Ikuti Kami

Kajian

Meninggalkan Puasa Wajib dengan Sengaja, Haruskah Segera Diganti?

puasa wajib segera diganti
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Ramadhan telah berlalu. Akan tetapi karena berbagai alasan ada beberapa orang yang tidak menjalani puasa secara penuh pada saat Ramadhan. Tak terkecuali meninggalkan puasa dengan sengaja tanpa alasan. 

Puasa wajib yang ditinggalkan ini harus diganti pada bulan selain Ramadhan. Namun dalam pelaksanaannya timbul pertanyaan apakah qadha (ganti) puasa wajib yang sengaja ditinggalkan itu harus segera diganti setelah Ramadhan berakhir atau boleh ditunda sebagaimana qadha puasa karena ada uzur.

Untuk menjawab pertanyaan ini kita bisa merujuk’ ke dalam kitab Kifayah al-Akhyar fi Hilli Ghayah al-Ikhtishor karangan Imam Taqiyuddin asy-Syafi’i halaman 207-208. Di dalam kitab tersebut Imam Taqiyuddin menyebutkan:

‌وَالْقَضَاء ‌الَّذِي ‌على ‌الْفَوْر هُوَ الَّذِي تعدى فِيهِ بالإفطار فَيحرم تَأْخِير قَضَائِهِ وَالَّذِي على التَّرَاخِي مَا لم يَتَعَدَّ فِيهِ كالفطر بِالْمرضِ وَالسّفر وقضاؤه على التَّرَاخِي مَا لم يحضر رَمَضَان آخر

Artinya: “Adapun pelaksanaan qadha’ (puasa) yang mesti disegerakan adalah puasa yang sengaja dibatalkan. Sehingga haram bagi seseorang yang meninggalkan puasa dengan sengaja menunda untuk mengqadha’ puasanya. Sedangkan qadla’ puasa yang boleh ditunda adalah puasa yang tidak sengaja untuk dibatalkan seperti membatalkan puasa karena sakit, sedang melakukan perjalanan. Qadha’ puasa ini boleh ditunda selama belum sampai pada Ramadhan berikutnya.”

Dari redaksi tersebut, ada 2 macam jangka waktu yang diberikan dalam mengqadha’ puasa. Hal ini tergantung pada hal yang menyebabkan puasa tersebut tidak terlaksana pada bulan Ramadhan sehingga konsekuensinya puasa tersebut harus diganti.

Untuk puasa yang ditinggalkan secara sengaja, pelaksanaan qadha-nya harus segera dilakukan. Sedangkan untuk puasa yang ditinggalkan karena uzur syar’i seperti sakit, haid, dalam perjalanan dan sebagainya pengerjaannya boleh ditunda atau tidak harus disegerakan. Namun, sebagai orang yang beriman sudah seharusnya untuk segera melunasi qadha. Terlebih, sebagai manusia kita tidak punya jaminan untuk masih diberikan kehidupan hingga Ramadhan yang akan datang.

Baca Juga:  Cara Mengqadha Puasa Bagi Orang Hamil

Setelah mendapatkan jawaban bahwa puasa yang ditinggalkan secara sengaja harus segera diganti, timbul pertanyaan lanjutan tentang bagaimana standarisasi segera dalam melaksanakan qadha’ puasa? 

Untuk mengetahui standarisasi segera dalam membayar hutang puasa kita bisa menganalogikannya dengan standarisasi segera dalam mengqadha shalat. Di dalam kitab Fath al-Mu’in bi Syarh Qurrah al-‘Ain bi Muhimmat al-Din halaman 37, Syekh Zainuddin al-Malibary menyebutkan:

ويبادر من مر بفائت وجوبا إن فات بلا عذر فيلزمه القضاء فورا. قال شيخنا أحمد بن حجر رحمه الله تعالى: والذي يظهر أنه يلزمه صرف جميع زمنه للقضاء ما عدا ما يحتاج لصرفه فيما لا بد منه وأنه يحرم عليه التطوع. انتهى

Artinya: “Dan orang yang telah lalu (orang yang sudah dibebani kewajiban shalat) wajib bergegas mengganti shalat jika shalat tersebut ditinggalkan tanpa uzur. Sehingga seseorang tersebut harus segera mengganti shalat yang ditinggalkan. Guru kami Syekh Ibn Hajar al-Haitamy rahimahullah berkata: dan pendapat yang zahir bahwasanya orang yang meninggalkan shalat tanpa uzur harus mengerahkan seluruh waktunya untuk mengganti shalat yang ditinggalkan kecuali waktu yang dibutuhkan untuk sesuatu yang diharuskan orang tersebut. Dan orang tersebut haram melakukan yang sunnah, selesai.”

Di dalam redaksi ini, standarisasi segera adalah mengerahkan seluruh waktu kecuali waktu yang memang digunakan untuk hal-hal yang harus dilakukan seperti mandi, buang hajat dan sebagainya untuk mengganti shalat.  Sehingga ketika ada shalat yang tertinggal tanpa uzur atau ditinggalkan secara sengaja maka harus segera diganti ketika ada kesempatan. 

Jika dianalogikan, dapat dimaknai qadha yang harus segera dilakukan dalam puasa juga demikian (harus dilakukan sesempat mungkin). Sederhananya, ketika urusan orang tersebut yang berkaitan dengan hal-hal yang berpotensi membatalkan puasa sudah selesai seperti tidak ada hajatan yang wajib dihadiri, tidak  ada uzur syar’i seperti haid dan safar maka pada hari itu seseorang tersebut harus mengganti puasa yang sudah ditinggalkan dengan sengaja.

Rekomendasi

puasa syawal senilai setahun puasa syawal senilai setahun

Cara Mengqadha Puasa Orang yang Sudah Meninggal

Batal puasa nazar haid Batal puasa nazar haid

Batal Puasa Nazar Karena Haid, Wajibkah Qadha atau Bayar Kafarat?

Puasa Sunnah Tarwiyah Arafah Puasa Sunnah Tarwiyah Arafah

Apakah Anggota Keluarga Bisa Menggantikan Puasa Kerabat yang Sudah Wafat?

Puasa Sunnah Tarwiyah Arafah Puasa Sunnah Tarwiyah Arafah

Membatalkan Puasa dengan Sengaja, Bagaimana Hukumnya?

Ditulis oleh

Alumni Pesantren As'ad Jambi dan Ma'had Aly Situbondo. Tertarik pada Kajian Perempuan dan Keislaman.

2 Komentar

2 Comments

Komentari

Terbaru

Zakiah Daradjat Ulama Perempuan Zakiah Daradjat Ulama Perempuan

Zakiah Daradjat: Ulama Perempuan Pelopor Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum

Khazanah

keutamaan haji hadis rasulullah keutamaan haji hadis rasulullah

Tujuh Keutamaan Ibadah Haji dalam Hadis Rasulullah

Kajian

sikap rasulullah penderita kusta sikap rasulullah penderita kusta

Marak Diskriminasi pada ODHA, Tiru Sikap Rasulullah terhadap Penderita Kusta

Khazanah

keistimewaan umat nabi muhammad keistimewaan umat nabi muhammad

Delapan Keistimewaan Umat Nabi Muhammad

Kajian

Mencintai Saudara Sesama Muslim Mencintai Saudara Sesama Muslim

Pelajaran dari Kaum Anshar: Mencintai Saudara Sesama Muslim

Khazanah

Resensi Buku Feminisme Muslim di Indonesia

Diari

Sayyidah Aisyah Sayyidah Aisyah

Belajar dari Fitnah yang Menimpa Sayyidah Aisyah  

Muslimah Daily

Empat Karakteristik Kebudayaan Islam yang Dibawa Rasulullah

Kajian

Trending

Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga

Tafsir Al-Baqarah 187: Kiat Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga menurut Islam

Kajian

Empat Karakteristik Kebudayaan Islam yang Dibawa Rasulullah

Kajian

perempuan titik nol arab perempuan titik nol arab

Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Diari

Yoga gerakan ibadah hindu Yoga gerakan ibadah hindu

Yoga Dianggap Menyerupai Gerakan Ibadah Hindu, Haramkah Menurut Islam?

Kajian

malaikat melaknat istri menolak malaikat melaknat istri menolak

Benarkah Malaikat Melaknat Istri yang Menolak Ajakan Suami untuk Berhubungan Badan?

Kajian

Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia Laksminingrat tokoh emansipasi indonesia

R.A. Lasminingrat: Penggagas Sekolah Rakyat dan Tokoh Emansipasi Pertama di Indonesia

Muslimah Talk

alasan fatimah julukan az-zahra alasan fatimah julukan az-zahra

Sayyidah Sukainah binti Al-Husain: Cicit Rasulullah, Sang Kritikus Sastra

Kajian

Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah Nyai Khoiriyah Hasyim mekkah

Nyai Khoiriyah Hasyim dan Jejak Perjuangan Emansipasi Perempuan di Mekkah

Kajian

Connect