BincangMuslimah.Com – Ibnu Qudamah al-Muqadasi menceritakan sebuah kisah yang ia baca dari kitab Tanbihul Ghafilin. Bahwa suatu ketika ada seorang perempuan yang ingin bertaubat mendatangi Abu Hurairah untuk meminta fatwa.
Abu Hurairah merupakan sahabat Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadis. Hurairah artinya kucing kecil, ia terkenal dengan sebutan Abu Hurairah karena ia menyukai kucing. Ia lebih terkenal dengan nama julukannya daripada nama aslinya. Para sejarawan berbeda pendapat terkait siapa sebenarnya nama aslinyah, tapi yang paling banyak dikatakan namanya adalah Abdurrahman bin Shakhra al-Dausi RA.
Suatu malam setelah shalat Isya bersama Rasulullah SAW, ia melihat ada seorang perempuan bercadar yang berdiri di jalan. Perempuan itu berkata, “Wahai Abu Hurairah, sungguh aku telah berbuat dosa besar. Apakah aku bisa bertaubat?”
“Apa dosamu?”tanyanya, “Aku telah berzina,” jawab perempuan itu.
“Celakalah kamu, celakalah kamu. Demi Allah kamu tidak berhak bertaubat,” ujar Abu Hurairah.
Mendengar itu, perempuan tersebut menjerit dengan keras hingga jatuh pingsan. Kemudian Abu Hurairah berlalu dari tempat itu.
Namun kemudian Abu Hurairah berkata dalam dirinya, “Apakah layak aku berfatwa sedangkan Rasulullah SAW ada di antara kami?”
Maka ketika pagi menjelang dia menemui Rasulullah, ia menceritakan semuanya kepada beliau, “Wahai Rasul semalam ada perempuan yang bertanya padaku begini begini.”
Rasulullah terkejut dan berkata, “Innalilahi wa inna ilaihi rajiun. Demi Allah, sungguh engkau celaka, engkau celaka. Dimana engkau ketika ada ayat ini: Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosanya. (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang?” (QS. Al-Furqan [25]: 68-70)
Lalu Abu Hurairah keluar dari rumah Rasulullah SAW dan berlarian sepanjang jalanan kota Madinah mencari perempuan itu. Ia menanyai setiap orang tentang keberadaan perempuan yang kemarin ia temui.
“Adakah yang bisa menunjukkan padaku dimana perempuan yang bertanya padaku pada malam kemarin?”
Sampai-sampai sekelompok anak-anak yang sedang bermain yang kebetulan melihatnya berteriak, “Abu Hurairah sudah gila.”
Malam menjelang, akhirnya ia menemukannya di sudut kota Madinah. Lalu ia menyampaikan apa yang Rasulullah SAW katakan, bahwa perempuan itu bisa bertaubat.
Mendengar hal itu, perempuan tersebut berteriak riang karena gembira mendengar kabar tersebut. Lalu perempuan itu berkata, “Aku mempunyai kebun, aku sedekahkan kebun itu untuk orang-orang miskin sebagai penebus dosaku.”
Kisah ini terkenal dan masyhur di dalam kitab-kitab ulama shalafus shalih, di antaranya dalam kitab Tanbihul Ghafilin karya Abu Laits As Samarqandi, al-Tawwabin karya Ibnu Qudamah al-Muqadasi, dan kitab Ihya ‘Ulumuddin karya Imam Ghazali.