BincangMuslimah.Com – Drama Korea Selatan yang bertajuk Twinkling Watermelon kembali menyita perhatian masyarakat dunia dengan mengangkat cerita keluarga penyandang disabilitas. Drakor ini mengisahkan seorang anak bernama Ha Eun Gyol (Ryeo Un) yang tumbuh dari keluarga tunarungu. Semua anggota keluarganya, baik ayah, ibu, maupun kakaknya tidak mampu berbicara dan mendengar.
Sebagai satu-satunya anggota keluarga yang normal, Ha Eun Gyeol menjadi harapan besar keluarganya. Ayahnya menginginkannya menjadi seorang dokter kelak. Ia pun belajar dengan giat untuk mewujudkan mimpi ayahnya. Namun, di balik itu semua, Ha Eun Gyeol mempunyai ketertarikan kuat di dunia musik. Sejak kecil ia mempelajari gitar bersama seorang kakek pemilik toko.
Singkat cerita, setelah menjual gitar pemberian kakek di toko musik bernama Viva La Vida, tiba-tiba dirinya menjelajahi waktu ke tahun 1955. Tahun ini adalah tahun di mana kedua kedua orang tuanya dipertemukan. Dari sinilah perjalanan dengan penuh warna dimulai.
Setelah menamatkan 16 episode drakor Twinkling Watermelon, penulis memiliki beberapa catatan penting yang sepertinya bisa kita petik dari cerita yang bergenre romantis dan fantasi ini, khususnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap penyandang disabilitas
Hak Bekerja Penyandang Disabilitas
Sering sekali kita melihat penyandang disabiltas masih kesulitan untuk mencari pekerjaan. Mereka dianggap tak mempunyai kapabilitas yang mumpuni untuk melakukan suatu pekerjaan. Oleh karenanya, tak heran banyak penyandang disabilitas pengangguran dan sering dianggap beban keluarga.
Lain halnya dengan drama ini. Ayah dan ibunya, Ha Yi Chan dewasa (Choi Won Young) dan Chung Ah dewasa (Seo Young Hee), mengelola tempat makan para pekerja konstruksi. Para pekerja juga bersikap baik dan menghormati pekerjaan Ha Yi Chan dan Chung Ah.
Mengajak Berkomunikasi dengan Tulisan dan Bahasa Isyarat
Menjadi tunarungu tidak menjadi penghalang untuk berhubungan dengan dunia. Meskipun tidak bisa berbicara dan mendengar, penyandang tunarungu bisa berkomunikasi dengan cara lain, seperti bahasa isyarat dan tulisan.
Kita tidak bisa memaksa seorang tunarungu untuk berbicara seperti apa yang dilakukan perawat Chung Ah sejak kecil. Ia terus memaksanya untuk berbicara. Ia melarang Chung Ah untuk menggunakan bahasa isyarat karena itu akan menjadi aib keluarga dan bukti bahwa ia gagal merawatnya. Alhasil, Chung Ah tidak bisa berkomunikasi dengan siapapun. Dunianya hanya sebatas dirinya, tak ada teman satupun.
Ha Eun Gyeol lah yang pertama kali mengajari Chung Ah muda (Shin Eun So) mempelajari bahasa isyarat. Lambat laun, hari demi hari, Chung Ah bisa berkomunikasi dengan orang-orang sekitarnya dengan bahasa isyarat. Jika ada kata-kata yang sepertinya agak sulit untuk diungkapkan dengan bahasa isyarat, ia pun akan menuliskan apa yang ingin ia utarakan.
Ha Yi Chan muda (Choi Hyun Wook) juga tak ketinggalan. Ia rela mempelajari bahasa isyarat agar bisa berkomunikasi mudah dengan Chung Ah. Ia membeli buku panduan bahasa isyarat dan mendalaminya. Bahkan, ia menyiapkan lagu khusus dan menyanyikannya langsung dengan menggunakan bahasa isyarat di depan Chung Ah.
Semua Orang Bebas Bermimpi, Termasuk Penyandang Disabilitas
Kata siapa penjadi penyandang disabilitas akan menutup kunci kesuksesan? Drakor ini mengajarkan kita banyak hal, salah satunya adalah berani untuk bermimpi setinggi-tingginya dan merealisasikannya.
Setelah Yi Chan muda mengalami kecelakaan, pendengarannya hilang. Ia juga tidak bisa berbicra seperti sebelumnya. Seketika mimpinya hancur dan ia berusaha mengakhiri hidupnya. Namun, ia mengubur niat buruknya itu demi menepati janji Eun Gyeol menjadi sosok yang lebih baik. Ia menata kembali mimpinya. Berkarir di dunia musik dan melanjutkan kuliah.
Yi Chan dewasa berhasil menjadi Direktur Departemen Bisnis Departemen Gitar yang berada di bawah Jinsung Instruments. Yi Chan juga mendukung karier Eun Gyeol sebagai gitaris di band Spine-9.
Keluarga ini berakhir bahagia. Selain Yi Chan yang berhasil menjadi direktur, Chung Ah juga memiliki jabatan penting. Begitu juga dengan kakaknya.
Drama Twinkling Watermelon mengajarkan penonton untuk meningatkan kepedulian terhadap penyandang disabilitas, baik itu dari segi ekonomi maupun sosial. Selain itu, drama ini juga mengajarkan bahwa menjadi penyandang disabilitas bukan halangan untuk terus menebarkan kebaikan dan meraih mimpi besar.