Ikuti Kami

Subscribe

Muslimah Talk

Guru Pesantren yang Perkosa 12 Santri: Bentuk Zalim dari Relasi Kuasa

gkepala sekolah kekerasan seksual
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Belum usai kasus NWR di Mojokerto, baru-baru ini kasus kekerasan perempuan dan anak kembali muncul. Ramai di jagat maya seorang guru di sebuah pesantren melakukan kekerasan seksual dengan perkosa 12 santri yang diasuhnya.

Miris, semua korban merupakan anak-anak di bawah umur dengan rentang usia 13-16 tahun. Pelaku bernama Herry Wirawan yang merupakan pemilik dan pengasuh dari rumah tahfiz Al-Ikhlas di Bandung.

Di sisi lain, ternyata ia juga pengurus sekolah Madani Boarding School dan merupakan Ketua Pondok Pesantren Bandung. Korban diperkosa selama rentang 2016-2021. Yang bikin menyayat hati adalah delapan korban tersebut hamil.

Biadabnya lagi, anak-anak yang lahir dari tindak perkosaan itu dieksploitasi oleh pelaku untuk mencari sumbangan operasional pesantren. Kasus ini nyatanya terkuak pada 7 Mei 2021 lalu.

Kedok guru pesantren tersebut terbongkar ketika satu korban yang tengah pulang kampung. Dirinya dipergoki oleh tetangga saat membeli tes kehamilan. Pada akhirnya korban pun menceritakan kornologi dan mendorong keluarga untuk melaporkan ke polisi.

Kasus ini diketahui publik baru-baru ini pada sidang di pengadilan negeri yang kesekian kali. Dilakukan pada 7 Desember 2021. Herry sendiri diketahui telah mendekam di Rutan Kebon Waru, Bandung sejak 1 Juni.

Herry diancam melanggar pasal 81 ayat 1 dan 3 UU Perlindungan Anak dan terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Pemberitaan ini tentunya menjadi catatan hitam bagi perempuan dan anak di tanah air. Dimana pelaku merupakan sosok yang tidak disangka-sangka. Terkenal memahami agama dan mengayomi.

Tidak sedikit tentunya masyarakat yang mengutuk kejadian ini. Pesantren yang seharusnya menjadi tempat belajar dan menghafal kitab suci, malah dijadikan sarang kekerasan seksual pada anak.

Di sisi lain, sampai saat ini pesantren memang menjadi tempat yang jarang disorot dalam kasus kekerasan perempuan. Padahal jika merujuk pada data 2015-2019, Komnas Perempuan, pesantren menjadi tempat kedua kasus kekerasan perempuan setelah universitas.

Tentunya hal ini menjadi sebuah keheranan bagi kita bersama. Pesantren yang seharusnya menjadi lembaga dan tempat aman malah jadi sarang penyamun penjahat perempuan.

Dalam beberapa kasus pemerkosaan, korban nyatanya tidak hanya dipandang dari segi pakaian saja. Peristiwa ini tentu membantah semua tuduhan masyarakat yang mengatakan korban perkosaan diakibatkan karena dirinya sendiri.

Masyarakat kerap menuding korban perkosaan lah yang memancing pelaku untuk melakukan hal itu. Lantas bagaimana dengan anak-anak yang berada di pesantren ini? Dalam kesehariannya menutup aurat dan bahkan terbilang masih anak-anak. Apa yang dipikirkannya selain belajar Al-Quran dan mengabdi?

Komnas Perempuan sendiri telah mencatat jika pelaku kekerasan perempuan bisa berasal dari mana saja. Pejabat, tokoh masyarakat hingga pemuka agama seperti kasus di atas.  Maka dapat disimpulkan jika apa yang terjadi karena adanya ketimpangan relasi kuasa.

Guru pesantren punya otoritas di dalam pesantren yang membuat dirinya mampu untuk dipatuhi dan dan ditaati. Di sisi lain, ada sistim patriarki yang mengakar di dalam sosial dan budaya kita.

Di mana laki-laki mempunyai peranan penting sebagai pemimpin. Lebih pintar, cerdas dan pemangku kebijakan di ranahnya. Secara otomatis pandangan patriarki ini menganggap laki-laki lah yang lebih superioritas.

Ketimpangan relasi kuasa ini diperparah dengan adanya faktor ekonomi. Santri yang menjadi korban diming-imingi akan dibiayai sekolahnya secara gratis. Menjamin kesejahteraan kehidupan dan akan bertanggungjawab. Sungguh paradoks. Mengingat perbuatannya merupakan suatu tindakan yang tidak bertanggungjawab.

Kekerasan Perempuan adalah Perilaku Zalim

Beberapa Al-Quran ditafsirkan oleh kalangan konservatif dan klasik. Sehingga memandang pihak perempuan sebagai golongan kedua setelah laki-laki. Namun dalam buku K.H Husein Muhammad berjudul Islam Agama yang Ramah Perempuan, nyatanya tidak lah demikian.

