Ikuti Kami

Muslimah Talk

Benarkah Poligami Dapat Menekan Angka Penularan HIV?

poligami menekan penularan HIV

BincangMuslimah.Com – Data yang dikemukakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), ramai diperbincangkan. Di mana, terdapat 5.943 kasus positif HIV di Bandung dalam rentang 31 tahun yaitu periode 1991-2021. Tingginya angka HIV yang terjadi di Jawa Barat ini disusul dengan pernyataan dari salah satu pejabat publik. Beliau menyatakan jika poligami dapat menekan angka penularan HIV. 

Menurut pejabat publik ini, berpoligami untuk mereka yang sudah menikah, menjadi cara untuk menekan angka penyebaran HIV dan AIDS. Beliau, mempunyai anggapan kalau perzinaan membawa banyak dampak buruk. Salah satunya dapat menyebarluaskan penyakit kelamin menular seperti HIV dan AIDS. 

Tanggapan dari pejabat publik ini sempat menimbulkan pro kontra dari publik. Ketua Komnas perempuan, Andy Yentriyani sendiri pun turut memberikan tanggapannya. Menurutnya Andy, penyelesaian kasus HIV tidak bisa digampangkan dengan mengambil jalan poligami. 

Selain itu, merunut pada Catatan Tahunan Komnas Perempuan, poligami sendiri rentan memberikan risiko kekerasan baru bagi perempuan. Sehingga bukannya menyelesaikan permasalahan HIV, poligami menurutnya justru berpotensi memunculkan persoalan baru. 

Lantas, benarkah poligami bisa dicegah dengan melakukan poligami? Secara garis besar, penyebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV) memang salah satunya disebabkan oleh lewat hubungan seksual. Namun tentu tidak hanya satu faktor saja, mengingat HIV juga dapat menginfeksi anak-anak. 

Pertama, penularan bisa terjadi lewat hubungan seksual tanpa alat pengaman, karena adanya pertukaran cairan. Kedua, berbagi suntik jarum juga berisiko menyebarkan HIV. Biasanya terjadi pada mereka yang menggunakan narkotika dengan sarana jarum suntik. HIV menular jika berbagi jarum suntik dengan orang yang ternyata positif. 

Ketiga, penularan terjadi melalui ibu hamil yang positif kepada bayi baik dalam masa kehamilan, atau proses persalinan. Memberikan ASI pada anak dengan status ibu positif HIV, bisa menjadi salah satu faktor. Sehingga, sangat dianjurkan, untuk melakukan pengobatan sesuai prosedur sehingga penularan pada anak bisa dicegah.

Keempat, seseorang bisa terinfeksi jika melakukan transfusi darah yang telah tercemar oleh HIV. Melihat beberapa faktor di atas, maka solusi pun mesti relevan. Ada beberapa pencegahan yang bisa dilakukan. 

Di antaranya seperti tidak bergonta-ganti pasangan dan melakukan hubungan intim secara aman. Tetap setia pada satu pasangan menjadi salah satu cara ampuh yang dipercaya bisa menekan penularan HIV. Karena bisa menghindari transmisi penularan dari satu orang ke lainnya. 

Lalu, jauhi penggunaan jarum suntik secara bergantian, apapun alasannya. Karena berbagi jarum suntik dengan orang lain tidak menjamin kebersihan. Bisa saja, orang yang menggunakan jarum sebelumnya memiliki penyakit menular, seperti HIV. 

Pada mereka yang telah mengetahui positif HIV, segera lakukan pengobatan untuk menekan produksi virus. Sehingga dapat menekan risiko penularan. Upaya ini juga dianjurkan pada para ibu positif HIV yang berkeinginan memiliki anak. Dengan mengkonsumsi beberapa jenis obat terkait, maka ada harapan besar melindungi bagi agar tidak terinfeksi HIV. 

Langkah sederhana lainnya yang bisa dilakukan adalah tidak membiarkan luka terbuka yang bisa menyebabkan HIV masuk ke dalam tubuh. Hindari pemakaian alat-alat yang berisiko terjadi kontak darah dengan penderita. Misalnya, sikat gigi, pisau cukur dan sebagainya. 

Namun, ada satu upaya pencegahan pada remaja yang perlu jadi perhatian dan dilakukan, mengingat tidak sedikit anak muda yang tertular HIV. Yaitu memberikan literasi terkait kesehatan reproduksi dan seksual pada remaja. Adanya pemahaman terkait kesehatan reproduksi dan seksual bisa menjadi bekal. Sehingga dapat mencegah terjadinya penularan HIV pada remaja.

Dan yang terpenting adalah menghentikan stigma dan merangkul mereka yang terinfeksi HIV. Dengan harapan dapat mencegah penularan dan keparahan karena menerima penanganan yang tepat. Di sisi lain, pasien HIV tetap memiliki semangat untuk tetap hidup dan berkarya. 

