Ikuti Kami

Diari

Review Novel “Telembuk”, Potret Buram Perempuan Miskin

BincangMuslimah.Com – Novel karya Kedung Darma Romansha, sebenarnya berbentuk dwilogi. Buku pertama berjudul “Kelir Slindet”. Cerita yang berlatar belakang kehidupan di salah satu dataran pantura ini, sangat menarik perhatian saya. Pasalnya, buku ini sukses menggambarkan potret buram korban pemerkosaan, seorang anak perempuan berusia 14 tahun. Berikut akan disajikan ulasan novel “Telembuk” yang menampilkan potret buram perempuan miskin.

Menjadi korban pemerkosaan membuat hidupnya berantakan, segala talenta dan bakat yang dimilikinya harus terhenti begitu saja. Lewat cerita Safitri sang tokoh utama, penulis ingin menunjukan bahwa yang dibutuhkan oleh korban kekerasan seksual adalah support  dari orang terdekat dan pemulihan psikis. Namun, hal itu tak didapatkan oleh Safitri hingga membuatnya putus asa.

Indramayu, daerah kelahiran penulis juga masih tinggi terkait pernikahan anak. Hal ini ditunjukan untuk pembaca, bagaimana kemiskinan melanggengkan pernikahan anak. Dalam percakapan Safitri dan Ibunya “Masih untung orang miskin seperti kita anak gadisnya dilamar sama keluarga terhormat.” Kalimat syukur sekaligus penekanan untuk anak perempuannya, yang sudah dilamar oleh 3 pemuda terpandang.

Namanya Saritem, Ibu Safitri seorang mantan telembuk. Seumur hidup Saritem, label telembuk tak bisa hilang dari dirinya. Apalagi ketika warga tahu kalau Safitri hamil. “Dasar anak dan Ibu sama saja telembuk”, kalimat yang selalu Saritem dengar setelah kepergian Safitri yang meninggalkan tanda tanya, siapa yang telah menghamilinya?

Buku ini juga menyajikan seluk beluk daerah Indramayu yang terkenal aneka ragam budaya dan masalah sosial yang sampai saat ini masih menjadi PR pemerintah daerah setempat. Musik dangdut tarling yang menjadi ciri khas musik pantura, tetapi banyak ditemui pelecehan seksual terhadap biduan tarlingnya. Mirisnya, masyarakat sekitar masih menganggapnya sebagai pemakluman.

Baca Juga:  Kepala Sekolah Jadi Pelaku Kekerasan Seksual

Banyaknya perempuan yang menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW), bekerja sebagai asisten rumah tangga di Timur Tengah dan beberapa negara Asia, pun memperlihatkan bahwa kesejahteraan keluarga yang masih minim. Mirisnya ketika istri bekerja menjadi TKW, tak sedikit suami yang ditinggalkan malah melakukan perselingkuhan.

Pilihan pekerjaan lain bagi perempuan yang terhimpit ekonomi dan rendahnya pendidikan adalah menjadi telembuk/pelacur. Yah seperti Saritem yang harus mengembankan beban ganda menjadi ibu rumah tangga dan mencari uang, lantaran mempunyai suami pemabuk dan sering memakai telembuk.

Yang dialami Safitri dan Saritem termasuk dalam pengalaman biologis dan sosial perempuan. Menurut Bu Nur Rofiah, Bil. Uzm, dalam siklus hidup perempuan sejak dia lahir hingga meninggal akan mengalami dua pengalaman khas perempuan. Pengalaman khas perempuan itu adalah, pengalaman biologis dan pengalaman sosial.

Pengalaman biologis perempuan antara lain menstruasi, hamil, melahirkan, nifas, dan menyusui. Sementara dalam pengalaman sosial perempuan mengalami stigmatisasi, marginalisasi, subordinasi, kekerasan, kekerasan, dan beban ganda. Jika dibandingkan dengan pengalaman laki-laki, pengalaman perempuan ini sangat berbeda dan tentu lebih berat.

Novel ini, sangat direkomendasikan untuk dibaca, membuat kita termotivasi bahwa masih banyak hak-hak perempuan yang perlu kita perjuangkan, dan mengoptimalisasikan potensi yang kita miliki. Namun sayangnya, hingga akhir novel ini, cerita tentang Safitri belum selesai. Penulis malah menyediakan kolom kelanjutan cerita tersebut, pada buku “Rabi”. Semoga cerita pilu ini akan ada akhirnya ya, syukur-syukur berakhir bahagia. Demikian ulasan novel “Telembuk” yang menampilkan potret kehidupan perempuan miskin.

Judul Buku        : Review Novel Telembuk “Dangdut dan Kisah Cinta yang Keparat”

Penulis              : Kedung Darma Romansha

Baca Juga:  Rasulullah Tidak Pernah Lakukan Kekerasan pada Perempuan

Kota Terbit        : Yogyakarta

Penerbit            : Buku Mojok

Tahun Terbit      : 2020

Halaman           : xvii + 438

 

Rekomendasi

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

tafsir Ayat Bias gender tafsir Ayat Bias gender

Tiga Kemungkinan Salah Tafsir Ayat Bias Gender Menurut Kiai Hussein Muhammad

layanan aborsi korban pemerkosaan Pemaksaan Aborsi dalam Islam layanan aborsi korban pemerkosaan Pemaksaan Aborsi dalam Islam

Pemaksaan Aborsi dalam Pandangan Islam

korban kdrt dapat perlindungan korban kdrt dapat perlindungan

Dilema Istri Korban KDRT; Bertahan atau Bercerai?

Ditulis oleh

Alumni Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera (Indonesia Jentera School of Law).

Komentari

Komentari

Terbaru

konsep keluarga konsep keluarga

Tips Mendidik Anak dengan Bahagia

Keluarga

suami suara tuhan suami suara tuhan

Pengertian Keluarga Sakinah dan Makna Perkawinan dalam Islam

Keluarga

Hukum Menggunakan Mahar Sebagai Modal Usaha

Keluarga

Apakah Meninggalkan Shalat Jumat 3 kali Dihukumi Kafir?

Ibadah

Apa yang Harus Dilakukan Apabila Merasa Keluar Angin Saat Shalat?

Kajian

Pandangan Michael Hart Terhadap Nabi Muhammad

buku

doa baru masuk islam doa baru masuk islam

Pemahaman Fase Menopause Bagi Perempuan Berusia 40an dan Cara Mengatasinya

Diari

Apakah Alasan Islam Memperbolehkan Perceraian?

Keluarga

Trending

Hukum Masturbasi dalam Islam Hukum Masturbasi dalam Islam

Hukum Menghisap Kemaluan Suami

Kajian

Baayun Maulud, Budaya Masyarakat Banjar saat Memperingati Hari Kelahiran Nabi

Kajian

Murtadha Muthahhari: Perempuan Butuh Kesetaraan, Bukan Keseragaman

Kajian

Khalil Gibran dan Cintanya yang Abadi

Diari

pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar   pembelaan al-Qur'an terhadap perempuan, Fathimah dari Nisyapur: Ahli Makrifat Terbesar  

Perempuan dalam Perspektif Filsafat Islam

Kajian

suami suara tuhan suami suara tuhan

Pengertian Keluarga Sakinah dan Makna Perkawinan dalam Islam

Keluarga

Rimpu, Tradisi dan Ekspresi Perempuan Islam di Bima

Kajian

Ummu Sulaim Ummu Sulaim

Ibu Sempurna dalam Pandangan Masyarakat

Diari

Connect