BincangMuslimah.Com – Peran ulama perempuan sangat strategis saat ini. Untuk itu, para ulama perempuan Indonesia dan ulama perempuan dari berbagai negara dunia akan membahas strategi dan narasi perjuangan di KUPI II.
Sejumlah ulama perempuan dari 18 negara akan bertemu dalam Konferensi Internasional yang menjadi bagian dari Kongres Perempuan Indonesia (KUPI) 2022. Mereka berasal dari Indonesia, Malaysia, thailand, Singapore, Nigeria, Turkey, India, Africa Selatan, Canada, USA, UK, Finlandia, Lybia, Iraq, Burudi dan Kenya.
Para ulama perempuan dari berbagai negara ini bersama dengan ulama-ulama perempuan di Indonesia akan berkumpul untuk memetakan perjuangan yang dialami para ulama di negaranya masing-masing.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ruby Kholifah, salah satu pelaksana OC Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) 2.
”Selain itu, para ulama perempuan dari negara-negara lain yang akan datang ini akan belajar, akan mencontoh gerakan KUPI. Mulai dari metodologi hingga gerakan KUPI yang telah dilakukan,” ungkapnya dalam agenda briefing media yang diadakan oleh Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) di co-working space Kekini, Jakarta Pusat, Kamis (10 November 2022).
Gerakan yang telah dilakukan oleh KUPI sejak tahun 2017 telah menginspirasi sejumlah ulama perempuan di berbagai negara.
Konferensi internasional merupakan bagian dari agenda Kongres KUPI 2. Konferensi dan Kongres KUPI 2 akan dilaksanakan di Semarang dan Jepara pada 23-26 November 2022 dengan mengambil tema “Meneguhkan Peran Ulama Perempuan untuk Peradaban yang Berkeadilan.”
Konferensi internasional ulama perempuan merupakan pertukaran pembelajaran di antara ulama perempuan di seluruh dunia untuk memperbarui perkembangan positif dan tantangan baru yang dihadapi oleh gerakan perempuan muslim di berbagai benua.
Pertemuan ini penting untuk melihat perjuangan dan pengalaman mengadvokasi hak-hak perempuan dari perspektif Islam di berbagai negara lain, seperti tantangan ekstremisme, fundamentalisme, perdamaian, dan keberagaman.
Dalam agenda konferensi internasional, akan hadir Hamsatu Allamin, perwakilan dari Nigeria yang akan bicara tentang pendampingan kepada korban Boko Haram.perwakilan Nigeria tersebut akan menceritakan hal-hal yang sudah dilakukan. Diungkap olehnya, Nigeria memiliki tantangan pandangan ulama (keagamaan) yang tidak peka gender.
Sejumlah pandangan keulamaan mempersulit ruang gerak perempuan untuk membangun perdamaian. Sehingga, dalam KUPI II ini, para ulama perempuan dari internasional akan belajar sejumlah narasi keagamaan yang digunakan oleh KUPI agar bisa diaplikasikan di Nigeria.
”KUPI 2 ini menjadi momentum agar sejumlah tokoh agama mendengarkan pengalaman perempuan. Perempuan menjadi subjek dalam tafsir agama,” terangnya.
Selain itu, dalam agenda KUPI 2, para ulama perempuan dari negara-negara lain akan ikut memberikan masukan dan refleksi pandangan agama yang dialami. Sehingga, dalam forum ini para ulama perempuan ini saling belajar satu dengan lainnya. Gerakan kolektif yang dibangun oleh KUPI bisa hadir di Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang demokrasi.
Munculnya gerakan KUPI di Indonesia sejak 2017 dipandang lebih maju dalam hal memproduksi tafsir ramah perempuan dan mempopulerkan pandangan keagamaan adil gender di akar rumput. Perhelatan akbar yang mempertemukan para ulama di dunia ini merupakan salah satu misi KUPI “beyond nasional.”
Tidak saja membuka dialog dengan ulama-ulama di berbagai negara, memperkenalkan metodologi KUPI. Membagikan referensi-referensi keislaman yang mendukung keadilan gender, dan memperkuat jejaring antar ulama berpandangan terbuka.
Dalam agenda internasional, akan membahas sejumlah refleksi, analisis dan tantangan baru di berbagai negara tentang pandangan keagamaan. Serta akan merumuskan hal-hal penting yang akan ditindaklanjuti yang akan dilakukan oleh KUPI.
Dalam agenda KUPI ini, akan belajar tentang Indonesia dan Islam yang tidak bisa dipisahkan.
”Konferensi International yang menjadi bagian tak terpisahkan dalam Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) 2. Pada konferensi internasional kali ini akan membahas sejumlah topik penting yang menjadi pembicaraan hangat di dunia Islam.”
