BincangMuslimah.Com – Elaine Showalter merupakan seorang kritikus dan guru sastra Amerika serta pencetus teori ginokritik, yakni aliran kritik feminis yang berkaitan dengan “perempuan sebagai penulis”. Perempuan kelahiran 21 Januari 1941, di Boston, Massachusetts , Amerika Serikat ini mengembangkan disertasi doktoralnya menjadi buku pertamanya, A Literature of Their Own: British Women Novelists from Brontë to Lessing (1977), sebuah studi perintis di mana ia menciptakan kerangka kritis untuk menganalisis sastra karya perempuan. Buku berikutnya, The Female Malady: Women, Madness, and English Culture, 1830–1980 (1985), berisi mengenai sejarah terhadap perempuan dan praktik patriarki.
Teori Ginokritik hadir seiring perempuan melepaskan diri dari sejarah sastra laki-laki yang linier dan absolut. Maksudnya, menjadi sebuah upaya perempuan untuk berhenti dari celah-celah garis sastra laki-laki dan mulai fokus pada dunia baru yang terlihat dari budaya perempuan sendiri.
Ginokritik terdiri atas empat model utama, yaitu: penulisan oleh perempuan dan bahasa perempuan (women’s writing and women’s language), penulisan oleh perempuan dan psikologi perempuan (women’s writing and women’s psyche), penulisan oleh perempuan dan budaya perempuan perempuan (women’s writing and women’s culture), serta penulisan oleh perempuan dan biologi perempuan (women’s writing and woman’s body).
Tujuan utama teori ginokritik diciptakan adalah sebagai upaya pembebasan perempuan dari sejarah sastra yang sejak dulu hanya ditentukan oleh laki-laki, serta berusaha menghentikan perempuan yang hanya menyesuaikan dengan landasan tradisi laki-laki. Selain itu, tujuan yang lainnya adalah sebagai pusat perhatian kepada problematika baru dari ruang lingkup budaya perempuan, khususnya mencoba untuk melihat dari sisi imajinasi dan daya cipta perempuan. Dengan ini akan ditemukan apakah terdapat perbedaan dalam penulisan perempuan dari hasil bentuk-bentuk eksperimental.
Dalam Toward a Feminist Poetic, Showalter menuliskan beberapa elemen yang menjadi karakteristik tulisan perempuan, yaitu kebangkitan, menderita, dan ketidakbahagiaan. Kemudian ia membagi tulisan pengarang perempuan ke dalam tiga fase, antara lain:
Fase Feminine (The Feminine Phase)
Menurut Showalter fase ini dimulai sekitar tahun 1840 hingga tahun 1880. Fase ini dinamakan demikian karena memiliki ciri:
“woman wrote in an effort to equal the intellectual achievements of the male culture and internalized its assumptions about female nature
Maksudnya adalah golongan perempuan menulis sebagai sebuah usaha agar pencapaian intelektual setara dengan laki-laki. Ciri khas yang ada pada periode ini adalah nama samaran laki-laki yang memberikan tekanan tidak teratur pada narasi, mempengaruhi nada, diksi, struktur, serta penokohan.
Fase Feminis (The Feminist Phase)
Fase ini dimulai tahun 1880 sampai-1920, adalah fase kedua perempuan. pada fase ini perempuan secara historis sudah berupaya untuk menolak sikap akomodatif dari feminitas dan menggunakan literatur untuk mendramatisasi keperempuanan yang dirugikan. Fase ini ditandai dengan “Amazon Utopias”, yakni Visi tentang masyarakat masa depan yang dipimpin oleh perempuan yang sempurna. Fase ini ditandai dengan tulisan perempuan yang memprotes standar dan nilai laki-laki, dan mengadvokasi hak dan nilai perempuan, termasuk tuntutan otonomi.
Fase Perempuan (The Female Phase)
Fase ini berada di sekitar tahun 1920, adalah salah satu penemuan diri. Showalter mengatakan “Women reject both imitation and protest-two forms of dependency – and turn instead to female experience as the source of an autonomous art, extending the feminist analysis of culture to the forms and techniques of literature.”
Secara signifikan, Showalter tidak menawarkan karakteristik khusus untuk fase ini, melainkan ia menyarankan keragaman pengalaman yang diterima terlalu luas untuk dicakup dalam satu deskripsi. Feminis di masa lalu telah berusaha dalam tradisi tersebut dengan merevisi dan mengkritik representasi perempuan, atau kekurangannya dalam tradisi Laki-laki, yakni pada fase feminin dan fase feminis.
Kemudian, dalam esai yang ditulis Showalter yang berjudul Feminist Criticism in the Wilderness (1981), ia menyebutkan bahwa sebuah teori budaya mengakui bahwa ada perbedaan penting antara perempuan sebagai penulis: kelas, ras kebangsaan, dan sejarah adalah penentu sastra yang sama pentingnya dengan gender. Meskipun demikian, budaya perempuan membentuk pengalaman kolektif dalam keseluruhan budaya. pengalaman yang mengikat penulis perempuan satu sama lain dalam ruang dan waktu.
Itulah sekilas biografi Elaine Showalter, pencetus teori ginokritik. Dikutip melalui laman Department of English at Princeton, Princeton University, sejak pensiun pada tahun 2003, Showalter telah membagi waktunya antara Washington, DC dan London, di mana baru-baru ini ia terpilih sebagai Anggota Royal Society Of Literature. Pada tahun 2012, ia juga menerima gelar kehormatan dari Universitas St. Andrews di Skotlandia.
1 Comment