Ikuti Kami

Kajian

Tafsir ad-Dhuha; Allah Tidak Meninggalkan Nabi Muhammad

tafsir Basmalah Mafatih Al-Ghaib
gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Wahyu yang datang dari Allah kepada Nabi Muhammad kadangkala memiliki asbabun nuzul (sebab turun), kadangkala tidak. Salah satu wahyu yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad adalah surat ad-Dhuha yang sebelum kedatangannya, Nabi Muhammad diledek oleh kaum kafir bahwa Tuhannya telah meninggalkannya. Padahal sekalipun, sebagaimana yang diterangkan dalam surat ad-Dhuha, Allah tidak pernah meninggalkan Nabi Muhammad.

Ada beberapa keterangan dari para ulama mengenai peristiwa sebelum turunnya ayat ini. Surat ini bernama surat Makkiyyah karena turun sebelum peristiwa hijrah ke Madinah. Dalam kitab Ma’alim at-Tanzil karya Imam Baghawi, Nabi Muhammad merasa khawatir dan cemas karena wahyu Allah tidak turun selama dua sampai tiga hari. Lalu datanglah seorang perempuan yang oleh para ulama tafsir disebutkan bahwa ia adalah Ummu Jamil, istri dari Abu Lahab. Ia berkata,

يا محمد إني لأرجو أن يكون شيطانك قد تركك، لم أره قربك منذ ليلتين أو ثلاث

Wahai Muhamamd, sesungguhnya aku berharap setanmu telah meninggilkanmu, aku tidak melihatnya sejak dua  hingga tiga hari ini.

Ummu Jamil bahkan menyebut Tuhan Nabi Muhammad – yang juga Penciptanya – dengan sebutan “setan”.

Bahkan dalam kitab tafsir miliki Ibnu Katsir berjudul, Tafsir al-Qur`an al-Adzhim berdasarkan riwayat Imam Bukhari dan Muslim disebutkan sebagian orang musyrik mengatakan,

وُدِّع محمد

Muhamamad telah ditinggalkan.

Bahkan Khadijah, istri Rasulullah yang menemani masa perjuangan dan dakwah beliau sempat berpendapat bahwa Allah meninggalkan Nabi Muhammad.

حدثنا أبو كُرَيْب، حدثنا وَكِيع، عن هشام بن عُرْوَة، عن أبيه قال: أبطأ جبريل على النبي صلى الله عليه وسلم، فجزع جزعًا شديدًا، فقالت خديجة: إني أرى ربك قد قلاك مما نَرى من جزعك

Baca Juga:  Hikmah Pengharaman Bangkai dan Daging Babi

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada Waki’ dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya berkata, Jibril lambat dalam mengirimkan wahyu kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallama, lalu Nabi merasa sangat cemas, Khadijah berkata, “sesungguhnya aku berpendapat bahwa Tuhanmu telah meninggalkanmu karena kami melihat engkau begitu bersedih.”

Adapun beberapa ahli tafsir mengemukakan beberapa riwayat tentang alasan turunnya wahyu yang terlambat. Alasan pertama adalah karena pada saat Nabi Muhammad ditanya mengenai ruh, beliau menjawab akan merespon itu besok tanpa mengucapkan “Insya Allah”. Pendapat ini dipegang oleh Imam Thabari, Imam Suyuthi, dan Imam Qurthubi.

Sedangkan berdasarkan Zaid bin Aslam, salah seorang dari golongan Thabi’in meriwayatkan bahwa tertundanya wahyu turun kepada Nabi Muhammad adalah karena terdapat anjing di rumah Nabi. Saat Jibril datang lalu ia mengatakan,

إنا لا ندخل بيتًا فيه كلب

Sesungguhnya aku tidak masuk rumah yang di dalamnya terdapat anjing.

Namun berdasarkan waktu tertundanya wahyu turun, para ahli tafsir juga berbeda pendapat. Ibnu Jarih menyebutkan wahyu tidak turun selama 12 hari, sedangkan Ibnu Abbas menyebutkan 15 hari, dan Muqatil 40 hari.

Dalam surat ad-Dhuha, Allah bersumpah dengan menyebut waktu Dhuha dan waktu malam,

وَالضُّحٰىۙ

Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah),

وَالَّيْلِ اِذَا سَجٰىۙ

dan demi malam apabila telah sunyi,

Lalu ayat 3 menjadi jawab dari sumpah yang ada di ayat 1 dan 2 itu, ayat  yang menjadi jawab dari sumpah itu berbunyi,

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ

Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,

Dalam ayat ini, Allah menjawab kegelisahan Nabi Muhammad dan tuduhan orang-orang kafir yang mengatakan bahwa Allah meninggalkannya. Bahkan juga respon atas prasangka yang timbul dari Khadijah.

Baca Juga:  Apakah Mukmin dan Muslim Sama?

Pada ayat berikutnya, Allah berfirman bahwa akhirat lebih utama daripada kehidupan dunia.

وَلَلْاٰخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْاُوْلٰىۗ

dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.

Dalam tafsir at-Thabary, ayat ini menjelaskan tentang kehidupan di akhirat lebih baik daripada dunia. Maka janganlah bersedih atas apa yang hilang darimu berupa materi yang bersifat duniawi.

Lalu pada ayat berikutnya, Allah menjelaskan bahwa akan memberikan karunia kepada Nabi Muhammad sehingga merasa ridho.

وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ

Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.

Karunia tersebut ditafsirkan oleh beberapa ahli tafsir, salah satunya dari tafsir Ma’alim at-Tanzil karya Imam Baghawi. Berdasarkan riwayat Ali dan Hasan, karunia yang dimaksud dalam ayat 5 adalah syafa’at untuk umat Nabi Muhammad.

Pada ayat 6, dijelaskan bahwa saat Nabi Muhammad dalam keadaan yatim, Allah melindunginya. Lalu pada ayat 7 Allah menyebutkan Nabi Muhammad dalam keadaan sebelum menerima kenabian dan wahyu.

وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ

dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,

Makna “Dhollan” yang secara tekstual berarti “sesat” tak boleh sembarangan dimaknai sesat yang menimpa manusia pada umumnya. Maka yang dimaksud oleh Allah berupa petunjuk adalah wahyu Allah, kenabian, dan ajaran-ajaran Islam berupa ketauhidan dan syariat.

Adapun ayat 8, Allah menjelaskan kondisi Nabi yang pernah tak memiliki harta lalu menjadi pedagang dan partner bisnis bersama Khadijah yang kemudian menjadi istrinya.

وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ

dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

فَاَمَّا الْيَتِيْمَ فَلَا تَقْهَرْۗ

Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.

وَاَمَّا السَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنْهَرْ

Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).

وَاَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Baca Juga:  Perempuan-Perempuan yang pernah Menolak Lamaran Rasul

Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).

Demikian penjelasan tentang surat ad-Dhuha yang menjelaskan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan Nabi Muhammad. Allah bahkan menjelaskan, Dialah yang senantiasa menolong dan menuntun Nabi Muhammad. Ayat ini juga bersifat universal. Menunujukkan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-hambaNya.

Rekomendasi

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Seberapa Dekatkah Kita dengan Rasulullah?

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Husein Bertanya pada Ali Tentang Muhammad

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Patriarkis: Sebuah Upaya Pembiasan Tafsir

Tafsir Penciptaan Perempuan menurut Muhammad Abduh

Ditulis oleh

Sarjana Studi Islam dan Redaktur Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Perjalanan Sri Mulyani dalam Menjaga Stabilitas Keuangan Negara

Muslimah Talk

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Berita

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muslimah Daily

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Muslimah Talk

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Muslimah Talk

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia? Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Muslimah Talk

Trending

Pencegahan Gangguan Menstruasi Pencegahan Gangguan Menstruasi

Bolehkah Perempuan Haid Ikut Menghadiri Acara Maulid Nabi?

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

rasuna said pahlawan kemerdekaan rasuna said pahlawan kemerdekaan

Rasuna Said: Pahlawan Kemerdekaan dari Kalangan Santri dan Pejuang Kesetaraan Perempuan Bersenjata Pena

Khazanah

Connect