BincangMuslimah.Com – Nabi Muhammad merupakan sosok yang santai, menyenangkan, dan mudah berkomunikasi dengan siapapun. Meskipun beliau seorang utusan Allah sekaligus pemimpin negara, Rasulullah sangat terbuka dengan masukan dari para sahabat baik yang lebih tua ataupun yang muda.
Hal itu sebagaimana banyak riwayat yang menyatakan saat memimpin hijrah dan beberapa peperangan pada masa perjuangan Islam, Rasulullah mendengarkan sahabat-sahabat muda yang mengemukakan pendapatnya terkait strategi perang. Tidak hanya itu, beliau juga menerima saran tersebut jika itu memang dianggap lebih baik dan disetujui sahabat lain.
Ketika terjadi perang Badar misalnya, salah seorang sahabat yang usianya terbilang masih muda, Khabbab ibn al-Mundzir mengusulkan strategi selain yang telah diputuskan oleh Rasulullah. Pada saat itu pasukan muslimin berhenti di sebuah sumur yang bernama Badar dan Rasul saw. memerintahkan untuk menguasai sumber air tersebut sebelum dikuasai musuh.
Khabbab dengan sopan menghampiri Rasulullah dan bertanya, “Wahai Rasulullah, maafkanlah aku jika terlalu lancang bertanya kepadamu. Apakah tempat ini adalah tempat yang diwahyukan oleh Allah kepadamu sehingga engkau tidak bisa menolaknya atau tempat ini hanyalah pendapat pribadimu atau bagian dan siasat perang?”
Nabi kemudian menjawab, “Bukan wahai Khabbab, tempat ini kupilih berdasarkan pendapatku semata. Ini bukan wahyu dari Allah
Kemudian Khahab mulai menyampaikan masukannya, “Wahai Rasulullah, jika demikian bolehkah aku berpendapat ?”
Pemuda ini kemudian melanjutkan, “Wahai Rasul, menurut pendapatku, tempat ini tidak strategis. Lebih baik kita pindah ke sumber air yang terdekat dengan musuh. Kita membuat markas di sana. Setelah sumber air kita kuasai, kita tutup sumur-sumur yang ada di belakangnya.”
“Setelah itu kita harus membuat kolam yang kita isi dengan air dari sumber itu. Posisi ini akan sangat menguntungkan pasukan kita, karena persediaan air kita bisa terjamin sedangkan mereka tidak. Sehingga mereka akan kehausan karena kehabisan persediaan air.” Terang Khabbab.
Rasulullah sama sekali tidak tersinggung dengan pendapat sahabat yang usianya lebih muda darinya, Nabi saw. malah mengapresiasi dan menyetujui pendapat Khabbab sambil tersenyum mengatakan, “Pendapatmu sungguh baik.” Pada malam itu juga, Rasulullah beserta para sahabat melaksanakan usulan dari Khahab tersebut di mana akhirnya pasukan muslim memenangkan peperangan tersebut dengan telak.
Pendapat sahabat muda lainnya yang diterima oleh Rasulullah ialah Salman al-Farisi yang mengusulkan cara untuk menghalau musuh pada saat perang Khandaq. Di Persia, Salman telah mempunyai pengalaman luas tentang teknik dan sarana perang, begitu pun tentang siasat dan liku-likunya.
Saat Nabi Muhammad mengumpulkan sahabat-sahabat terkemuka untuk membahas strategi menghadapi serangan pasukan al-Ahzab, tampillah Salman al-Farisi mengajukan masukan kepada Rasulullah setelah ia meninjau seluruh wilayah Madinah, yaitu suatu rencana yang sebelumnya tidak pernah dikenal oleh orang-orang Arab dalam peperangan.
Rencana itu berupa penggalian khandaq atau parit sebagai perlindungan sepanjang daerah Madinah yang terbuka. Hal itu dilakukan agar dapat membendung dan menghambat pergerakan pasukan lawan yang berjumlah besar, terutama pasukan berkuda yang dikenal ganas.
Rasulullah menerima pendapat Salman dan segera memimpin penggalian. Kemudian bersama pasukan muslim, mereka bekerja sama tiada henti menggali parit kurang lebih selama sembilan hari, sehingga terbentuklah parit sebagai benteng pertahanan dari arah barat ke timur di kawasan kota Madinah. Pasukan Islam juga telah disiagakan di barat dan timur Madinah.
Ketika pasukan lawan sampai di gerbang kota Madinah, mereka tercengang dengan taktik perang kaum muslimin dan menyebabkan mereka sulit memasuki Madinah. Beberapa perwira kaum kafir Quraisy mencoba menerobos parit, tetapi Ali bin Abi Thalib dengan cepat membunuh mereka. Perang tidak terjadi secara langsung, melainkan hanya sekedar saling melempar panah dan tombak.
Dari beberapa kisah di atas kita bisa mengetahui bahwa Rasulullah adalah sosok yang sangat terbuka dengan pendapat dari para sahabat sekalipun yang lebih muda.