Topik yang akan diambil dalam konferensi Internasional mulai dari kerangka Berpikir Keulamaan Perempuan, Masa Depan Umat Islam, hingga gerakan Muslimah di Seluruh Dunia.
Adapun parallel session akan membahas reformasi hukum keluarga di dunia muslim, Perempuan, Perdamaian dan Keamanan di Dunia Muslim, Membela Hak Perempuan di Bawah Demokrasi, Keterlibatan Pria dalam Komunitas Iman. Terakhir akan membahas, Peran Perempuan dalam Ragam Tradisi Keimanan.
Dalam media briefing, Rektor UIN Walisongo Semarang, Imam Taufik mengungkapkan bahwa KUPI telah memberikan kontribusi yang cukup besar, tidak hanya sekedar kegiatan. mempromosikan dengan mengembangkan akademik dan keilmuan KUPI di ranah perguruan tinggi.
“Humanisasi ilmu keislaman saat ini menjadi misi dari UIN. UIN memandang jika gerakan KUPI memiliki misi dan visi dari KUPI. Sehingga, UIN Walisongo Semarang mengambil kesempatan ini untuk memperluas jaringan dan memperkuat kontribusi dalam penyebaran misi dan visi KUPI yang lebih luas lagi di perguruan tinggi.
”Untuk penyelenggaraan KUPI 2, UIN telah menyiapkannya konferensi internasional dengan maksimal. Akan ada planetarium di UIN yang bisa dikunjungi oleh peserta KUPI 2. Serta UIN telah menyiapkan KUPI Corner sebagai ruang bacaan gerakan KUPI di Indonesia,” pungkasnya.
Sejak kongres 1 yang diadakan di Cirebon pada tahun 2017 lalu, KUPI telah berhasil mempengaruhi perumusan kebijakan yang lebih berperspektif perempuan. Salah satunya, revisi UU Perkawinan dengan menaikkan batas usia pernikahan menjadi 19 tahun untuk laki-laki dan perempuan. Disahkannya UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) juga tak lepas dari peran KUPI.
Selain itu KUPI juga memperjuangkan para perempuan untuk duduk dalam kelembagaan, hal ini bisa dilihat dengan masuknya perempuan dalam kelembagaan NU sebagai pimpinan. Dalam struktur kepengurusan PBNU periode 2022-2027 misalnya, para perempuan masuk dalam jajaran pengurus harian tanfidziyah, mustasyar, dan a’wan.
Ini baru pertamakali terjadi setelah 96 tahun usia NU menurut kalender masehi atau 99 tahun menurut kalender hijriah para perempuan masuk dalam kepengurusan harian PBNU.
Faqihudin Abdul Qodir, sekretaris SC KUPI 2 dalam medi abriefing tersebut menyatakan bahwa kondisi ini memberi harapan yang baik sekali bagi ulama perempuan. Ditegaskannya, KUPI 2 tidak ditujukan untuk membentuk ketua atau pemimpin, melainkan untuk mendiskusikan gagasan dalam kerja-kerja spiritual, intelektual, kultural, dan sosial.
Lebih lanjut, KUPI secara fisik tidak hanya digagas oleh perempuan tetapi juga oleh laki-laki. Frasa “ulama perempuan” dalam KUPI memiliki makna ulama yang memiliki dan menggunakan perspektif perempuan.
Perhelatan KUPI 2 diselenggarakan sejak 23-26 November 2022 di Semarang dan Jepara. Agenda KUPI 2 ini dimulai dengan konferensi internasional di UIN Walisongo Semarang, 23 November 2022. Dengan peserta konferensi internasional mencapai 350 orang yang berasal dari 26 negara. Sedangkan untuk pembicara terdapat 32 orang pembicara dari 18 negara.
Sedangkan Perhelatan Kongres ke-2, yang akan diikuti sedikitnya 1.200 peserta dan pengamat dari seluruh jaringan KUPI se-Indonesia, dan negara-negara sahabat, pada tanggal 24-26 November 2022. Kegiatan ini bertempat di Pondok Pesantren Hasyim Asy’ari Bangsri Jepara Jawa Tengah.
KUPI II diselenggaran oleh
- AMAN Indonesia
- ALIMAT
- Rahima
- Fahmina
- Gusdurian
- UIN Walisongo Semarang
- Pesantren Hasyim Asyari Jepara
Demikian rilis media peran ulama perempuan dalam Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II. Semoga ke depan peran ulama perempuan senantiasa menghiasi khazanah kehidupan bangsa Indonesia.
*Sudah pernah diterbitkan di Bincangsyariah.com
3 Comments