Ikuti Kami

Kajian

Ipar adalah Maut dalam Kajian Hadis

Ipar adalah Maut dalam Kajian Hadis
Ipar adalah Maut dalam Kajian Hadis

BincangMuslimah.Com – Film “Ipar adalah Maut”, hasil garapan MD Pictures dengan sutradaranya Hanung Bramantyo menjadi viral belakangan ini.  Setelah diadaptasi dari kisah nyata yang dipopulerkan oleh Eliza Sifa melalui Tiktok, film ini sukses menarik perhatian luas dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia, termasuk remaja, dewasa, hingga ibu-ibu, karena relevansinya dengan situasi yang sering terjadi di tengah masyarakat.

Redaksi Lengkap Hadis 

Uniknya, judul dari film ini bukanlah sembarang judul. Sebab, redaksi judul  Ipar adalah Maut diambil dari salah satu hadis Rasulullah saw. yang dimuat di Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim. Berikut bunyi hadisnya:

“عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” إِيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ “. فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَفَرَأَيْتَ الْحَمْوَ . قَالَ : ” الْحَمْوُ الْمَوْتُ

Artinya: “Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, bahwa Rasulullah Saw bersabda, ‘Berhati-hatilah kalian masuk menemui wanita.’ Lalu seorang laki-laki Anshar berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?’ Beliau menjawab, ‘Ipar adalah maut’.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Dalam kitab Fath al-Bari syarah shahih al-Bukhari dijelaskan, sejatinya kata “الْحَمْوَ” tidak hanya bermakna ipar, melainkan juga bermakna lain, seperti sepupu, mertua suami, mertua istri, dan keponakan. Imam Nawawi mengomentari dengan spesifik bahwa yang dimaksud dengan “al-hamwu” adalah semua kerabat suami dan istri selain anak-anak dan orang tua mereka. Hal ini dikarenakan anak-anak dan orang tua dari suami istri masih diperbolehkan untuk khalwat, berbeda dengan kerabat suami yang lain seperti halnya ipar. 

Pada dasarnya, anjuran Rasulullah untuk hati-hati terhadap ipar bertujuan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, kecemburuan misalnya. Kecemburuan akan mengantarkan pada kerusakan agama yang lain, seperti perselingkuhan hingga perceraian. 

Baca Juga:  Anjuran Selflove dalam Islam

Seorang hakim bernama Imam Iyadh berpendapat, seorang ipar berpotensi akan menimbulkan fitnah dalam sebuah keluarga dan matinya agama seseorang. Berdasarkan salah satu hadis Rasulullah saw. yang artinya “janganlah seorang laki-laki berkumpul (berkhalwat dengan wanita lain (yang bukan mahramnya) maka yang ketiga adalah setan.” 

Beberapa ulama, termasuk Imam Nawawi, menilai larangan ini adalah larangan yang keras (taghlidh). Itu karena ipar memiliki kesempatan untuk sering berinteraksi di dalam rumah saudaranya yang sudah berumah tangga. Oleh karena itu, penting bagi suami istri untuk mengindahkan aturan syariat dan berhati-hati dalam interaksi sosial dengan lawan jenis, termasuk dengan ipar sendiri.

Mengapa Ipar Sama dengan Maut?

Seperti yang diulas sebelumnya, ipar dapat menyebabkan matinya agama seseorang. Konon, orang Arab sering menyifati dan melabeli sesuatu yang tidak baik dengan kata ‘maut’. 

Adapun dari sudut pandang ulama, analogi ipar sebagai maut tentunya mempunyai alasan yang bervariasi. Hal ini terlihat dari pendapat yang dikemukakan oleh Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim. Masih banyak orang yang salah kaprah dalam memahami hubungan persaudaraan ipar, baik dari suami maupun istri. Mereka menganggap bahwa ipar adalah mahram sehingga batasan interaksi sosial seperti dengan yang bukan mahram tidaklah berlaku. Padahal, syariat sudah jelas menegaskan bahwa ipar hanya sekedar mahram muaqqat (mahram sementara).  Ini artinya, dari segi membatasi interaksi, saudari dari istri terhitung sebagai ajnabi (orang lain). 

Dengan demikian, karena ipar adalah ajnabi, maka aturan syariat dalam hal interaksi dengan lawan jenis tetaplah berlaku. Contohnya, harus menutup aurat, tidak boleh bersentuhan kulit satu-sama lain, tidak boleh berduaan, dan lainnya. Lagi-lagi, hal ini kare fitnah dan godaan seorang ipar lebih besar sebab ia lebih sering berkumpul dan leluasa masuk rumah tanpa ada yang menyalahkan. Berbeda dengan orang lain yang jelas bukan bagian dari keluarga.

