BincangMuslimah.Com – Lisan adalah salah satu anggota tubuh yang dapat digunakan dalam mengumpulkan amal kebaikan. Apalah arti rajin shalat, rajin sedekah, rajin puasa, juga rajin sedekah jika lisan selalu menyakitkan. Jika melihat kemahiran lisan perempuan dalam berbicara, maka itu merupakan anugerah Tuhan yang Maha Esa, begitulah suratan Allah dalam Surah ar-Rahman.
Namun bukan lagi disebut pandai berbicara jika lisannya menyakitkan. Sebab perempuan yang beriman, terus menjaga lisannya ketika berbicara, atau ia memilih untuk diam. Dalam hadis Bukhari Muslim, Rasulullah bersabda:
ْوَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَاْليَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُت
Artinya: Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendklah ia berkata baik atau diam (H.R. Bukhari & Muslim)
Ajaran tetaplah sebuah ajaran, namun bagaimana perempuan mengambil sebuah sikap terhadap lisannya adalah sebuah pilihan. Ketika perempuan tak mampu lagi mengendalikan lisan maka sejatinya ia telah membicarakan kesia-siaan. Dalam keadaan ini, hanya iman yang dibutuhkan. Lisan akan selalu dalam kebaikan jika selalu diiringi dengan keimanan.
Namun, bagaimanakah jika kita menemui perempuan yang lisannya membawa keburukan? Mungkin bisa berupa kebiasaannya yang membicarakan orang lain atau hitungan kata yang melewati batas standarnya.
Dalam kitab legendanya Al Ghazali, Ihya Ulumuddin, disebutkan bahwa bersabarnya seseorang atas lisannya perempuan adalah ujian bagi kekasih Allah. Beliau menyebutkan:
والصبر على لسان النساء مما يمتحن به الأولياء
Artinya: Sabar atas lisan perempuan adalah satu ujian bagi kekasih-kekasih Allah
Kekasih Allah, dalam bahasa Arab disebut waliyullah. Kekasih Allah tentu sudah akrab dengan kata sabar dan ikhlas. Keduanya adalah satu kesatuan yang benar nyata dan bersambungan dalam dirinya untuk menggapai ridha Allah. Bila seseorang sudah menjadi kekasih-Nya, ia akan memperoleh beberapa keistimewaan. Di antaranya adalah Allah akan memberi rezeki untuknya dari tempat yang tidak terduga dan doanya makbul.
Berharap itu mudah, namun tidak untuk menjalani prosesnya. Begitupun dengan potret kekasih Allah yang bisa bersabar atas lisan perempuan. Jika benar harapannya untuk bisa menjadi kekasih Allah maka belajar untuk bersabar kala menghadapi lisan perempuan adalah salah satu prosesnya. Sebagaimana keterangan di atas yang menyebutkan bahwa bersabar atas lisan perempuan adalah salah satu ujian bagi kekasih Allah.