Ikuti Kami

Kajian

Zainab binti Jahsy, Istri Rasulullah yang Paling Gemar Bersedekah

Shafiyah binti Huyay Teungku Fakinah

Bincangmuslimah.com – Zainab binti Jahsy al-Asadiyah r.a merupakan istri Rasulullah saw. yang terkenal gemar bersedekah. Ia berasal dari kalangan Bani Asad, salah satu kabilah Quraisy. Ia adalah putri dari pasangan Jahsy bin Riab dan Umaimah binti Abdul Muthalib, bibi Nabi Muhammad saw. dari jalur ayahnya.

Pada awalnya, nama asli sepupu Nabi saw ini adalah Barrah, namun Rasulullah saw. mengganti namanya menjadi Zainab setelah keduanya resmi menjadi suami istri.

Zainab binti Jahsy r.a dikenal sebagai perempuan shalehah berparas rupawan, muslimah yang zuhud, rajin shalat dan berpuasa, juga gemar bersedekah. Ia selalu membagi-bagikan hartanya untuk anak-anak yatim dan para janda, juga untuk digunakan di jalan Allah Swt. Sepeninggalan Nabi Saw, setiap istri beliau diberikan tunjangan dari Baitul mal. Demikian pula di masa pemerintahan Umar bin al-Khattab.

Suatu Ketika, Atha, utusan Umar keluar untuk membagi-bagikan tunjangan kepada istri-istri Nabi Saw. Tatkala ia menghampiri Zainab Ra, perempuan bersuku Asad ini justru berkata, “Semoga Allah mengampuni Umar, sebaiknya engkau berikan uang ini kepada ummahatul mukminin lain yang lebih membutuhkan.

Semua istri-istri Rasul telah mendapatkan hak ini,” balas Atha sembari memaksa Zainab untuk menerimanya.

Maka Zainab binti Jahsy pun menerima pemberian tersebut. Ia memasukkan dirham-dirham itu ke sebuah kantung, kemudian menyerahkannya ke Barzah binti Rafi’.

Kepada Barzah ia berpesan “Berikanlah dirham-dirham ini kepada kerabat-kerabatku dan anak-anak yatim

Barzah pun mengambil kantung berisi dirham itu, ia lalu berkeliling membagikan harta tersebut.

Setelah selesai mengunjungi anak-anak yatim dan kerabat Zainab, Barzah mengecek sisa harta tersebut, ternyata hanya ada segenggam dirham saja. Padahal Zainab binti Jahsy sendiri belum mengambil sama sekali tunjangan tersebut. Maka Barzah segera kembali ke Zainab membawa sisa uang tersebut.

Baca Juga:  Minyak Dzarirah, Obat Jerawat yang Dipakai Para Istri Rasulullah

Semoga Allah mengampunimu wahai ummul mukminin. Demi Allah, kita juga memiliki hak atas harta ini,” ucap Barzah kepada Zainab.

Zainab melihat dirham yang tersisa, ia mengambilnya seraya berdoa “Ya Allah, jangan sampai aku menerima uang seperti ini lagi tahun depan. Sebab ini adalah ujian”

Benar saja, Zainab binti Jahsy Ra wafat rupanya wafat di tahun tersebut, sehingga ia tak pernah lagi mendapat tunjangan dari Umar di tahun-tahun setelahnya.

Saat ajal menjemput, Zainab Ra masih menyempatkan diri untuk bersedekah. Dalam Riwayat al-Qasim bin Muhammad disebutkan, beberapa waktu sebelum wafat, Zainab Ra berpesan “Aku sudah mempersiapkan kafanku, akan tetapi Umar juga akan datang ke sini membawakan kafan. Maka sedekahkanlah salah satu dari kafan itu nanti.”

Setelah wafat, istri Rasulullah Saw ini dimakamkan dengan kafan yang dibawa Umar. Maka, sebagaimana wasiat Zainab Ra, kain putih yang telah ia persiapkan itu akhirnya disedekahkan oleh saudarinya, Hamnah binti Jahsy.

Zainab binti Jahsy Ra merupakan ummul mukminin yang pertama wafat sepeninggalan Nabi Saw. Rasulullah Saw sendiri sudah pernah memberikan isyarat akan hal ini. Suatu waktu sejumlah istri Rasulullah Saw berkumpul. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah Saw, siapakah di antara kita yang paling cepat menyusulmu (wafat)?

Orang yang paling panjang tangannya,” jawab Rasulullah Saw singkat.

Mendengar ungkapan tersebut, para ummahatul mukminin ini segera mengambil tongkat untuk mengukur tangan mereka. Diukurlah tangan mereka satu persatu. Rupanya orang yang paling panjang tangannya adalah Saudah binti Zam’ah r.a
Beberapa tahun setelah Rasulullah Saw wafat, Zainab binti Jahsy r.a kemudian menutup usia. Dia lah istri Nabi Saw. yang pertama meninggal dunia setelah kematian Nabi Saw.

Baca Juga:  Bolehkah Perempuan Haid Memimpin Doa?

Melalui wafatnya Zainab r.a, para ummahatul mukminin akhirnya menyadari, bahwa yang dimaksud “panjang tangan” adalah orang yang paling banyak uluran tangannya, bukan yang panjang tangannya secara hakiki. Pasalnya, sepupu Nabi Saw ini adalah perempuan bertubuh kecil dan bertangan pendek. Namun ia adalah istri Nabi Saw yang paling sering dan banyak bersedekah.

Dalam al-Ishabah fit Tamyiz as-Shahabah disebutkan, Zainab wafat pada tahun 20 H, di masa khilafah Umar bin al-Khattab. Sang Amirul mukminin ini lah yang kemudian menyalati jenazah Zainab r.a.

Kepergian Zainab membawa duka bagi umat Islam, bahkan Aisyah r.a berkata, “Telah pergi orang yang paling tekun beribadah, pelindung para anak yatim dan janda.

Demikian kisah Zainab binti Jahsyi, istri Rasulullah yang terkenal sebagai orang yang gemar bersedekah.

Rekomendasi

Juwairiyah Binti al-Harist : Putri Pemuka Bani Mustaliq yang Dinikahi Rasulullah

Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul

Lima Teladan yang Dapat Kita Pelajari dari Sayyidah Khadijah Istri Rasul

Bagaimana Sikap Romantis Rasulullah kepada Aisyah

Benarkah Rasulullah Menikahi Maimunah saat Peristiwa Umratul Qadha?

Ditulis oleh

Penulis adalah anggota redaksi BincangMuslimah. Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pondok Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah Ciputat.

Komentari

Komentari

Terbaru

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Berita

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muslimah Daily

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Muslimah Talk

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Muslimah Talk

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia? Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Muslimah Talk

tantangan menjalani i'tikaf ramadhan tantangan menjalani i'tikaf ramadhan

Amalan yang Dianjurkan Ulama Saleh di Bulan Maulid Nabi

Ibadah

Trending

Pencegahan Gangguan Menstruasi Pencegahan Gangguan Menstruasi

Bolehkah Perempuan Haid Ikut Menghadiri Acara Maulid Nabi?

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Connect