Baca Juga:  Surah an-Najm Ayat 45-46: Penentuan Jenis Kelamin pada Bayi

Apakah Semua Ipar Dianalogikan sebagai Maut secara Mutlak?

Apabila kita telisik lebih dalam terkait asbabul wurud (sebab munculnya) hadis ini, akan kita temukan bahwa maksud dari perkataan beliau dilatarbelakangi dengan fenomena laki-laki pada masanya yang suka berkumpul dengan wanita yang bukan mahram. Sehingga mafhum mukhalafah dari hadis ini adalah jika interaksi antara ipar dengan suami kakaknya atau sebaliknya masih di dalam batas wajar dan sesuai dengan syariat Islam, maka ipar di sini tidak tergolong sebagai maut sebagaimana yang dijelaskan di dalam hadis. 

Dari film ipar adalah maut, banyak hal yang bisa dipelajari khususnya bagi pasangan suami istri. Di antaranya, pasangan suami istri harus sadar akan pentingnya batasan hubungan dalam keluarga. Welas asih antar sesama saudara boleh, namun sebisa mungkin menghindari dari satu atap dengan ipar lawan jenis, demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.  

Rekomendasi

Toleransi Tidak Terbatas untuk Non-Muslim Toleransi Tidak Terbatas untuk Non-Muslim

Pentingnya Sikap Toleransi dalam Kajian Hadis Nabi

Perempuan Datang dalam Rupa Setan Perempuan Datang dalam Rupa Setan

Kajian Hadis: Perempuan Datang dalam Rupa Setan

Film Ipar Adalah Maut Film Ipar Adalah Maut

Review Film Ipar Adalah Maut; Badai Besar Bermula Dari Angin yang Tak Terlihat

Perempuan Pelaku Fitnah Pertama Perempuan Pelaku Fitnah Pertama

Kajian Hadis: Perempuan Pelaku Fitnah Pertama

Ditulis oleh

Pegiat Kajian Hadis dan Mahasantri Darus-Sunnah International Institute For Hadits Sciences

Komentari

Komentari

Terbaru

Hal-Hal yang Merusak Amal Baik Hal-Hal yang Merusak Amal Baik

Hal-Hal yang Merusak Amal Baik

Kajian

peran tionghoa dalam menyebarkan islam peran tionghoa dalam menyebarkan islam

Imlek: Refleksi Peran Tionghoa dalam Menyebarkan Islam di Banten

Kajian

Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis? Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis?

Bolehkah Mengalakosikan Zakat sebagai Dana Makan Bergizi Gratis?

Kajian

Hukum Menyanyikan Ayat al-Quran Hukum Menyanyikan Ayat al-Quran

Hukum Menyanyikan Ayat al-Quran

Kajian

pendidikan perempuan pendidikan perempuan

Cara Islam Menghargai Pendidikan untuk Perempuan

Kajian

Pelajaran Penting dari Kisah Durrah binti Abi Lahab Pelajaran Penting dari Kisah Durrah binti Abi Lahab

Pelajaran Penting dari Kisah Durrah binti Abi Lahab

Khazanah

Mengenang Toeti Heraty: Penyair Kontemporer Terkemuka Indonesia

Khazanah

Hukum Mengonsumsi Kopi Luwak Hukum Mengonsumsi Kopi Luwak

Hukum Mengonsumsi Kopi Luwak

Kajian

Trending

Berapa Kali Sehari Rasulullah Mengucapkan Istighfar?

Ibadah

Citra Perempuan dalam alquran Citra Perempuan dalam alquran

Lima Keutamaan Asiyah Istri Firaun yang Disebut Dalam Hadis dan al-Qur’an

Kajian

Penyakit hati Penyakit hati

Hati-Hati, Ini Ciri Kalau Kamu Punya Penyakit Hati

Kajian

https://www.idntimes.com/ https://www.idntimes.com/

Ratu Kalinyamat: Ratu Jepara yang Memiliki Pasukan Armada Laut Terbesar di Nusantara

Muslimah Talk

Tata Cara Mengurus Bayi yang Meninggal

Kajian

Zikir Ketika Angin Kencang

Ibadah

Mengenal Hamnah Binti Jahsy, Perawat Perempuan di Masa Rasul

Muslimah Talk

ummu salamah penyebutan perempuan ummu salamah penyebutan perempuan

Menelaah Tafsir Ummu Salamah: Menyambung Sanad Partisipasi Perempuan dalam Sejarah Tafsir al-Qur’an

Kajian

Connect