Ikuti Kami

Khazanah

Anjuran Selflove dalam Islam

islam mencintai diri sendiri

BincangMuslimah.Com – Islam adalah agama yang mengedepankan kasih sayang. Visi diutusnya Rasulullah oleh Allah juga adalah untuk menebarkan nilai rahmat bagi alam semesta. Tidak hanya bagi sesama manusia, tapi juga hewan dan tumbuhan. Tidak hanya kepada yang lain, tapi juga diri sendiri atau yang populer dengan selflove. Dan memang terdapat anjuran  selflove dalam Islam memang terdapat dalam nash . Mencintai diri sendiri bukan berarti mementingkan ego, tapi mencintai diri sendiri pun pasti akan mengantarkan kita pada sikap tak menyakiti orang lain.

Rasulullah pun telah bersabda bahwa tanda seseorang beriman adalah ia yang mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri:

عَنْ أَبِيْ حَمْزَة أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ خَادِمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ) رَوَاهُ اْلبُخَارِيّ وَمُسْلِم

Artinya: Dari Abu Hamzah –Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu– pembantu Rasulullah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: ”Tidaklah salah seorang di antara kalian beriman (dengan keimanan yang sempurna) sampai dia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Rasulullah bersabda bahwa keimanan seseorang akan dianggap sempurna jika ia bisa mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Artinya, mencintai diri sendiri lebih didahulukan agar bisa memulai mencintai orang lain. Jika kita telah selesai dengan diri sendiri, memperlakukan diri sebaik mungkin maka tentu kita bisa memperlakukan saudara kita dengan hal yang sama

Mencintai diri sendiri bukan berarti bersikap egois dan mengorbankan perasaan orang lain, melainkan menghargai dan senantiasa mensyukuri apa yang ada pada diri ini. Tidak menyakiti diri sendiri secara fisik dan psikis. Menjaga kesehatan, merawat diri, mengapresiasi apa yang telah dicapai oleh diri sendiri. Bahkan saat diri sedang terpuruk, melewati masa-masa sulit kita harus tetap berupaya dalam pikiran yang waras.

Baca Juga:  Kisah Ibu dan Saudara Perempuan Nabi Musa

Ibnu Rajab, salah seorang ulama beermazhab Hanbali dalam karyanya berjudul Fath al-Bari menjelaskan mengenai hadis satu ini, beliau menuliskan:

وإنما يحب الرجل لأخيه ما يحب لنفسه إذا سلم من الحسد والغل والغش والحقد ، وذلك واجب كما قال النبي صلى الله عليه وسلم : ” لا تدخلوا الجنة حتى تؤمنوا ، ولا تؤمنوا حتى تحابوا ” فالمؤمن أخو المؤمن يحب له ما يحب لنفسه ويحزنه ما يحزنه

Artinya: Bisa dikatakan seseorang mencintai saudaranya dengan apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri apabila saudaranya selamat dari rasa hasad, dendam, curang, dan dan dengki. Hal tersebut adalah wajib, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi: “janganglah kalian masuk surga sampai kalian beriman, dan janganlah beriman sampai kalian saling mencintai”. Maka seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin lainnya yang dalam hal mencintai dari apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri, dan merasa sedih dari apa yang membuat dirinya sedih.

Saat kita telah mencintai diri sendiri, maka pasti kita tidak akan membiarkan penyakit hati bersarang pada diri kita. Sibuk memikirkan kekurangan orang lain, sibuk berprasangka buruk, sibuk membenci yang pada akhirnya justru membuat diri kita tersiksa. Saat kita mencintai diri kita sendiri, maka kita akan sibuk pada perbaikan diri dan akan senantiasa mudah memaafkan kesalahan orang lain karena menyadari penuh bahwa manusia penuh kekurangan. Ia juga tak akan menggantungkan harapan pada manusia lain, sebab berharap sepenuhnya adalah kepada Allah.

Begitu juga Imam Nawawi dalam kitabnya, Syarh al-Arba’in an-Nawawi fii al-Ahadis as-Shohihah:

والمراد يحب لأخيه من الطاعات والأشياء المباحات ويدل عليه ما جاء في رواية النسائي: ” حتى يحب لأخيه من الخير ما يحب لنفسه ” . قال الشيخ أبو عمرو ابن الصلاح، وهذا قد يعد من الصعب الممتنع وليس كذلك، إذ معناه لا يكمل إيمان أحدكم حتى يحب لأخيه في الإسلام ما يحب لنفسه، والقيام بذلك يحصل بأن يحب له حصول مثل ذلك من جهة لا يزاحمه فيها بحيث لا ينقص عليه شيء من النعمة، وذلك سهل قريب على القلب السليم، وإنما يعسر على القلب الدغل عافانا الله تعالى وإخواننا أجمعين

