Ikuti Kami

Keluarga

Parenting Islami: Mendidik Generasi Tauhid di Era Modern

doa tak kunjung dikabulkan
Lima Perkara yang Menghalangi Doa Tidak Sampai Kepada Allah

BincangMuslimah.com- Pernah mendengar kisah tentang Isteri Ibnu Hay? Ia adalah seorang perempuan yang ditinggal mati suaminya dan memiliki dua putra. Disebutkan, ketika keduanya telah tumbuh dewasa, perempuan shalehah ini senantiasa mengajarkan kepada mereka tentang ibadah, ketaatan pada Allah dan shalat malam. Dari kisahnya yang akan diulas ini, kita bisa belajar bagaimana mendidik generasi tauhid di era modern ini.

Ia pernah berkata kepada anaknya: “Hendaknya tidak sedikit pun dari waktu malam lewat di rumah kita, kecuali ada seseorang yang berdiri mengingat Allah.” Keduanya berkata: “Apa yang engkau kehendaki, wahai ibu?” Ia berkata: “Kita bagi malam hari menjadi tiga bagian. Salah satu dari kalian harus bangun sepertiga pertama yang pertama. Yang lain sepertiga malam yang kedua dan aku akan bangun pada sepertiga malam yang terakhir. Setelah itu aku akan membangunkan kalian untuk shalat Fajar.” Keduanya berkata: “Kami akan memperhatikan dan mentaatinya, wahai ibunda.” (Sumber: Ibnu Thufail. Hayy Ibn Yaqzhan Roman Filsafat tentang Perjumpaan Nalar dengan Tuhan, 2006)

Dan benar, ketika sang ibu meninggal dunia, kedua anak itu tidak pernah meninggakan shalat malam. Itu, kerena ketaatan dalam ibadah sudah memehuni hatinya berkat didikan sang ibu. Maka dari itu, waktu yang terindah bagi kedunya pun adalah ketika keduanya melaksanakan shalat malam. Keduanya membagi waktu malam menjadi dua bagian. Bahkan ketika salah satu dari mereka jatuh sakit, maka salah seorang darinya menghidupkan seluruh malamnya dengan ibadah.

Ini pula yang diajarkan oleh Nabi Ya’kub kepada anak-cucunya, dialog mereka terangkum dalam Alquran;

“Hai anak-cucuku, siapakah yang akan kalian sembah sepeninggalku nanti?” dengan tegas anak cucu Ya’qub menjawab, “Kami akan menyembah Tuhan sesembahanmu dan sembahan moyangmu: Ibrahim, Ismail dan Ishaq, Tuhan yang Mahaesa. Dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 133).

Baca Juga:  Menjadi Orang Tua Supportif untuk Anak Adalah Ajaran Rasulullah

Kedua dialog di atas menggambarkan keserasian antara generasi tua dengan generasi penerus dalam menegakkan ajaran tauhid, yang tentu saja harus menjadi teladan bagi setiap muslim. Mereka sangat khawatir meninggalkan generasi lemah iman dalam gersangnya agamanya. Namun ia sangat bahagia ketika mendengar anak-cucunya memberikan pernyataan, bahwa mereka tetap berpegang teguh pada ajaran tauhid. Berarti sepeningganya nanti, tetap akan hadir generasi tauhid yang ikhlas dan tegar memperjuangkan dinul-Islam.

Yang diajarkan oleh isteri Ibn Hay sungguh suatu penanaman nilai tauhid yang luar biasa lagi sangat mendalam.

Kenyataan yang ada sekarang, jauh berbeda. Banyak orangtua lebih mendambakan harta. Merasa sangat khawatir anak-cucunya tidak bisa makan sepeninggalnya nanti, hingga tidak jarang hidupnya dihabiskan untuk mengumpulkan kekayaan. Tak ingat halal-haram, yang penting anak-cucu bisa hidup bahagia dengan harta  warisan sampai tujuh turunan. Korupsi bahkan manipulasi pun ia lakukan.

Agama sekedar ucapan lisan, jika hati kosong dari ketakwaan. Kekhawatiran tersebut dirasakan oleh Ibrahim dan Ya’qub sehingga mereka berwasiat pada anak-anaknya: “Hai anak-cucuku Allah telah memilih buatmu agama, maka janganlah kalian mati sebelum benar-benar menjalankan ajaran agama Islam.” (QS. Al-Baqarah:132)

Kita diberi pelajaran yang berharga agar mengikuti jejak Ibrahim dan Ya’qub dalam membina generasi penerus. Kalau kita mengikuti faham materialis, berarti telah cenderung pada faham Qarun yang ditenggelamkan ke bumi oleh Allah. Kekayaan yang berlimpah akan menjadi fitnah bagi anak-cucu. Boleh jadi mereka akan memperebutkan harta warisan, lupa kepada jerih payah dan perjuangan orangtua.

