Ikuti Kami

Kajian

Karir Perempuan dalam Pandangan Islam  

BincangMuslimah.Com – Islam adalah agama yang melindungi hak-hak perempuan. Perlindungan terhadap pendidikan perempuan yang diberikan oleh Islam. Islam juga memberi kesempatan pada perempuan untuk mengembangkan karir sesuai dengan minat dan bakatnya.

Sayangnya, selalu menghubungkan perempuan karir dengan perempuan yang bekerja dan menghasilkan uang saja. Selain itu, kehadiran perempuan karir menimbulkan polemik di kalangan umat Islam. Penyebab hal ini karena kemunculan-kemunculan masalah dekadensi moral dan kegagalan mengimbangi tanggung jawab keluarga dan kerjanya. Sehingga selalu mengaitkannya dengan statusnya sebagai perempuan karir. Benarkah demikian?

Islam adalah agama yang mengakui hak individu dan sipil perempuan. Islam melaksanakan pengakuan hak individu dengan cara mengakui wewenang perempuan secara penuh. Mandiri dalam hal mengatur harta kekayaan dan kepemilikannya tanpa campur tangan orang lain yang mungkin merampas harta dan hak kepemilikannya tanpa seizin dan restunya sekalipun orang tersebut adalah suaminya.

Besarnya perhatian Islam terhadap karir perempuan dapat dibuktikan dari catatan sejarah Islam tentang keberhasilan beberapa perempuan karier yang telah menggabungkan kemaslahatan dunia dan akhirat. Para perempuan bersanding sejajar dengan lelaki yang membangun peradaban Islam.

Perempuan Karir dalam Sejarah Islam

Karir para perempuan dalam sejarah Islam antara lain adalah usaha perdagangan, menghasilkan barang-barang produksi, bercocok tanam, mengajar, perawat yang mengobati korban-korban dalam peperangan, dan lain sebagainya.

Pertama, sejarah mencatat bahwa nama-nama seperti Ummu Salamah (istri Nabi Muhammad Saw.), Shafiyah, Laila Al-Ghaffariyah, Ummu Sinam Al-Aslamiyah, dan lain-lain, tercatat sebagai para tokoh perempuan yang terlibat dalam peperangan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan boleh mengikuti peperangan. Islam tidak merlarang untuk ikut berperang dalam membela agamanya.

Kedua, seroang ahli hadis yakni Imam Bukhari membukukan bab-bab dalam kitab Shahih-nya menginformasikan kegiatan-kegiatan kaum perempuan seperti dalam Bab Keterlibatan Perempuan dalam Jihad, Bab Peperangan Perempuan di Lautan, Bab Keterlibatan Perempuan Merawat Korban, dan bab-bab lain tentang perempuan.

Baca Juga:  Pandangan Islam Tentang Perempuan yang Bekerja

Ketiga, istri Rasulullah Saw., Khadijah r.a. adalah seorang perempuan yang aktif dalam dunia bisnis. Beliau adalah figur perempuan karir pertama dalam sejarah Islam. Rasulullah Saw. sendiri bahkan telah melakukan akad mudharabah atau akad bagi keuntungan bersamanya.

Selain itu, Sayyidah Khadijah juga melakukan ekspor-impor komoditas perdagangan dalam skala internasional pada saat itu. Kafilah usaha Khadijah membentang dari negeri Yaman ke negeri Syiria, dan terus bekerja baik di musim panas dan dingin.

Beliau adalah termasuk orang pertama yang menghilangkan sekat-sekat dan membuka pintu selebar-lebarnya bagi perempuan untuk terjun di dunia bisnis dan melakukan kegiatan bisnis jauh sebelum beliau menikah dengan Rasulllah Saw.

Setelah menikah, masih melakukan kegiatan bisnis tersebut dan mendapat restu dari sang suami. Yang menjadi nilai plus di sini adalah penggunaan harta hasil jerih payah bisnis Khadijah r.a. yang sangat banyak untuk menunjang dakwah di masa awal. Pada masa itu, belum ada sumber-sumber dana penunjang dakwah yang bisa diandalkan. Satu-satunya yang bisa adalah mengandalkan dari kantong istri beliau yang terkenal sebagai bussiness women yang ulung.

Keempat, sepeninggal Khadijah, Rasulullah Saw. beristrikan Aisyah r.a., seorang perempuan cerdas, muda dan cantik yang kiprahnya di tengah masyarakat tidak diragukan lagi. Posisinya sebagai seorang istri tidak menghalanginya untuk aktif di tengah masyarakat. Semasa Rasulullah Saw. masih hidup, beliau sering keluar Madinah dan mengikuti berbagai operasi peperangan.

Perempuan Karir di Berbagai Sektor

Sepeninggal Rasulullah Saw., Aisyah r.a. adalah guru dari para sahabat yang kompeten dalam memberikan penjelasan dan keterangan tentang ajaran Islam. Aisyah r.a. yang tidak mau ketinggalan untuk ikut dalam peperangan pun pernah mengikuti perang yang kemudian terkenal dengan perang unta, sebab saat itu Aisyah ra. menaiki seekor unta.

Baca Juga:  6 Contoh Ujub dan Tips Agar Terhindar darinya Menurut Imam Ghazali

Kelima, para perempuan pada masa Nabi Muhammad Saw. aktif pula dalam berbagai bidang pekerjaan. Ada yang bekerja sebagai perias pengantin, seperti Ummu Salim binti Malhan yang merias, antara lain, Shafiyah bin Huyay –istri Nabi Muhammad Saw.

Perempuan yang menjadi perawat atau bidan dan lain sebagainya. Ada juga yang tercatat sebagai seorang yang sangat sukses. Sebagai misal, ada juga seorang perempuan bernama Qilat Ummi Bani Anmar yang tercatat sebagai seorang perempuan yang pernah datang kepada Nabi Muhammad Saw. untuk meminta petunjuk-petunjuk dalam bidang jual-beli.

Dalam kitab Thabaqat Ibnu Sa’ad, menguraikan kisah perempuan tersebut, terdapat pesan Nabi kepadanya yang menyangkut penetapan harga jual-beli. Nabi memberi petunjuk kepada perempuan ini dengan sabdanya: “Apabila Anda akan membeli atau menjual sesuatu, maka tetapkanlah harga yang Anda inginkan untuk membeli atau menjualnya. Baik kemudian Anda diberi atau tidak. (Maksud beliau jangan bertele-tele dalam menawar atau menawarkan sesuatu).”

Keenam, istri Nabi Muhammad yang bernama Zainab binti Jahsy. Juga aktif bekerja sampai pada menyamak kulit binatang dan menyedekahkan hasil usahanya. Raithah, istri sahabat Nabi Abdullah ibn Mas‟ud. Sangat aktif bekerja sebab suami dan anaknya saat itu tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Ada juga Al-Syifa, seorang perempuan yang pandai menulis, mendapat tugas dari Khalifah Umar r.a. sebagai petugas yang menangani pasar kota Madinah.

Perempuan-perempuan yang tersebut sedikit dari banyak contoh perempuan karir pada masa Rasulullah Saw. Yakni menyangkut keikutsertaan perempuan dalam berbagai bidang usaha dan pekerjaan. Perlu menggarisbawahi bahwa Rasulullah Saw. juga banyak memberi perhatian serta pengarahan kepada perempuan. Agar mereka menggunakan waktu sebaik-baiknya dan mengisinya dengan pekerjaan-pekerjaan yang bermanfaat.

Baca Juga:  Hubungan al-Dharuriyat al-Khams dengan Ekologi Perspektif Yusuf al-Qardhawi

Rasulullah Saw. bersabda: “Sebaik-baik “permainan” seorang perempuan Muslimah di dalam rumahnya adalah memintal/menenun.” (Hadis riwayat oleh Abu Nu’aim dari Abdullah bin Rabi’ Al-Anshari).

Rekomendasi

perempuan pada masa jahiliyah perempuan pada masa jahiliyah

Perempuan, Cita-cita, dan Stigma

Kisah Ummu Syuraik; Pebisnis Perempuan yang Sukses di Zaman Nabi

pendidikan perempuan pendidikan perempuan

Profesi-profesi Perempuan di Masa Nabi Saw

Istri Menafkahi Suami, Dapatkah Pahala?

Ditulis oleh

Tim Redaksi Bincang Muslimah

Komentari

Komentari

Terbaru

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Puasa dalam Perspektif Kesehatan: Manfaat dan Penjelasannya

Diari

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect