Ikuti Kami

Subscribe

Keluarga

Islam Memberikan Ruang pada Istri untuk Bersuara dan Bersikap

Menolak Ajakan Istri Berhubungan
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Setelah menikah, suami dan istri hidup bersama dengan pembagian tugas yang telah disepakati bersama. Selain itu, suami diposisikan sebagai kepala keluarga. Di dalam Islam, laki-laki merupakan imam bagi keluarga kecilnya.

Dengan posisi tersebut, tidak jarang pandangan segala keputusan berada di tangan laki-laki kerap ditemukan. Segala tindakan yang berada di dalam rumah tangga adalah otoritas suami.

Bahkan ada yang memulai dari hal kecil seperti masakan, perilaku keluarga hingga cara bersikap. Semuanya diserahkan kepada suami. Begitu pun dengan pergerakan dari istri, semua harus berdasarkan titah suami.

Jika sikap yang dikeluarkan oleh istri berbeda arahan suami, maka dapat dikatakan sang istri adalah pembangkang. Di sisi lain, suara suami mutlak untuk didengarkan. Istri dituntut untuk tidak membantah dan menuruti apa yang telah disuarakan oleh suami.

Terkadang ada istri yang mencoba bersuara dan mengeluarkan pendapat, jarang didengarkan. Walau sudah terkikis, anggapan pikiran perempuan setengah laki-laki masih saja dipegang oleh sebagain orang.

Sehingga pendapat istri kerap hanya dipandang sebagai omelan dan komentar yang tidak memiliki makna. Sekadar komentar yang dibiarkan bak angin lewat. Istri, posisinya di ranah domestik saja yaitu sumur, dapur dan kasur. Di luar itu, biarkan suami yang mengurus.

Bahkan dalam urusan menyelesaikan suatu masalah, pendapat suami dominan lebih diperdengarkan dan mutlak menjadi sebuah solusi. Tidak ada diskusi, anak dan istri harus menerima keputusan yang dikeluarkan oleh sang suami.

Padahal tidak sepenuhnya demikian. Islam sendiri memberikan ruang bagi istri untuk saling bertukar pikiran dengan suami. Hal ini pula lah yang dilakukan rasulullah pada istrinya.

 

ثم قال عمر والله إن كنا في الجاهلية ما نعد للنساء أمرا حتى أنزل الله فيهن ما أنزل وقسم لهن ما قسم قال فبينا أنا في أمر أتأمره إذ قالت امرأتي لو صنعت كذا وكذا قال فقلت لها ما لك ولما ها هنا وفيم تكلفك في أمر أريده فقالت لي عجبا لك يا ابن الخطاب ما تريد أن تراجع أنت وإن ابنتك لتراجع رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى يظل يومه غضبان فقام عمر فأخذ رداءه مكانه حتى دخل على حفصة فقال لها يا بنية إنك لتراجعين رسول الله صلى الله عليه وسلم حتى يظل يومه غضبان فقالت حفصة والله إنا لنراجعه

Ibnu Abbas Ra menuturkan bahwa Umar bin Khatab Ra berkata “Di masa jahiliah dulu, kami tidak pernah mempertimbangkan ide atau saran yang berasal dari kaum perempuan. Sehingga Allah menurunkan ayat berkenaan dengan hak mereka, dan memberikan mereka hak-hak mereka.

Umar melanjutkan, “Maka ketika menghadapi suatu persoalan yang hendak aku pertimbangkan, tiba-tiba istriku berkata ‘seandainya engkau berbuat seperti ini dan itu ‘maka kukatakan padanya ‘Ada apa denganmu, kenapa turut campur dan untuk apa campur tanganmu dalam persoalan yang aku inginkan? Istriku menjawab, ‘Sungguh engkau aneh wahai Ibun Khatab! Apakah engkau tidak mau diajak berdiskusi, padahal anak wanitamu sendiri mengajak diskusi bersama Rasulullah Saw hingga beliau melewati hari-harinya dengan perasaan marah?

Akhirnya Umar bergegas mengambil pakaiannya dan segera menemui Hafsha lalu berkata padanya “Wahai anakku, sesungguhnya kamu mengajak diskusi bersama Rasulullah Saw. Hingga beliau melewati hari-harinya dengan perasaan marah? Hafshah berkata, “Demi Allah, kami benar-benar bisa mengajak diskusi bersama beliau.  (H.R Imam Bukhari dalam Shahih-nya no hadit 4962)

Hadis di atas menggambarkan relasi antara Umar bin Khatab Ra dengan sang istri. Lalu relasi antara Rasulullah dengan Istrinya, Hafsah yang merupakan anak Umar bin Khatab.

