Ikuti Kami

Kajian

Masriyah Amva dan Kepemimpinan Perempuan di Pesantren

Masriyah Amva dan Kepemimpinan Perempuan di Pesantren

BincangMuslimah.Com – Pemimpin pondok pesantren selalu identik dengan laki-laki atau sosok kiai. Tidak heran jika ada yang mengatakan bahwa unsur yang membentuk pondok pesantren adalah kiai, masjid, asrama, santri dan kitab kuning (Zamakhsyari Dhofier: 1982, 44-45). Tidak ada peran penting perempuan di dalamnya.

Berbeda dengan pesantren pada umumnya, Pesantren Kebon Jambu Al-Islamy di Cirebon Jawa Barat di bawah pimpinan sosok seorang tokoh perempuan, Nyai Masriyah Amva.

Dalam satu kunjungan ke Cirebon awal tahun lalu, saya bersama kawan-kawan dari Peace Train Indonesia, berkesempatan untuk berdialog dan mendengarkan Nyai Masriyah Amva selaku pimpinan pesantren.

Sebelum Nyai Masriyah Amva memimpin, almarhum suaminya, KH Muhammad yang memimpin Pesantren Kebon Jambu. Ketika suaminya meninggal, Masriyah Amva mengalami kekecewaan karena para santri berbondong-bondong pergi meninggalkan pesantrennya. “Kenapa perempuan begitu direndahkan? kenapa pesantren hanya bisa dipimpin oleh laki-laki?” tanyanya.

Sosok Pemimpin Perempuan di Pesantren

Setelah menghadapi masa keterpurukan, Masriyah Amva bangkit. Ia mulai membina santri-santrinya yang masih tersisa. Dalam perjuangannya, ia tidak lagi bersandar kepada laki-laki, melainkan mengangkat Tuhan langsung sebagai penuntun, pelindung dan pemimpinnya. Tidak heran jika ceritanya ini mengingatkan banyak orang kepada sosok perempuan sufi, Rabiah Adawiyah.

Menurutnya, jika kita semua hanya bersandar kepada Allah, maka kedudukan laki-laki dan perempuan menjadi setara. Jika kita memuliakan Tuhan, maka kita juga harus memuliakan semua makhluknya. Pemikirannya ini juga yang membuat ia terkenal sebagai tokoh feminis, pluralis hingga ulama.

Melalui keteguhannya, pesantren ini perlahan semakin besar dan luas. Mendirikan bangunan baru, mengembangkan pendidikan, santri-santri baru pun terus berdatangan hingga jumlahnya lebih dari seribu orang.

Kepemimpinan Perempuan di Pesantren

Baca Juga:  Tafsir As-Sya'rawi: Hikmah Sumpah Allah dalam Surah Al-Fajr

Peran pesantren di Indonesia sangatlah besar, terutama dalam bidang pendidikan. Para alumni pesantren telah mengisi berbagai posisi sentral di Indonesia, dari menjadi guru, politisi, pengusaha hingga pendiri organisasi penting.

Pesantren ini mengajarkan nilai-nilai kebaikan seperti jujur, rendah hati dan mandiri menjadi karakter dan pijakan para santri yang membentuk kepribadian bangsa. Hal ini tentu tidak bisa terlepas dari kiprah perempuan di dalamnya. Sayangnya, peran perempuan di dunia pesantren kurang mendapat pengakuan, hanya karena ia perempuan.

Walaupun ia memiliki akhlak yang mulia dan ilmu yang mendalam, tetapi tetap saja laki-laki mendominasi hanya karena dia laki-laki. Kehadiran Masriyah Amva dengan Kebon Jambu Al-Islamynya mampu mematahkan bahwa harus laki-laki yang memimpin sebuah pesantren, harus kiai. Ia membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi tokoh agama, penulis, ulama hingga pemimpin pondok pesantren.

Melalu kepemimpinan femininnya, Pesantren Kebon Jambu terus berkembang dan bahkan mendunia. Berbagai tokoh masyarakat telah mengunjungi pesantren ini, baik dari dalam dan luar negeri. Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) pun digelar pertama kali di pesantren ini.

Kehadiran perempuan di dunia pesantren sangatlah penting. Ia tidak hanya bisa mengubah wajah pesantren menjadi lebih sensitif gender, tetapi juga membangun perspektif masyarakat tentang wajah Islam yang ramah perempuan, damai dan rahmatan lil’alamin.

 

Rekomendasi

sikap rasulullah perempuan yahudi sikap rasulullah perempuan yahudi

Mengenal Nyai Hj Chamnah; Tokoh Sufi Perempuan Tarekat Tijaniyah

sayyidah nafisah guru syafi'i sayyidah nafisah guru syafi'i

Aisyah binti Saad bin Abi Waqqash : Tabi’in Perempuan yang Menjadi Guru Para Ulama

Fatimah Al-Banjari: Ulama Perempuan Pengarang Kitab Parukunan

Nushrat al-Amin Nushrat al-Amin

Sayyidah Nushrat al-Amin: Mufassir Perempuan Pertama dengan Karya 30 Juz

Ditulis oleh

Content Writer. Alumni Aqidah dan Filsafat Islam UIN Jakarta

4 Komentar

4 Comments

Komentari

Terbaru

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Diari

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect