BincangMuslimah.Com – Beberapa orangtua berprinsip menyerahkan pengasuhan pada ibu. Terutama pada anak perempuan. Memang, dalam keluarga pasti ada pembagian kewajiban agar kehidupan dalam berumah tangga seimbang.
Ayah mencari nafkah dan paling banyak di luar rumah. Lalu ibu yang mengurus keperluan domestik sekaligus mengasuh anak-anak. Namun bukan berarti peran ayah tidak dibutuhkan.
Nyatanya, ayah memiliki peran penting terhadap pengasuhan pada anak yang memengaruhi tumbuh kembang. Tidak hanya fisik, namun juga terhadap pertumbuhan kembang mental anak.
Sosok ayah yang selalu memberikan kasih sayang, kepedulian, dan dukungan penuh cinta membuat anak perempuan tumbuh dengan kepercayaan diri penuh. Pada perkembangan usianya, anak pasti punya satu kondisi krisis kepercayaan diri. Khususnya pada anak perempuan.
Sebagian anak perempuan bahkan merasa tertekan dengan standar sosial dari bentuk tubuh, cara sikap dan berpenampilan. Meski ayah bukan satu-satunya orang yang menumbuhkan kepercayaan diri, namun sosoknya sangat membantu anak menjadi pribadi yang kuat.
Dengan menjadi seorang ayah yang bersifat melindungi, memberikan pengertian dan penerimaan, maka anak perempuan menjadi merasa lebih berharga. Ayah bisa memulai dengan memberikan pujian atau menghindari bersikap body shaming.
Selain itu bisa pula dengan menghindari komentar negatif soal penampilan. Ayah, dalam hal ini bisa mengajak sekaligus mencontohkan pola makan dan hidup yang sehat.
Institutes for Family Studies memaparkan peran besar lainnya dari ayah. Anak yang memiliki hubungan erat dan harmonis dengan ayah akan memiliki kondisi kesehatan mental yang baik.
Namun berbanding terbalik pada anak yang tidak mendapatkan keterlibatan ayahnya dalam pengasuhan. Sang anak cenderung mengalami depresi dan permasalahan mental. Di sisi lain akan juga rentan mempunyai masalah terhadap problem solving. Dilanjutkan pula pada manajemen emosi yang rapuh.
Oleh karenanya, peran ayah dalam pengasuhan anak, khususnya pada anak perempuan amat diperlukan. Bahkan Rasulullah Saw sendiri mencontohkan bagaimana menunjukkan kasih sayang dan kecerian terhadap anak perempuan.
حدثنا أبو معمر حدثنا عبد الوارث حدثنا عبد العزيز عن أنس رضي الله عنه قال رأى النبي صلى الله عليه وسلم النساء والصبيان مقبلين قال حسبت أنه قال من عرس فقام النبي صلى الله عليه وسلم ممثلا فقال اللهم أنتم من أحب الناس إلي قالها ثلاث مرار
“Anas R.a bersabda, “Suatu saat, Nabi Muhammad Saw melihat beberapa perempuan dan anak-anak datang mendekat. Mungkin datang dari suatu pesta pernikahan. Nabi Muhammad Saw bergegas berdiri menyambut mereka. ‘Kamulah orang yang paling aku cintai’. Tiga kali beliau mengatakan hal ini di depan mereka.” (HR al Bukhari dalam Shahih-nya no 3574).
Menurut Faqihuddin Abdul Kodir di dalam bukunya berjudul 60 Hadits Shahih, menyebutkan jika hadist di atas merupakan sebuah pembalikan dari pandangan pria Arab saat ini.
Dimana laki-laki Arab jarang dan tidak biasa bercanda sembari bermain dengan anak-anak mereka. Apa lagi dengan anak perempuan. Sehingga, para laki-laki Arab sempat terheran-heran kenapa Rasulullah bisa begitu akrab dengan anak-anak. Bahkan dengan cucu perempuannya yang masih kecil. Nabi Muhammad bahkan tidak sungkan menggendong saat berdiri salat dan mendudukannya kembali saat akan sujud.
Menurut Faqihuddin di dalam buku yang sama, hadis ini menunjukkan pada masyarakat muslim untuk selalu menujukkan keceriaan pada anak-anak, begitu juga anak perempuan.
Oleh karena itu dapat disimpulkan jika ayah mempunyai peranan yang tidak kalah penting dalam pengasuhan anak. Begitu pun pada anak perempuan, dengan menunjukkan cinta pada anak perempuan.Dan Islam, lewat Rasulullah mencontohkan pada setiap ayah untuk tidak sungkan bermain dan bercengkrama dengan anak-anak mereka.