Ikuti Kami

Muslimah Daily

Muslim Pancasilais: Karakter Pembebas Diskriminasi

Hubungan Islam dan Pancasila

BincangMuslimah.Com – Indonesia, bangsa dengan beragam suku, budaya, bahasa, agama, dan kekhasan biologis merupakan bangsa yang disatukan dengan ideologi luhur para pendirinya. Bahkan sejak sekolah dasar, semua anak di negeri ini mengenal apa itu Pancasila dan bagaimana menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup dalam berbangsa dan bernegara. Hal ini menjadi suatu hal yang penting, mengingat adanya perbedaan dapat memberikan peluang terjadinya konflik dan tindakan diskriminasi terhadap suatu kelompok tertentu.

Dalam konteks ajaran Islam, Pancasila dapat dikatakan sebagai pengejawantahan dari nilai-nilai agama yang bersifat inklusif untuk seluruh umat manusia. Menjadi Muslim pancasilais berarti menjadi pribadi yang dapat menyinergikan nilai-nilai dalam ajaran agama Islam dan cita-cita luhur bangsa yang terdapat dalam butir-butir Pancasila. Tidak lain tujuannya ialah untuk menciptakan keadilan dan perlindungan bagi seluruh umat manusia secara umum, masyarakat Indonesia khususnya

Nilai dan jalan tengah inilah yang ditekankan dalam ideologi bangsa Indonesia, Pancasila. Nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila selaras dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terdapat pada ajaran agama Islam. Maka, tidaklah dikatakan tepat jika agama merupakan musuh Pancasila. Karena dalam proses lahirnya Pancasila, agama Islam dan agama lainnya memiliki peran secara historis. Kedua hal ini tidak bisa dibenturkan dalam hal apapun, keduanya memiliki hubungan yang saling berkaitan dan menguntungkan.

Berikut nilai atau jalan tengah yang terdapat dalam Pancasila:

1. Hakikat Penciptaan

Jika menilik sila pertama dalam Pancasila, di sana tertulis: Ketuhanan Yang Maha Esa, berdasarkan sila ini, dapat ditafsirkan bahwa kehidupan ini ada yang menciptakan dan ada yang diciptakan.

Negara Indonesia adalah negara berdasarkan Ketuhanan, bukan negara sekularistik, sehingga warga negaranya dikehendaki untuk berjuang atas dasar kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan keadilan, sebagai bukti penghayatan kepada Tuhan tempat semuanya kembali.

Baca Juga:  Mengenal Zero Waste Lifestyle Sebagai Gaya Hidup Islami 

Dari sini dapat difahami, bahwa tugas utama makhluk adalah mengabdi kepada Sang Pencipta (QS. Al-Dzariyat: 56) melalui hubungan dan relasi baik terhadap sesama makhluk. Relasi yang baik adalah relasi yang tidak menimbulkan kerugian dan kemudaratan untuk sesama, juga relasi yang berkeadilan dan berprikemanusiaan.

Dapat dirasakan apabila kita memiliki kesusahan, penderitaan, dan hinaan oleh sesama, tentu sangat menyakitkan. Oleh karena itu, hendaknya kita juga menyadari untuk dapat bersikap kepada orang-orang yang lebih tinggi, sama, atau kurang derajatnya dengan sikap dan relasi yang menyenangkan. Relasi yang menyenangkan ini tentunya harus berlandaskan dengan norma bangsa, agama, dan negara.

Pada hakikatnya kita semua adalah makhluk, kita tidak lebih dari makhluk lainnya. Ketika kita merasa lebih, secara tidak langsung kita mendudukkan diri sebagai pencipta itu sendiri. Oleh karena itu, dalam melakukan pengabdian kepada Khalik, sesama manusia sudah seharusnya melakukan Persatuan, khususnya dalam konteks bangsa Indonesia.

Persatuan hanya dapat diwujudkan jika setiap insan mampu menyadari hakikat dari penciptaan ini.

2. Kesetaraan

Jika manusia telah menyadari bahwa dirinya dan orang lain adalah makhluk, maka ia akan menghargai sesama. Satu makhluk setara dengan makhluk lainnya, sehingga tidak ada lagi diskriminasi disebabkan adanya perbedaan warna kulit, jenis kelamin, status sosial, kepercayaan, kekuasaan, dan lainnya.

Semua manusia adalah pemimpin di muka bumi, baik untuk dirinya sendiri, keluarganya, masyarakatnya, maupun negaranya. Semua manusia memiliki martabat yang sama sebagai manusia dalam segala aspek kehidupan. Dengan menerapkan nilai ini, maka terwujudlah Kemanusiaan yang adil dan beradab. Berdasarkan peran-peran kesalingan di antara sesama, manusia sebagai pemimpin ini akan menciptakan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab tersebut melalui Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Baca Juga:  Mendialogkan Hubungan Islam dan Pancasila

3. Keadilan dan Kemaslahatan

Saat setiap individu memahami hakikat dari penciptaannya dan bagaimana menjalani kehidupan dengan sesama, maka tujuan dari kehidupan tersebut akan terwujud, yakni terciptanya Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Keadilan merupakan kemaslahatan yang dapat diinginkan seluruh umat manusia. Keadilan adalah hal penting yang digunakan sebagai tolak ukur dalam menjamin hak asasi kemanusiaan.

