BincangMuslimah.Com – Menjalani bahtera rumah tangga tidaklah mudah. Sehingga butuh adanya relasi kesalingan di antara suami dan istri. Saling mencintai, memiliki, menyayangi, menghargai, menghormati dan saling memberikan kenyamanan satu dengan lainnya. Hal ini bertujuan demi terjalinnya pernikahan yang sakinah. Pernikahan yang penuh rasa tentram dan damai. Oleh karena itu, bagi pasangan suami istri sangat membutuhkan pula adanya romantisme dalam membina hubungan yang baik di antara mereka.
Sikap Romantis Rasulullah kepada Aisyah
Bahkan Rasulullah saw. pun mempunyai sikap sangat romantis dengan istrinya, Aisyah. Hal ini sebagaimana Aisyah r.a. mengisahkan
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ مِنْ قَدَحٍ يُقَالُ لَهُ الْفَرَقُ. رواه البخاري.
Dari Aisyah r.a. ia berkata: “Saya biasa mandi bersama Nabi saw. dari satu bejana dan dengan satu gayung, yang disebut faruq.” (HR. Al-Bukhari).
Teks hadis tersebut menggambarkan sangat intimnya Aisyah r.a. bersama suaminya, Nabi saw. Tentu saja mandi bersama hanyalah salah satu dari contoh kecil dari praktik keintiman dan keromantisan demi memupuk rasa cinta antara suami dan istri.
Melakukan Aktifitas Bersama
Karena keintiman dan keromantisan tidaklah melulu tentang hubungan kelamin atau jima’ sebagaimana yang ada dalam pikiran banyak orang. Namun, keintiman dan keromantisan bisa dengan melakukan semua aktifitas dengan bersama-sama yang bisa menumbuhkan rasa ketentraman dari satu kepada lainnya begitu sebaliknya.
Aktifitas seperti itu secara umum sangatlah penting baik bagi suami maupun istri. Bahkan bagi kedua belah pihak juga perlu melakukannya dengan aktif. Masing-masing harus peka untuk melayani dan merasa dilayani pada saat bersamaan. Menikmati dan saling memuaskan. Tersenyum dan saling menggoda.
Aktifitas mandi bersama sebagaimana Rasulullah saw. dan Aisyah r.a. memberi contoh adalah aktifitas bersama yang sangat intim dan romantis yang bisa menguatkan rasa kebersamaan yang cukup dalam. Aktifitas lainnya pun bisa dengan shalat berjamaah, makan bersama, mengisi waktu kosong bersama atau jalan-jalan bersama.
Memupuk kebersamaan juga bisa dengan tidur dalam satu kamar dan satu ranjang. Sehingga setiap ada masalah yang menimpa, bisa selesai ketika keduanya masuk dalam kamar tersebut. Berbeda halnya jika kamar suami istri terpisah. Maka, sering kali kesalahpahaman akan terus berlarut, buntu dan sulit dipecahkan.
Berdasarkan teks hadis dan keterangan di atas, maka sangat bermakna sekali ungkapan yang mengatakan bahwa “menikah itu ibadah.” Betapa tidak, semua aktifitas yang dilakukan bersama-sama antara suami dan istri akan tercatat sebagai ibadah. Wa Allahu A’lam bis Shawab.
3 Comments