Ikuti Kami

Kajian

Keutamaan Istighfar di Waktu Sahur

Keutamaan Istighfar Waktu Sahur
Keutamaan Istighfar di Waktu Sahur

BincangMuslimah.Com – Salah satu ciri dari hamba yang masuk dalam golongan orang bertakwa ialah mereka yang mendirikan qiyam al-lail dan beristighfar sebelum datangnya fajar. Hal ini disebutkan pada dua ayat dari dua surat yang berbeda dalam Alquran yang juga menjelaskan perihal keutamaan istighfar di waktu sahur. Dua ayat tersebut yaitu:

اَلصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْمُنْفِقِيْنَ وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَارِ

Artinya: “(Juga) orang-orang yang sabar, benar, taat, dan berinfak, serta memohon ampunan pada akhir malam.” (QS. Ali Imran [3]: 17)

وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ

Artinya: “dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 18)

Menurut Imam Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi, waktu istighfar disebutkan di dalam ayat itu secara khusus. Pada waktu itulah ibadah terasa lebih sulit dilaksanakan bagi orang yang lengah dan nyaman dengan tidur nyenyaknya.

Namun, bagi ahli tahajud justru momentum tersebut digunakan untuk lebih khusyuk dalam beribadah. Mereka memperpanjang shalat sampai waktu sahur. Ia juga menutup shalat malamnya dengan duduk beristighfar kepada Allah layaknya istighfar seorang pendosa. 

Keutamaan Istighfar di Waktu Sahur

Istighfar di waktu sahur ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki waktu lain. Imam an-Nawawi yang menyatakan bahwa waktu sahur adalah waktu tersebarnya rahmat, dikabulkannya permohonan hamba, dan pemberian nikmat semakin sempurna di waktu tersebut. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi tentang waktu sahur di mana Allah turun ke langit dunia dan membuka selebar-lebarnya pintu rahmat dan ampunan-Nya. 

 يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ  

Artinya: Tuhan kita yang Maha Agung dan Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia ketika telah tersisa sepertiga malam terakhir. Ia berfirman: Siapakah yang berdoa kepadaku, maka aku akan mengabulkannya, Siapa yang meminta kepadaku, maka aku akan memberikannya. Siapa yang memohon ampun kepadaku maka akan Aku ampuni. (HR. Bukhari dan Muslim)

Baca Juga:  Apakah Boleh Makan Sahur Saat Azan Subuh?

Ibnu Katsir dalam tafsirnya juz 2, halaman 303, menceritakan kebiasaan Rasulullah dan aslafuna shalihin yang dikutip dari atsar para sahabat. Di antaranya;

Diriwayatkan dari Ibnu Abu Hatim, Abdullah ibnu Umar ketika telah selesai dari shalat malamnya bertanya, “Hai Nafi’, apakah waktu sahur telah masuk?” Ketika dijawab “belum” maka ia akan kembali berdiri untuk melaksanakan shalat. Apabila Nafi’ menjawab “ya” maka ia mulai berdoa dan memohon ampun hingga waktu Subuh.

Kisah lain datang dari Ibrahim Ibnu Hatib yang mendengar dari ayahnya. Di suatu malam, ayahnya berada di salah satu bagian dalam masjid mendengar sahabat yang merintih dan mengucapkan doa berikut: “Ya Tuhanku, Engkau telah memerintahkan kepadaku maka aku taati perintah-Mu. Inilah waktu sahur, berikanlah ampunan bagiku.” Ketika ia melihat lelaki itu, ternyata dia adalah sahabat Ibnu Mas’ud.

Seorang hamba yang menginginkan derajat takwa pastilah dirinya berusaha dengan sungguh-sungguh dalam memanfaatkan akhir malam hingga waktu sahur sebagaimana yang diajarkan Rasulullah dan para ulama pendahulu yang salih. Sebab mereka memahami dan tidak ingin menyia-nyiakan waktu tersebut yang d idalamnya terdapat banyak limpahan karunia dari Allah kepada hambaNya.

Berapa Kali Dianjurkan Beristighfar? 

Mengenai jumlah istighfar yang dipanjatkan, Rasulullah saw. mengajarkan umatnya untuk bertaubat setidaknya 70 kali atau 100 kali dalam sehari. Rasulullah bersabda , “Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (memohon ampun) kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari.” (HR. Bukhari) Dan dalam hadits lain mengatakan, “Sesungguhnya aku bertaubat sebanyak seratus kali dalam satu hari.” (HR. Muslim)

Sementara untuk redaksi istighfar sendiri, menurut Imam an-Nawawi bisa apa saja bentuknya. Ini merupakan kemurahan para ulama supaya tidak memberatkan umat. Misalnya mengucapkan seperti doa yang terdapat dalam Alquran, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami.” (QS. Ali Imran [3]: 16).

Baca Juga:  Lebih Baik Memudahkan Mahar, Tapi Bukan Berarti Murah Kan?

Atau melafadzkan sayyidul istighfar yang merupakan induk atau raja dari bacaan istighfar. Bacaannya adalah sebagai berikut: 

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ قَالَ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Allahumma anta rabbi laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana ‘abduka wa ana ‘alaa ‘ahdika wawa’dika mastatha’tu ‘a’udzubika min syarri maa shana’tu abuu’ulaka bini’matika ‘alayya wa abuu’ulaka bidzanbii faghfirlii faiinnahuu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta

Artinya; Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu). Beliau bersabda, “Jika ia mengucapkan di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore. Dan jika ia membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk dari penghuni surga.” (H.R. Al-Bukhari)

atau hanya sekadar lafadz “Astaghfirullah al-‘Adzim” (Aku memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung).

Sebagai penutup, Imam Alwi al-Hadad mewasiatkan untuk memperbanyak istighfar juga diperuntukkan kepada kaum mukminin dan mukminat. Sebagaimana disebutkan dalam suatu atsar bahwa barang siapa yang membaca “Astaghfirullah al-‘Adzim lil mu’minin wal mu’minat” setiap hari di waktu sebelum matahari terbit dan terbenam sebanyak 27 kali niscaya ia terhitung di antara hamba-hamba Allah yang dengan sebabnya, semua makhluk akan mendapat rahmat dari Allah dan dengan sebabnya juga mereka akan dikaruniakan hujan rezeki. Wallahu a’lam.

Baca Juga:  Allah Menyukai HambaNya yang Melaksanakan Rukhsah

Itulah keutamaan istighfar di waktu sahur. Setelah mengetahuinya, semoga kita semakin semangat untuk beristighfar, memohon ampunan kepada Allah.

Rekomendasi

Berapa Kali Sehari Rasulullah Mengucapkan Istighfar?

makan sahur azan subuh makan sahur azan subuh

Apakah Boleh Makan Sahur Saat Azan Subuh?

sunnah berbuka makanan manis sunnah berbuka makanan manis

Apakah Sunnah Berbuka dengan Makanan Manis?

berbuka dengan yang manis berbuka dengan yang manis

Apakah Berbuka Puasa dengan yang Manis Adalah Sunnah?

Ditulis oleh

Khadimul 'Ilmi di Yayasan Taftazaniyah

Komentari

Komentari

Terbaru

Hibridasi Islam dan Feminisme Ala Neng Dara Affiah

Muslimah Talk

Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras

Rasulullah Sebagai Teladan Pekerja Keras

Khazanah

Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa

Membincang Relasi Perempuan dan Tatanan Sosial dalam Surat An-Nisa

Muslimah Daily

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Diskusi Buku: Tradisi Sati di India dan Pengalaman Kekerasan Perempuan Lainnya

Kajian

Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri? Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri?

Benarkah Belajar dengan Guru Lebih Utama dibandingkan Belajar Sendiri?

Kajian

Parenting Islami : Ini Enam Keunggulan Mendidik Anak dengan Dongeng dan Cerita

Keluarga

Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1 Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1

Parenting Islami : Langkah-langkah Mempersiapkan Dongeng Untuk Anak-1

Muslimah Daily

posisi imam perempuan jamaah posisi imam perempuan jamaah

Shalat Berjamaah Bagi Perempuan, Sebaiknya di Mana?

Ibadah

Trending

posisi imam perempuan jamaah posisi imam perempuan jamaah

Shalat Berjamaah Bagi Perempuan, Sebaiknya di Mana?

Ibadah

Istri Pilih Karir keluarga Istri Pilih Karir keluarga

Parenting Islami : Nabi Menegur Sahabat yang Pilih Kasih kepada Anak, Ini Alasannya

Keluarga

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Refleksi Lagu Bang Toyib dan Bang Jono dalam Kisah Pewayangan

Diari

Sinopsis Film Rentang Kisah: Potret Muslimah yang Berdaya  

Diari

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan? Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Empat Kriteria Calon Pendamping Menurut Rasulullah, Mana yang Harus Didahulukan?

Ibadah

Bagaimana Islam Memandang Konsep Gender?

Kajian

Benarkah Rasulullah Menikahi Maimunah saat Peristiwa Umratul Qadha?

Kajian

Cara Membentuk Barisan Shalat Jama’ah Bagi Perempuan

Ibadah

Connect