Ikuti Kami

Kajian

Nyai Nonoh Hasanah: Pendiri Pesantren Putri Cintapada

pinterest.com

BincangMuslimah.Com – Nyai Nonoh Hasanah adalah seorang tokoh perempuan sederhana, cerdas dan pantang menyerah. Hal tersebut tercermin dari usahanya dalam merintis pesantren putri selama 27 tahun bersama sang suami, K.H. Ahmad Dimyati.

Hj. Nonoh Hasanah dilahirkan pada 1935. Ia adalah anak kedua dari lima bersaudara. Sang ayah bernama K.H.M. Syamsuddin dan ibunya bernama Hj. Qomariyah. Keluarga Nonoh tinggal di kampung Nagrog, Singaparna, tepatnya di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Kampung Nagrog merupakan kampung kecil di kaki gunung Galunggung. Tradisi keagamaan Nagrog sarat dengan nilai-nilai agama, sama seperti kampung-kampung lain di Tasikmalaya yang kerap disebut sebagai kota santri.

Masa kecil Nonoh dipenuhi dengan kesibukan mencari ilmu. Ia tidak memiliki kesempatan untuk bermain. Mulai jam 7 pagi sampai 12 siang, ia menuntut ilmu di Sekolah Rakyat (SR). Usai dzuhur sampai ashar, ia belajar di Madrasah Diniyah.

Pendidikan formal Nonoh hanya selesai sampai kelas empat. Meski begitu, ia tetap menuntut ilmu dengan cara mengikuti pengajian-pengajian yang letaknya tidak terlalu jauh. Sebagai misal, ia belajar pada K.H. Khaerudin di Cisaro.

Ia lalu menjadi santri bersama adik lelakinya di pesantren Cipasung yang dipimpin oleh K.H. Ruhiyat dan menekuni ilmu-ilmu agama secara serius. Ia belajar kitab-kitab fiqh, ushul fiqh, tauhid, tata bahasa Arab, mantiq, tafsir, hadis dan kitab-kitab kuning lainnya.

Kecerdasan Nonoh semakin terasah di pesantren Cipasung. Ia pun menjadi salah satu santri yang paling cerdas dan berhasil menjadi pemenang dalam perlombaan membaca kitab atau musbaqah tilawah kutub dan mubalighan.

Tak lama kemudian, K.H. Ruhiyat mengangkat Nonoh menjadi asisten. Ia lalu menjadi staf pengajar di pesantren Cipasung bersama K.H. Ilyas Ruhiyat, putra dari K.H. Ruhiyat. Nonoh belajar Nonoh di pesantren Cipasung selama sembilan tahun. Ia lalu menikah dan pindah ke Cintapada.

Bersama sang suami, Ahmad Dimyati, Nonoh pun mendirikan Pesantren Putri Cintapada pada 23 Desember 1959. Sebenarnya, Pesantren Cintapada sudah didirikan sejak 1918 oleh almarhum K.H. Dimyati yang merupakan mertua Nonoh.

Pada 1947, pesantren tersebut mengalami masa fatrah’ disebabkan karena Kiai dan santrinya mesti mengungsi akibat pengaruh revolusi fisik agresi Belanda II. Pada 1955, K.H. Yusuf Fiqih yang merupakan cucu K.H. Dimyati menghidupkan kembali pesantren Cintapada dan menerima santri perempuan dan laki-laki.

Seusai Ahmad Dimyati dan Nonoh Hasanah selaku pewaris pesantren Cintapada datang, kebijakan kemudian diubah dengan hanya menerima santri perempuan. Pesantren tersebut pun diberi nama Pesantren Putri al-Hasanah Cintapada. K.H. Yusuf dengan para santrinya yang sebelumnya menempati pesantren tersebut pindah ke sebelah selatan di lokasi yang baru.

Lokasi Pesantren Putri al-Hasanah jauh dari jalan raya. Jalan menuju lokasi hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau naik becak dan ojek. Kondisi tersebut membuat sarana umum sulit masuk. Sebagai misal, penerangan listrik.

Maka, pada 1980, pesantren dan warga Cintapada pun mengajukan pemasangan instalasi listrik kepada PLN. Lantaran medan yang sulit, PLN memberikan syarat agar seluruh sarana instalasi dan perlengkapan listrik mesti dibeli secara mandiri oleh warga. Biaya yang dibutuhkan adalah sebesar Rp. 3.500.000,- dan bisa diangsur selama setahun.