Melihat realita yang ada, ketika manusia sibuk memikirkan materi, kita seharusnya mampu mencoba membekali diri dengan nilai-nilai tauhid kepada anak-anak sejak dini. Kita kenalkan mereka dengan kaimah thayibah, kita perdengarkan kepadanya bacaan kalam ilahi dan ucapan-ucapan yang baik, kita perlihatkan perilaku yang terpuji, dan bahkan di dalam rumah pun kita pajang hiasan dinding yang mengandung nilai-nilai Islami.

Baca Juga:  Fatherless dalam Kacamata Islam

Kita ajak anak-anak ke majlis ta’lim, ke masjid maupun ke surau. Kita biasakan mereka berinfak mengasihi fakir miskin dan yatim piatu. Menyayangi teman dan menanamkan rasa kebersamaan. Dari sinilah cara yang baik untuk mendidik generasi tauhid di era modern.

Rekomendasi

menafkahi anak - kepribadian anak menafkahi anak - kepribadian anak

Parenting Islami: Kepribadian Anak yang Tumbuh Akibat Dampak Kekerasan

kesehatan reproduksi remaja kesehatan reproduksi remaja

Parenting Islami : Empat Bentuk Psikologis yang Dibutuhkan Anak dalam Sorotan Islam

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Melatih Kemandirian Anak Melatih Kemandirian Anak

Parenting Islami ; Bagaimana Cara Mendidik Anak Untuk Perempuan Karir?

Ditulis oleh

Penulis Buku “NW Studies II” dan “Senandung Aforisme, Catatan Ruang Waktu Etika dan Cinta Si Gadis”. Saat ini sedang menyelesaikan gelar Magister Aqidah dan Filsafat Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Komentari

Komentari

Terbaru

Hukum Memakai Pakaian Sinterklas Hukum Memakai Pakaian Sinterklas

Hukum Memakai Pakaian Sinterklas karena Tugas Kerja

Kajian

Bagaimana Cara Self-healing Ala Rasulullah? Bagaimana Cara Self-healing Ala Rasulullah?

Cara Self-Healing Ala Rasulullah

Muslimah Talk

Bolehkah Salat Menggunakan Pakaian atau Alat Salat yang Terkena Lumpur? Bolehkah Salat Menggunakan Pakaian atau Alat Salat yang Terkena Lumpur?

Bolehkah Salat Menggunakan Pakaian atau Alat Salat yang Terkena Lumpur?

Kajian

Rekonfigurasi Makna Nushuz: Relasi Dua Arah Hubungan Suami–Istri Menurut Quraish Shihab Rekonfigurasi Makna Nushuz: Relasi Dua Arah Hubungan Suami–Istri Menurut Quraish Shihab

Rekonfigurasi Makna Nushuz: Relasi Dua Arah Hubungan Suami–Istri Menurut Quraish Shihab

Kajian

Self Reward Menurut Pandangan Islam Self Reward Menurut Pandangan Islam

Mindfulness dalam Islam: Hadir Sepenuhnya Bersama Allah

Muslimah Talk

toleransi dan keberagamaan mesir toleransi dan keberagamaan mesir

Pengalaman Toleransi dan Keberagamaan di Mesir

Muslimah Daily

Menerima Bingkisan Natal Muslim Menerima Bingkisan Natal Muslim

Hukum Menerima Bingkisan Natal bagi Muslim

Kajian

Muslimah Tenang di Tengah Kesibukan: Menghadapi Rasa Takut Tertinggal dan Pikiran Berlebih Muslimah Tenang di Tengah Kesibukan: Menghadapi Rasa Takut Tertinggal dan Pikiran Berlebih

Muslimah Tenang di Tengah Kesibukan: Menghadapi Rasa Takut Tertinggal dan Pikiran Berlebih

Muslimah Talk

Trending

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Menyetubuhi Istri yang Sedang Istihadah

Kajian

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Apakah Darah yang Keluar Setelah Kuret Termasuk Nifas?

Kajian

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Kajian

toleransi dan keberagamaan mesir toleransi dan keberagamaan mesir

Pengalaman Toleransi dan Keberagamaan di Mesir

Muslimah Daily

air ketuban air ketuban

Keluar Darah saat Hamil, Termasuk Darah Haid atau Istihadhah?

Ibadah

Langkah mengesahkan Pernikahan Siri Langkah mengesahkan Pernikahan Siri

Langkah Hukum Mengesahkan Pernikahan Siri

Kajian

keringanan tidak puasa, pendidikan prenatal ibu hamil keringanan tidak puasa, pendidikan prenatal ibu hamil

Empat Pendidikan Prenatal yang Harus Ibu Hamil Tahu

Muslimah Daily

hukum menggagalkan pertunangan haram hukum menggagalkan pertunangan haram

Bolehkah Istri Menjual Mahar Nikah dari Suami?

Kajian

Connect