Manusia yang menjadikan keadilan dan kemaslahatan sebagai tujuan dalam segala tindak-tanduknya, akan sangat mustahil melakukan hal-hal yang tidak manusiawi kepada sesama, karena hal tersebut tidak dapat mendatangkan kemaslahatan, baik dirinya maupun orang lain, di kehidupan yang sekarang maupun akan datang.

Adanya perbedaan tidak hanya memberi peluang terjadinya perseteruan, melainkan juga persatuan. Hal inilah yang difikirkan oleh para perumus dasar negara ketika mempersiapkan kemerdekaan negara Indonesia. Beragam suku, bahasa, adat-istiadat, dan kepercayaan, tidak menjadikan penghalang bagi bangsa untuk mendapatkan kemerdekaan. Perbedaan ini justru menjadi komponen yang saling menguatkan dan meneguhkan dalam mewujudkan sebuah negara kesatuan.

Pancasila ada sebagai bentuk ikhtiyar para pendiri bangsa dalam menjaga keseimbangan dan keadilan dalam tatanan hidup berbangsa dan bernegara. Ia merupakan pedoman dan cara pandang bagi rakyat dalam menghadapi keberagaman yang ada. Selama seseorang memegang teguh nilai Pancasila, ia akan menjadi manusia yang sesungguhnya, yakni manusia yang memanusiakan manusia.

Jika telah demikian, maka diskriminasi tidak lagi menjadi keniscayaan bagi dirinya dan sesama dan hak asasi masing-masing manusia akan terjaga. Perbedaan yang melahirkan diskriminasi merupakan hukum alam, menjadi hukum alam pula jika hal tersebut diimbangi dengan penawarnya. Siapapun itu tidak mungkin dapat menghapus segala bentuk diskriminasi di muka bumi, namun manusia yang terlahir dengan akal selalu dianugerahi kemampuan untuk mencari cara agar tidak menjadi pelaku diskriminasi maupun korban diskriminasi.

Baca Juga:  Ujung Gaun Bersentuhan dengan Tanah, Sahkah Digunakan untuk Shalat?

Oleh karena itu, dalam konteks bangsa Indonesia, menjadi Muslim pancasilais merupakan pilihan terbaik untuk membebaskan diri sendiri dan sesama dari segala bentuk tindakan diskriminatif yang mungkin terjadi.

Rekomendasi

Membumikan Pancasila Generasi Milenial Membumikan Pancasila Generasi Milenial

Membumikan Pancasila Pada Generasi Milenial

Hubungan Islam dan Pancasila Hubungan Islam dan Pancasila

Mendialogkan Hubungan Islam dan Pancasila

perempuan praktik nilai pancasila perempuan praktik nilai pancasila

Hari Pancasila: Menyadari Peran Perempuan dalam Praktik Nilai Pancasila

Ditulis oleh

Cita-citanya menjadi seseorang yang bermanfaat di belahan bumi manapun yang dipijakinya. Saat ini tergabung dalam komunitas Puan Menulis.

Komentari

Komentari

Terbaru

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Putusan Cerai Verstek, Sahkah Secara Agama? Putusan Cerai Verstek, Sahkah Secara Agama?

Putusan Cerai Verstek, Sahkah Secara Agama?

Kajian

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy’ari

Kajian

GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua

GUSDURian Desak Supremasi Sipil dan Hentikan PSN Bermasalah di Papua

Berita

Ribuan Perkawinan Anak Masih Terjadi, KUPI Dorong Perkuat Regulasi dan Peran Ulama Perempuan Ribuan Perkawinan Anak Masih Terjadi, KUPI Dorong Perkuat Regulasi dan Peran Ulama Perempuan

Ribuan Perkawinan Anak Masih Terjadi, KUPI Dorong Perkuat Regulasi dan Peran Ulama Perempuan

Berita

Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah

Konferensi Pemikiran Gus Dur Perdana, Hadirkan Pramono Anung, Mahfud MD, dan Sinta Nuriyah

Berita

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025 Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025

Jangan Sampai Terlewat! El-Bukhari Kembali Membuka Pendaftaran Sekolah Hadis 2025

Berita

Trending

Doa yang Diajarkan Nabi kepada Abu Bakar untuk Diamalkan Sehari-hari

Ibadah

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Kenapa Harus Hanya Perempuan yang Tidak Boleh Menampilkan Foto Profil?

Diari

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia

Nor “Phoenix” Diana: Gadis Pemalu Menjadi Pegulat Berhijab Pertama di Dunia

Muslimah Talk

Connect