Islam sendiri mengajarkan bagaimana sikap kita pada mereka yang diuji oleh sakit. Termasuk pada orang yang terinfeksi HIV. Islam menganjurkan untuk memberikan support  dan perhatian.

إنَّ اللَّهَ عزَّ وجلَّ يقولُ يَومَ القِيامَةِ: يا ابْنَ آدَمَ، مَرِضْتُ فَلَمْ تَعُدْنِي، قالَ: يا رَبِّ، كيفَ أعُودُكَ وأَنْتَ رَبُّ العالَمِينَ؟! قالَ: أَمَا عَلِمْتَ أنَّ عَبْدِي فُلانًا مَرِضَ فَلَمْ تَعُدْهُ؟ أمَا عَلِمْتَ أنَّكَ لو عُدْتَهُ لَوَجَدْتَنِي عِنْدَهُ؟

“Sesungguhnya Allah swt berfirman pada hari kiamat, ‘Hai anak Adam, Aku sakit, tetapi kamu tidak menjenguk-Ku.’ Dia berkata, ‘Wahai Rabbku, bagaimana aku menjenguk-Mu, padahal Engkau adalah Rabb semesta alam?’ Dia berfirman, ‘Tahukah kamu bahwa hamba-Ku si fulan, sakit, tapi kamu tidak mau menjenguknya. Tahukah kamu, jika kamu menjenguknya, kamu akan mendapati Aku berada di sisinya.'” (An-Nawawi, Syarah Muslim, [2017], juz VIII, halaman 103). 

Oleh karenanya dapat disimpulkan jika poligami tidak menjamin dapat menekan penularan HIV. Pun jika telah melakukan poligami, namun enggan menjaga kesetiaan, tetap bergonta-ganti pasangan dan melakukan hubungan seksual tanpa pengaman, tetap saja penularan tidak dapat terhindarkan.

Rekomendasi

Pembelaan Perempuan Kegalauan Poligami Pembelaan Perempuan Kegalauan Poligami

Pembelaan untuk Perempuan dari Kegalauan Poligami

perempuan menolak poligami berdosa perempuan menolak poligami berdosa

Apakah Perempuan yang Menolak Poligami Berdosa?

poligami bukanlah solusi penyakit poligami bukanlah solusi penyakit

Beberapa Alasan Mengapa Poligami Bukanlah Solusi Sebuah Penyakit

mentoring poligami meraup keuntungan mentoring poligami meraup keuntungan

Trend Mentoring Poligami, Kedok Meraup Keuntungan

Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok

Mengenal Tradisi Maulud di Masyarakat Lombok

Kajian

4 Tanda Mencintai Rasulullah, Kamu Termasuk? 4 Tanda Mencintai Rasulullah, Kamu Termasuk?

4 Tanda Mencintai Rasulullah, Kamu Termasuk?

Kajian

Dada Rasulullah Dibelah 4 Kali, Bermula Umur 4 Tahun Dada Rasulullah Dibelah 4 Kali, Bermula Umur 4 Tahun

Dada Rasulullah Dibelah 4 Kali, Bermula Umur 4 Tahun

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Ini Dia 7 Amalan dengan Pahala Tak Berujung  Ini Dia 7 Amalan dengan Pahala Tak Berujung 

Ini Dia 7 Amalan dengan Pahala Tak Berujung 

Kajian

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Bacaan Shalawat Fatih dan Keutamaannya Bacaan Shalawat Fatih dan Keutamaannya

Bacaan Shalawat Fatih dan Keutamaannya

Kajian

Trending

Nasihat Pernikahan Gus Mus Nasihat Pernikahan Gus Mus

Lima Nasihat Pernikahan Gus Mus untuk Pengantin Baru

Keluarga

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

Keistimewaan Sayyidah khadijah Keistimewaan Sayyidah khadijah

Tujuh Keistimewaan Sayyidah Khadijah yang Tak Banyak Orang Tahu

Muslimah Talk

Bekas darah haid Bekas darah haid

Apakah Bekas Darah Haid yang Susah Dibersihkan Najis?

Kajian

Biografi Ummu Hani Biografi Ummu Hani

Biografi Ummu Hani; Sepupu Perempuan Rasulullah

Muslimah Talk

3 Cara Mensyukuri Nikmat 3 Cara Mensyukuri Nikmat

3 Cara Mensyukuri Nikmat Allah  

Ibadah

menolak dijodohkan menolak dijodohkan

Kisah Pertemuan Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah

Keluarga

Jati Diri Perempuan dalam Islam Jati Diri Perempuan dalam Islam

Resensi Buku Jati Diri Perempuan dalam Islam

Kajian

Connect