BincangMuslimah.Com – Di antara hak sesama muslim yang telah menjadi kewajiban kita adalah mendoakannya tatkala bersin, dan orang yang bersin tersebut disunnahkan mengucapkan kata pujian terhadap Allah. Hal ini telah disabdakan nabi dalam hadisnya yang berbunyi,
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ: الحَمْدُ لِلَّهِ، وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ: يَرْحَمُكَ اللَّهُ، فَإِذَا قَالَ لَهُ: يَرْحَمُكَ اللَّهُ، فَلْيَقُلْ: يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
Artinya: Apabila salah seorang dari kalian bersin, maka hendaknya mengucapkan “Alhamdulillah” (Segala puji hanya milik Allah) Kemudian hendaknya saudara atau sahabatnya merespon dengan mengucapkan “YarhamukAllah” (Semoga Allah memberikan rahmat kepadamu). Jika ia mengucapkan mengucapkan “YarhamukAllah”, maka hendaknya kamu mengucapkan “Yahdikumullah wa yushlih balakum” (Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk kepadamu dan memperbaiki keadaanmu). (H.R. Imam Bukhari)
Sebagai orang tua, mereka wajib mengajarkan tentang adab bersin kepada anak mereka. Jika ada orang yang bersin dan orang tersebut mengucapkan “Alhamdulillah”, maka hendaknya membalas dengan mengucapkan atau mendoakan “Yarhamukallah”. Namun, jika orang yang bersin tersebut tidak mengucapkan “Alhamdulillah”, maka tidak wajib mendoakannya.
Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, beliau pernah bercerita bahwa ada dua orang di sisi Nabi saw. yang bersin. Lalu Nabi mendoakan salah satunya dan tidak mendoakan yang lainnya. Maka orang yang tidak didoakan tersebut bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, engkau mendoakan orang ini, namun tidak denganku?”
Nabi lantas menanggapi pertanyaan orang tersebut seraya bersabda,
إِنَّ هَذَا حَمِدَ اللَّهَ، وَلَمْ تَحْمَدِ اللَّهَ
Artinya: Karena orang ini memuji Allah (mengucapkan hamdalah), sedangkan kamu tidak. (H.R. Imam Bukhari)
Dalam hadis yang lain diriwayatkan dari Abu Burdah, beliau menceritakan, “Aku menjumpai Abu Musa yang sedang berada di rumah anak perempuan al-Fadhl bin Abbas. Aku pun bersin, namun beliau tidak mendoakanku. Beberapa saat kemudian anak perempuan al-Fadhl bersin, dan beliau mendoakannya.
Aku memutuskan kembali pulang ke ibuku, lalu memberitahukan kejadian itu. Tatkala ibuku mendatangi Abu Musa, beliau berkata, “Anakku bersin di dekatmu akan tetapi engkau tidak mendoakannya. Sedangkan ketika putrimu sendiri yang bersin engkau mendoakannya.”
Abu Musa menjawab, “Sesungguhnya putramu bersin akan tetapi tidak memuji Allah sehingga aku tidak mendoakannya. Sedangkan ketika putriku bersin ia memuji Allah sehingga aku mendoakannya. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda,
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللهَ، فَشَمِّتُوهُ، فَإِنْ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ، فَلَا تُشَمِّتُوهُ
Artinya: Jika salah seorang di antara kalian bersin dan memuji Allah maka doakanlah dia. Namun, jika dia tidak memuji Allah maka jangan mendoakannya. (H.R. Muslim)
Ulama berbeda pendapat (khilaf) dalam kasus jika ada orang yang bersin, lalu tidak mengucapkan “Alhamdulillah”. Bagaimanakah seharusnya bersikap kepada orang yang demikian?
Pendapat pertama mengatakan bahwa orang tersebut hendaknya diingatkan terlebih dahulu untuk mengucapkan “Alhamdulillah”, baru kita doakan.
Pendapat kedua, tidak perlu diingatkan dan tidak perlu didoakan sebagai bentuk sangsi sosial kepadanya karena tidak mau memuji Allah ketika bersin.
Namun, pendapat yang kedua inilah yang paling diunggulkan (Rajih) berdasarkan dua hadis di atas. Akan tetapi, dikecualikan dari masalah ini ketika dalam konteks memberikan edukasi kepada anak (Tarbiyatul Aulad).
Apabila sang anak lupa mengucapkan “Alhamdulillah” setelah sebelumnya diajarkan adab setelah bersin, hendaknya terus diingatkan agar membentuk akhlaknya yang luhur dan mengenal adab-adab Islam. (Syekh Umar Baradja, Akhlak Lil Banat juz 2 hal: 126)
Demikianlah hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua saat mengajarkan adab bersin kepada anak.