Baca Juga:  Samia Suluhu Hassan, Presiden Perempuan Pertama Tanzania

Artinya: Dan yang dimaksud dengan mencintai saudaranya adalah (dengan) melakukan ketaatan dan hal-hal yang diperbolehkan. Begitu juga dalam riwayat an-Nasa`i disebutkan (terdapat teks hadis): “sehingga mencintai saudaranya dengan apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” Syekh Abu ‘Amru bin Sholah, terkadang hadis ini dianggap sebagai hal yang menyulitkan diri sendiri untuk mendapatkan kesenangan, padahal bukan seperti ini maksudnya.

Maknanya adalah Iman seseorang dikatakan sempurna bila salah satu dari kalian mencintai saudaranya yang seiman dengan apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri. Dan untuk mencapai taraf itu, seseorang tidak perlu merasa untuk bersaing dalam memperoleh nikmat dan kebaikan, yaitu tidak dengan mengurangi kesenangan (yang ada pada orang lain). Taraf mencintai orang lain adalah dengan memudahkan hati seseorang merasa selamat, sedangkan membuat orang lain merasa sempit hatinya dan terganggu semoga Allah mengampuni kita dan saudara kita semua.

Konsep mencintai suadara kita dengan apa yang kita cintai untuk diri sendiri akan tercapai bila kita telah memahami dan selesai mencintai diri sendiri. Hati yang lapang, pikiran yang terbuka, dan cara pandang yang inklusif adalah hasil dari mencintai diri sendiri. Cintailah dirimu sendiri, maka engkau bisa mencintai orang lain hingga sempurnalah imannya.

 

Rekomendasi

Perempuan Datang dalam Rupa Setan Perempuan Datang dalam Rupa Setan

Kajian Hadis: Perempuan Datang dalam Rupa Setan

Ipar adalah Maut dalam Kajian Hadis Ipar adalah Maut dalam Kajian Hadis

Ipar adalah Maut dalam Kajian Hadis

Perempuan Pelaku Fitnah Pertama Perempuan Pelaku Fitnah Pertama

Kajian Hadis: Perempuan Pelaku Fitnah Pertama

fomo media sosial islam fomo media sosial islam

Upaya Menghindari Fomo dalam Kacamata Islam

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan ajarkan kesetaraan laki-laki perempuan

Mengenal Lebih Jauh Macam-macam Pendekatan Gender

Kajian

Kisah cinta Zainab binti Rasulullah Kisah cinta Zainab binti Rasulullah

Kisah Cinta Sayyidah Zainab binti Rasulullah

Muslimah Talk

Hukum kremasi jenazah mualaf Hukum kremasi jenazah mualaf

Hukum Kremasi Jenazah Mualaf

Kajian

Rembuk Ide Rembuk Ide

El-Bukhari Institute Gelar Rembuk Ide, Bahas Moderasi Beragama untuk Gen Z

Berita

Bincang Thaharah; Wudhu Tidak Berurutan, Apakah Tetap Sah?

Video

Perbedaan Haji dan Umrah Perbedaan Haji dan Umrah

Tiga Perbedaan Haji dan Umrah

Ibadah

Syarat-syarat dikabulkannya doa Syarat-syarat dikabulkannya doa

Fungsi dan Syarat-syarat Dikabulkannya Doa  

Ibadah

Larangan bagi Perempuan Haid Larangan bagi Perempuan Haid

Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Kajian

Trending

Doa keguguran Doa keguguran

Kehilangan Buah Hati Akibat Keguguran, Baca Doa yang Diajarkan Rasulullah Ini

Ibadah

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

10 Hadis Tentang Keutamaan Menikah

Kajian

Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat Tujuh Keutamaan Membaca Shalawat

Doa agar Terhindar dari Prasangka Buruk pada Allah

Ibadah

Mengenal Rufaidah al-Aslamiyah: Perawat Perempuan Pertama dalam Sejarah Islam

Muslimah Talk

Mandi junub dan haid Mandi junub dan haid

Empat Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Mandi Wajib

Ibadah

Resensi Buku Pernah Tenggelam Resensi Buku Pernah Tenggelam

Resensi Buku Pernah Tenggelam: Halu Berlebihan Menenggelamkan Keimanan?

Diari

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Kisah Bulan Madu Rasul dengan Shafiyah binti Huyay

Muslimah Talk

muslimah mencukur habis rambutnya muslimah mencukur habis rambutnya

Bolehkah Muslimah Mencukur Habis Rambutnya?

Kajian

Connect