Nonoh pun menemukan jalan keluar agar bisa membayar biaya pemasangan listrik. Ia menyusun sebuah buku riwayat Ashabul Kahfi di mana usahanya tersebut mendapat persetujuan dari dua Kiai besar yakni K.H. Ilyas Ruhiyat selaku pimpinan pesantren Cipasung, dan K.H. Khaer Affandi selaku pimpinan pondok pesantren Nurul Huda Manojaya.

Kitab yang Nonoh tulis pun dicetak dan disebarluaskan ke pelosok Pasundan. Hasil yang diperoleh sangat menggembirakan. Hasil tersebut bisa menutup biaya pemasangan listrik yang disyaratkan oleh PLN di mana kebutuhan listrik pada waktu itu sangat mendesak.

Swara Rahima mencatat salah satu kutipan paling terkenal dari sosok Nonoh Hasanah sebagai berikut:

“Jika Umat Islam menginginkan kembali pada kejayaan mereka di masa lalu, maka wajib bagi mereka berusaha untuk membangun, menyadarkan, dan mendidik kaum perempuannya ke puncak peradaban yang telah dicapai pada permulaan Islam.”[]

*Artikel ini ditulis untuk menyambut Hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober 2020

Rekomendasi

Biografi Ummu Hani Biografi Ummu Hani

Biografi Ummu Hani; Sepupu Perempuan Rasulullah

ulama perempuan kemerdekaan indonesia ulama perempuan kemerdekaan indonesia

Ulama Perempuan yang Berjasa dalam Kemerdekaan Indonesia

perempuan dan hijab tafsir ummu salamah perempuan dan hijab tafsir ummu salamah

Kiprah Ulama Perempuan Masih Jarang Diceritakan

Ulama Perempuan yang Melajang Ulama Perempuan yang Melajang

Lima Ulama Perempuan yang Melajang Hingga Akhir Hayat

Ditulis oleh

Tim Redaksi Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

Empat Sunnah Akikah yang Perlu Orang Tua Tahu Empat Sunnah Akikah yang Perlu Orang Tua Tahu

Empat Sunnah Akikah yang Perlu Orang Tua Tahu

Kajian

Menggali Kembali Makna Menjadi Ibu Rumah Tangga Menggali Kembali Makna Menjadi Ibu Rumah Tangga

Menggali Kembali Makna Menjadi Ibu Rumah Tangga

Muslimah Daily

Rilis Buku Islam & Politik, Prof Quraish: Politisi Harus Tahu Arah dan Punya Akhlak Rilis Buku Islam & Politik, Prof Quraish: Politisi Harus Tahu Arah dan Punya Akhlak

Rilis Buku Islam & Politik, Prof Quraish: Politisi Harus Tahu Arah dan Punya Akhlak

Berita

Keutamaan Membaca Shalawat, Dihapuskan Dosa Hingga Masuk Surga Keutamaan Membaca Shalawat, Dihapuskan Dosa Hingga Masuk Surga

Keutamaan Membaca Shalawat, Dihapuskan Dosa Hingga Masuk Surga

Ibadah

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy’ari

Kajian

Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat

Standar Hukuman bagi Anak-anak Menurut Syariat

Kajian

Hubungan al-Dharuriyat al-Khams dengan Ekologi Perspektif Yusuf al-Qardhawi Hubungan al-Dharuriyat al-Khams dengan Ekologi Perspektif Yusuf al-Qardhawi

Hubungan al-Dharuriyat al-Khams dengan Ekologi Perspektif Yusuf al-Qardhawi

Kajian

Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik

Elaine Showalter: Pembebas Penulis Sastra Perempuan Melalui Teori Ginokritik

Muslimah Talk

Trending

Nasihat Pernikahan Gus Mus Nasihat Pernikahan Gus Mus

Lima Nasihat Pernikahan Gus Mus untuk Pengantin Baru

Keluarga

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

Keistimewaan Sayyidah khadijah Keistimewaan Sayyidah khadijah

Tujuh Keistimewaan Sayyidah Khadijah yang Tak Banyak Orang Tahu

Muslimah Talk

Bekas darah haid Bekas darah haid

Apakah Bekas Darah Haid yang Susah Dibersihkan Najis?

Kajian

Biografi Ummu Hani Biografi Ummu Hani

Biografi Ummu Hani; Sepupu Perempuan Rasulullah

Muslimah Talk

3 Cara Mensyukuri Nikmat 3 Cara Mensyukuri Nikmat

3 Cara Mensyukuri Nikmat Allah  

Ibadah

menolak dijodohkan menolak dijodohkan

Kisah Pertemuan Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah

Keluarga

Jati Diri Perempuan dalam Islam Jati Diri Perempuan dalam Islam

Resensi Buku Jati Diri Perempuan dalam Islam

Kajian

Connect