Tampak jika Umar bin Khatab pada istrinya terkesan tidak menerima pendapat sang istri. Dalam keluarga ini bersifat suatu sara yaitu dari suami. Sedangkan Rasulullah dengan sang Hafsah, saling terbuka dan berkomunikasi satu sama lain.

Rasulullah pun menyediakan ruang bagi para istrinya untuk berpendapat. Bahkan menurut hadis di atas, keduanya pernah berdiskusi dan bertukar pikiran. Menurut Faqihuddin Abdul Kodir dalam bukunya yang berjudul 60 Hadis Shahih, hal ini merupakan sebuah contoh.

Dimana Umar bin Khatab melihat sendiri bagaimana kehidupan Rasulullah dalam berumahtangga. Sebagai implementasi, Umar mengikuti jejak Rasulullah. Tentunya dengan bersedia mengubah diri, hormad dan mendengarkan suami.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Islam memberikan ruang bagi istri untuk berpendapat. Serta mengajukan suara jika terdapat suatu permasalahan. Suami dan istri seharusnya saling menyatu dan bekerja sama baik dalam menyelesaikan suatu masalah, maupun mengurus perihal rumah tangga.

Rekomendasi

rasulullah melarang tindakan kdrt rasulullah melarang tindakan kdrt

Suami yang Baik Tidak Akan Melecehkan Istri

bertahan kdrt ketaatan suami bertahan kdrt ketaatan suami

Apakah Bertahan dalam KDRT Merupakan Bentuk Ketaatan pada Suami?

Hukum Menikahi Mertua Islam Hukum Menikahi Mertua Islam

Hukum Menikahi Mertua dalam Islam

perintah taat bagi istri perintah taat bagi istri

Benarkah Perintah Taat Hanya Berlaku bagi Istri?

Aisyah Nursyamsi
Ditulis oleh

Melayu udik yang berniat jadi abadi. Pernah berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Jurnalistik (2014), aktif di LPM Institut (2017), dan Reporter Watchdoc (2019). Baca juga karya Aisyah lainnya di Wattpad @Desstre dan Blog pribadi https://tulisanaisyahnursyamsi.blogspot.com

Komentari

Komentari

Terbaru

hukum bermesraan saat berpuasa hukum bermesraan saat berpuasa

Hukum Bermesraan dengan Bukan Mahram Saat Berpuasa

Kajian

perintah islam bersikap adil perintah islam bersikap adil

Perintah Islam untuk Bersikap Adil kepada Semua Orang termasuk Nonmuslim

Kajian

sakit safar tidak puasa sakit safar tidak puasa

Syarat Sakit dan Safar Hingga Boleh Tidak Puasa

Kajian

Tips Kuat Puasa Rasulullah Tips Kuat Puasa Rasulullah

Tips Kuat Puasa ala Rasulullah

Kajian

halal lifestyle muslim perkotaan halal lifestyle muslim perkotaan

Halal Lifestyle; Tawaran Gaya Hidup untuk Muslim Perkotaan

Muslimah Talk

Tafsir Ayat tentang Puasa Tafsir Ayat tentang Puasa

Kajian Tafsir: Ayat tentang Puasa

Kajian

muhammad pelopor gerakan perempuan muhammad pelopor gerakan perempuan

Nabi Muhammad Sang Pelopor Gerakan Perempuan dalam Islam

Khazanah

tidurnya orang puasa ibadah tidurnya orang puasa ibadah

Tidurnya Orang Puasa, Ibadah atau Tidak?

Kajian

Trending

nama anak kakek buyutnya nama anak kakek buyutnya

Apakah Anak Rambut yang Tumbuh di Dahi Termasuk Aurat Shalat?

Berita

Pandangan Islam Tentang Perempuan yang Bekerja

Muslimah Daily

Keutamaan Menikahi Seorang Janda

Ibadah

Hukum Berdandan Sebelum Shalat

Ibadah

islam ibadah aktivitas ritual islam ibadah aktivitas ritual

Benarkah Muslimah Tidak Boleh Shalat Zuhur hingga Selesai Shalat Jumat?

Ibadah

Azzahra al-batul putri rasulullah Azzahra al-batul putri rasulullah

Julukan Azzahra dan Al-Batul untuk Fathimah Putri Rasulullah

Khazanah

Doa Mendengar Azan Keutamaannya Doa Mendengar Azan Keutamaannya

Doa Agar Tidak Overthinking dari Ibnu Atha’illah as-Sakandari

Ibadah

puasa sunnah hari jumat puasa sunnah hari jumat

Bagaimana Hukum Puasa Sunnah pada Hari Jumat?

Ibadah

Connect