Islam, jika merunut pada al-Quran dan hadits menegaskan kesetaraan menjadi peran dasar antar interaksi sosial manusia. Banyak ayat menguatkan argumen ini. satu di antaranya adalah QS al-Hujarat ayat 13:

 

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”

K.H Husein Muhammad mengatakan jika merunut pada ayat di atas, tidak ada yang lebih unggul satu dengan lainnya. Satu-satunya yang membuat seseorang lebih di atas adalah ketakwaan dan ketaatan pada Allah SWT.

Kehadiran Islam seperti yang diketahui bersama adalah menghapus kezaliman di muka bumi. Memberikan kedamaian dan ketentraman. Membebaskan manusia dari segala penindasan dan cengkraman ketidakadilan.

Kekerasan perempuan bahkan yang berorientasi pada kekerasan seksual adalah bentuk kezaliman yang ingin dihapuskan Islam. Di sisi lain pemaksaan untuk diekploitasi secara seksual bahkan diharamkan. Halini tertuang secara eksplisit di dalam Q.S Nuur ayat 33.

ٖ ۗوَالَّذِيْنَ يَبْتَغُوْنَ الْكِتٰبَ مِمَّا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ فَكَاتِبُوْهُمْ اِنْ عَلِمْتُمْ فِيْهِمْ خَيْرًا وَّاٰتُوْهُمْ مِّنْ مَّالِ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اٰتٰىكُمْ ۗوَلَا تُكْرِهُوْا فَتَيٰتِكُمْ عَلَى الْبِغَاۤءِ اِنْ اَرَدْنَ تَحَصُّنًا لِّتَبْتَغُوْا عَرَضَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَمَنْ يُّكْرِهْهُّنَّ فَاِنَّ اللّٰهَ مِنْۢ بَعْدِ اِكْرَاهِهِنَّ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 33.

“Dan jika hamba sahaya yang kamu miliki menginginkan perjanjian (kebebasan), hendaklah kamu buat perjanjian kepada mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa hamba sahaya perempuanmu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri menginginkan kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan kehidupan duniawi. Barangsiapa memaksa mereka, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (kepada mereka) setelah mereka dipaksa.”

Rekomendasi

rasulullah tidak kekerasan perempuan rasulullah tidak kekerasan perempuan

Rasulullah Tidak Pernah Lakukan Kekerasan pada Perempuan

Kasus Kekerasan Seksual Diusut Kasus Kekerasan Seksual Diusut

Kasus Kekerasan Seksual Harus Diusut Tuntas dalam Ranah Hukum

cara berpakaian kekerasan seksual cara berpakaian kekerasan seksual

Benarkah Cara Berpakaian Seseorang Menjadi Faktor Adanya Kekerasan Seksual?

korban pemerkosaan yang hamil korban pemerkosaan yang hamil

Mengusir Korban Pemerkosaan yang Hamil adalah Tindakan Keliru

Aisyah Nursyamsi
Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

konteks tentang sifat allah konteks tentang sifat allah

Larangan Mengabaikan Konteks dari Teks tentang Sifat Allah

Kajian

Dampak Ghibah Saat Puasa Dampak Ghibah Saat Puasa

Ngaji Hadis: Dampak Ghibah Saat Puasa

Kajian

pahala puasa tetap sempurna pahala puasa tetap sempurna

Agar Pahala Puasa Tetap Sempurna

Kajian

Lima Kesalahan Orang Berpuasa Lima Kesalahan Orang Berpuasa

Lima Kesalahan Orang Berpuasa

Kajian

hikmah perintah puasa islam hikmah perintah puasa islam

Lima Dosa Besar yang Harus Dijauhi di Bulan Ramadhan

Kajian

Akhlak Nabi: Amanah termasuk dengan Non-Muslim

Khazanah

sunnah berbuka makanan manis sunnah berbuka makanan manis

Apakah Sunnah Berbuka dengan Makanan Manis?

Kajian

berbuka puasa shalat dahulu berbuka puasa shalat dahulu

Lebih Baik Mana, Berbuka Puasa atau Shalat Terlebih Dahulu?

Kajian

Trending

nama anak kakek buyutnya nama anak kakek buyutnya

Apakah Anak Rambut yang Tumbuh di Dahi Termasuk Aurat Shalat?

Berita

Pandangan Islam Tentang Perempuan yang Bekerja

Muslimah Daily

Keutamaan Menikahi Seorang Janda

Ibadah

Hukum Berdandan Sebelum Shalat

Ibadah

islam ibadah aktivitas ritual islam ibadah aktivitas ritual

Benarkah Muslimah Tidak Boleh Shalat Zuhur hingga Selesai Shalat Jumat?

Ibadah

Azzahra al-batul putri rasulullah Azzahra al-batul putri rasulullah

Julukan Azzahra dan Al-Batul untuk Fathimah Putri Rasulullah

Khazanah

Doa Mendengar Azan Keutamaannya Doa Mendengar Azan Keutamaannya

Doa Agar Tidak Overthinking dari Ibnu Atha’illah as-Sakandari

Ibadah

puasa sunnah hari jumat puasa sunnah hari jumat

Bagaimana Hukum Puasa Sunnah pada Hari Jumat?

Ibadah

Connect