukan untuk membantu keuangan keluarga.

Atau, di dalam keluarga, memang ibu yang mempunyai kemampuan untuk bekerja sehingga ayah yang berada di rumah. Beberapa keluarga melakukan ini dan sebelumnya sempat melalui pembicaraan yang disepakati antara ibu dan ayah.

Namun antara ibu rumah tangga dengan ibu pekerja sempat saling diperdebatkan di tengah masyarakat. Posisi mana yang lebih baik? Sebagian dari kita berpandangan jika peran ibu rumah tangga lebih mulia.

Karena ibu selalu berada di rumah. Seluruh waktunya tercurah untuk keluarga. Ibu rumah tangga selalu siap siaga berada di sisi anak-anaknya hingga 24 jam dalam sehari.

Tidak selalu di rumah karena bekerja membuat ibu pekerja dianggap tidak begitu mulia dengan ibu rumah tangga. Waktu bersama anak terbagi dan kadang ketinggalan beberapa momen perkembangan anak. Selain itu ibu pekerja bisa terlepas dari aktivitas domestik.

Sebaliknya, ada yang berpikiran jika menjadi ibu pekerja lebih unggul. Bisa membantu keuangan keluarga. Bisa mengeksplorasi hal-hal baru serta dapat meningkatkan kemampuan dasar.

Baca Juga:  Kariman Hamzah dan Penafsiran Ayat-ayat Perempuan

Ibu pekerja dianggap lebih unggul karena bisa mandiri secara finansial. Selain itu dianggap lebih baik karena dapat menempa wawasan di luar. Begitu juga dengan kemampuan dasar yang bisa dikembangkan sembari bekerja.

Padahal, kedua peran ini sama-sama penting. Antara ibu rumah tangga dengan ibu pekerja keduanya memiliki nilai yang sama-sama mulia. Selain itu dari sisi ibu pekerja dan ibu rumah tangga juga ada yang dikorbankan.

Misalnya, ibu pekerja harus menahan rindu jauh atau membatasi waktu bersama keluarga. Banyak momen-momen indah yang terlewatkan bersama anak dan pasangan. Sedangkan dari sisi ibu rumah tangga, ada punya pengorbanan pada pilihan hidup yang diambil.

Sehingga tidak ada yang lebih baik di antara keduanya. Seorang perempuan yang memilih jalannya sebagai ibu berada di posisi terbaik dalam Islam. Hal ini pun dicantumkan di dalam hadis, dimana Rasulullah menyebut tiga kali posisi ibu paling mulia.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِيْ قَالَ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أُمُّكَ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ أَبُوْكَ. رواه البخاري ومسلم.

Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, “Ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw., lalu ia bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Beliau menjawab, “Ibumu.” “Lalu siapa lagi?” “Ibumu” “Siapa lagi?” “Ibumu” “Siapa lagi” “Bapakmu.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

Imam Ibnu Hajar Al-Asqani dalam kitabnya Fathul Bari mengambil pendapat Ibnu Battal tentang hadis ini. Disebutkan bahwa kenapa Rasulullah menyebut posisi ibu sebanyak tiga kali dikarenakan ia mengandung, melahirkan dan menyusui anak.

Baca Juga:  Buat Konten Edukasi, Host Kinderflix Malah Dapat Komentar Pelecehan Seksual

Di sisi lain ibu pekerja juga memiliki tempat yang istimewa.

عن رائطة امرأة عبد الله بن مسعودرضي الله عنهما, اتت الى النبي صلى الله عليه و سلم, فقالت

إِنِّي امْرَأَةٌ ذَاتُ صَنْعَةٍ , أَبِيعُ مِنْهَا , وَلَيْسَ لِوَلَدِي وَلَا لِزَوْجِي شَيْءٌ. وسألته عن النفقة عليهم, فقال: لك في ذالك اجر ماانفقت عليه

“Diriwayatkan dari Raithah bin Abdullah, istri Abdullah bin Mas’ud. Ia pernah mendatangi Nabi Muhammad Saw dan bertutur “Wahai Rasulullah, aku perempuan pekerja. Lalu aku menjual hasil pekerjaanku. Aku melakukan ini semua karena aku, suamiku, maupun anakku tidak memiliki harta apa pun”. Kamu memperoleh pahala dari apa yang kamu nafkahkan kepada mereka, jawab Nabi Muhammad Saw.

(Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dalam Thabaqat-nya, Juz 1 hlm 290 no hadits 4239).

Menurut Faqihuddin Abdul Kodir di dalam bukunya yang berjudul 60 Hadis Shahih menjelaskan riwayat hadis di atas. Dimana seorang istri dari kalangan sahabat yaitu Raithah bin Abdulllah bercerita tentang dirinya yang mencari nafkah.

Upaya ini dilakukan untuk membantu menafkahi keluarga. Bukan memberikan larangan, nabi Muhammad SAW justru memberkati Raithah. Di sisi lain disebutkan jika perempuan yang bekerja dan mencari nafkah akan diberi pahala. Sebagaimana yang dilakukan oleh laki-laki.

Oleh karena itu dapat disimpulkan jika ibu rumah tangga dengan ibu pekerja, keduanya sama-sama memiliki kedudukan istimewa. Keduanya juga berusaha memberikan hal terbaik pada keluarga, tentunya dengan cara yang mereka bisa lakukan.

Menjadi ibu rumah tangga atau ibu pekerja merupakan pilihan yang dipilih sesuai alasan masing-masing. Setiap keluarga tentu punya aturan dan prinsip yang berbeda. Mewujudkan hubungan kesalingan menjadi salah satu cara menjaga keharmonisan di dalam keluarga.

Rekomendasi

Perempuan Bekerja saat Iddah Perempuan Bekerja saat Iddah

Bolehkah Perempuan Bekerja saat Masa Iddah?

butet manurung model barbie butet manurung model barbie

Butet Manurung, Dari Sokola Rimba Hingga Global Role Model Barbie

Peran Perempuan di Masa Depan dalam The Silent Sea Peran Perempuan di Masa Depan dalam The Silent Sea

Peran Perempuan di Masa Depan dalam The Silent Sea

Sayyidah Aisyah Sayyidah Aisyah

Belajar dari Fitnah yang Menimpa Sayyidah Aisyah  

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

1 Komentar

1 Comment

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect