Ikuti Kami

Muslimah Talk

Efektifkah Pemisahan Tempat Duduk Penumpang untuk Menangkal Kekerasan Seksual?

Tempat Duduk jenis kekerasan
An aerial view of heavy traffic along the Gatot Subroto highway in Jakarta, Indonesia capital city.

BincangMuslimah.Com – Kejahatan bisa terjadi di mana saja, termasuk kekerasan seksual. Tidak hanya di ranah privat atau di dalam kelembagaan, tindak pidana ini juga bisa terjadi di ranah publik. Misalnya, di area transportasi umum. 

Tidak sedikit kasus pelecehan seksual terjadi di angkutan umum, salah satunya di dalam angkot. Beberapa waktu yang lalu memang tengah ramai kasus seorang perempuan yang mengaku jika dirinya sudah dilecehkan.

Kala itu ia sedang menaiki angkot dari Tebet menuju Kuningan, daerah Jakarta Selatan. Berdasarkan pada keterangan video, perempuan tersebut mendapatkan perlakuan tidak senonoh dari laki-laki yang menggunakan jaket dan tas ransel. 

Korban tengah duduk di samping pelaku. Hingga kemudian tiba-tiba laki-laki tersebut menyentuh ke bagian tubuh yang sensitif. Aksi ini ditutupi oleh tas yang dipeluk oleh pelaku. 

Perempuan tersebut langsung menyadari perbuatan kriminal itu dan langsung menepis tangan pelaku. Ia berganti tempat duduk dan merekam sosok pelaku. Setelahnya, korban pun melaporkan pada pihak berwajib. 

Hal ini pun membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana untuk melakukan pemisahan tempat duduk di angkutan umum berdasarkan jenis kelamin untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual. Tidak berhenti di sana, ada pula kemunculan rencana untuk memberlakukan angkot khusus perempuan. 

Rencana ini tentu dengan maksud baik. Memisahkan laki-laki dengan perempuan dengan harapan tidak ada terjadinya kekerasan seksual selama di dalam transportasi umum. Namun, jika aturan ini diberlakukan, akankah efektif?

Benarkah dengan adanya pemisahan tempat duduk antar laki-laki dan perempuan adalah regulasi yang tepat? Ada pro dan kontra terkait rencana dari aturan yang hendak diterapkan oleh pemerintah ini.  

Sebagian pihak menyatakan jika langkah ini mungkin saja bisa berhasil. Namun di sisi lain, ada yang berpandangan jika memisahkan tempat duduk sesuai jenis kelamin bukanlah cara yang tepat. 

Baca Juga:  Mengenal Sosok Sufi Perempuan pada Masa Awal Islam

Regulasi ini kelak bisa berpotensi memunculkan victim blaming, di mana justru menyalahkan korban pelecehan seksual. Sebagai contoh, seorang perempuan yang tidak naik angkutan umum bukan khusus perempuan mendapatkan pelecehan seksual. 

Bukannya mendapatkan dukungan, publik bisa saja menyalahkan korban. Mengapa tidak naik angkutan umum khusus perempuan? Bukan menyorot pada pelaku, korban justru ‘dikupas’ habis-habisan. 

Situasi ini juga seakan-akan menunjukkan kehadiran korban yang dominan berasal dari perempuan memperlambat, mempersulit warga negara lain dalam mengakses fasilitas publik. 

Adanya wacana pemisahan tempat duduk berdasarkan jenis kelamin untuk pencegahan aksis kekerasan seksual menjadi sinyal jika lingkungan masyarakat kita belum betul-betul nyaman dan aman. Masih ada kekhawatiran timbulnya tindak kriminal yang membuat jatuhnya korban. 

Tentu saja tingkat keamanan yang rendah menyorot pada pemerintah. Di mana sudah semestinya menciptakan rasa aman dan nyaman tadi. Tidak dengan regulasi saja, tapi juga literasi yang diberikan pada masyarakat. 

Di sisi lain, melansir dari akun Instagram Komnas Perempuan. Berdasarkan data Catatan Komnas Perempuan, pemisahan tempat duduk sesuai jenis kelamin pada transportasi publik tidak menghentikan terjadinya kekerasan seksual.  

Berbagai kasus kekerasan seksual bisa ditemukan pada gerbong kereta api, dan toilet. Bahkan Komnas Perempuan juga mendapatkan catatan terkait kasus kekerasan seksual yang terjadi oleh petugas Trans Jakarta. Kejadian terjadi ketika penumpang perempuan tengah pingsan di Halte TJ.

Lebih lanjut Komnas Perempuan pun mengungkapkan pandangannya jika regulasi pemisahan tempat duduk benar-benar diterapkan pada angkot. Secara ukuran, angkot memiliki ukuran yang lebih kecil sehingga daya tampung dapat dipastikan lebih sedikit. 

Belum lagi waktu tunggu penumpang dari angkot. Maka ada risiko kerugian yang ditanggung pihak angkot. Mengingat butuh waktu lama menunggu penumpang yang mesti diisi oleh perempuan saja. 

Baca Juga:  Summer Strike: Proses Pencarian Jati Diri Seorang Perempuan

Karenanya menurut Komnas Perempuan, solusi untuk melindungi penumpang dari kekerasan seksual adalah dimulai dari membangun kesadaran setiap orang. perlu ada edukasi perihal kekerasan seksual. Dimulai dari penyebab, tindakan dan cara berpikir. 

Perlu juga pemahaman terkait penghormatan pada tubuh dan hak orang lain. Kedua, pemerintah perlu membuat regulasi dan menciptakan infrastruktur dengan perspektif korban. Bisa dengan melakukan pengawasan berkala, menyediakan ruang aman bagi semua, tidak berdasarkan jenis kelamin dan sebagainya. 

Terakhir, keberadaan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) juga harus diendapkan dalam pikiran dan nurani setiap orang. Khususnya pada petugas dan penyedia layanan transportasi umum. 

Mampu mengambil langkah pencegahan, perlindungan, pengawasan hingga pemulihan yang terkandung di dalam UU TPKS ini. 

Oleh karena itu, dari penulis menyimpulkan jika penanaman edukasi terkait pencegahan kekerasan seksual dirasa lebih efektif. Ketimbang, memisahkan tempat duduk berdasarkan jenis kelamin. 

Apa lagi pemisahan tempat duduk sesuai jenis kelamin berisiko memunculkan victim blaming. Bukannya menimbulkan kesadaran masyarakat untuk mencegah, justru beralih pada menyalahkan korban kekerasan seksual. Mungkin bisa saja regulasi ini diterapkan, namun pemerintah turut membarengi dengan pengenalan kandungan UU TPKS.  

Rekomendasi

fatimah ahli fikih uzbekistan fatimah ahli fikih uzbekistan

Haruskah Laki-Laki Memberikan Kursi pada Perempuan di dalam Transportasi Umum?

Tafsir Penciptaan Perempuan menurut Muhammad Abduh

perempuan hak memilih pasangan perempuan hak memilih pasangan

Tidak Hanya Perempuan, Laki-laki pun Harus Menahan Pandangan

korban pemerkosaan yang hamil korban pemerkosaan yang hamil

Mengusir Korban Pemerkosaan yang Hamil adalah Tindakan Keliru

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

4 Komentar

4 Comments

Komentari

Terbaru

Cerita Para Selebgram Muslimah yang Inspiratif

Muslimah Daily

Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan

Pandangan Ibnu Rusyd Tentang Sosok Perempuan

Kajian

Hari Lahir Pancasila: Memupuk Spirit Islam dalam Pancasila

Muslimah Talk

Membumikan Pancasila Generasi Milenial Membumikan Pancasila Generasi Milenial

Membumikan Pancasila Pada Generasi Milenial

Muslimah Talk

risiko nikah muda risiko nikah muda

Viral Pernikahan Ayah Mertua dengan Ibu Kandung, Apa Hukumnya?

Kajian

Bolehkah Perempuan Melakukan Transaksi Jual Beli Saat Masuk Waktu Salat Jum’at? Bolehkah Perempuan Melakukan Transaksi Jual Beli Saat Masuk Waktu Salat Jum’at?

Bolehkah Perempuan Melakukan Transaksi Jual Beli Saat Masuk Waktu Salat Jum’at?

Kajian

Serial Adolescence: Anak yang Selalu Berdiam Diri di Kamar Tidak Selalu Aman dari Pengaruh Buruk dan Kekerasan Serial Adolescence: Anak yang Selalu Berdiam Diri di Kamar Tidak Selalu Aman dari Pengaruh Buruk dan Kekerasan

Serial Adolescence: Anak yang Selalu Berdiam Diri di Kamar Tidak Selalu Aman dari Pengaruh Buruk dan Kekerasan

Muslimah Talk

Mengapa Muslimah Perlu Terlibat Aktif dalam Dakwah Digital? Mengapa Muslimah Perlu Terlibat Aktif dalam Dakwah Digital?

Mengapa Muslimah Perlu Terlibat Aktif dalam Dakwah Digital?

Muslimah Talk

Trending

Citra Perempuan dalam alquran Citra Perempuan dalam alquran

Perempuan-perempuan yang Disebutkan dalam Al-Qur’an (bag 1)

Kajian

Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul

Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul

Muslimah Talk

posisi imam perempuan jamaah posisi imam perempuan jamaah

Shalat Berjamaah Bagi Perempuan, Sebaiknya di Mana?

Ibadah

Istri Pilih Karir keluarga Istri Pilih Karir keluarga

Parenting Islami : Nabi Menegur Sahabat yang Pilih Kasih kepada Anak, Ini Alasannya

Keluarga

risiko nikah muda risiko nikah muda

Viral Pernikahan Ayah Mertua dengan Ibu Kandung, Apa Hukumnya?

Kajian

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan? Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Ibadah

Bagaimana Islam Memandang Konsep Gender?

Kajian

Shafiyyah huyay istri nabi Shafiyyah huyay istri nabi

Khaulah Binti Qais; Perempuan Pertama yang Kesaksiannya Disetarakan dengan Laki-laki

Muslimah Talk

Connect