Ikuti Kami

Kajian

Islamifest 2023, Prof. Quraish Bahas Hukum Pernikahan Paksa dalam Islam

pernikahan paksa dalam islam
Doc. El-Bukhaari Institute

BincangMuslimah.Com – Islami.co bersama Bimas Islam Kementrian Agama dan UNICEF menggelar acara festival keislaman bertajuk “Islamifest 2023: Ramah Keberagaman, Ramah Anak” pada Sabtu, 10 Juni 2023 di hotel Redtop Pecenongan, Jakarta Pusat. Salah satu rangkaian acaranya adalah bincang buku bersama Prof. Quraish Shihab yang bertemakan “Hak dan Perlindungan Anak dalam Islam”.

Saat ditanya tentang pola pengasuhan anak, Prof. Quraish Shihab menjawab dengan tegas dan lugas,  bahwa beliau tidak pernah memaksa anak-anaknya dalam hal apapun. Sebab anak memiliki hak-hak atas orang tuanya, di antaranya adalah hak memilih sesuatu yang ia inginkan karena seperti itu yang Islam ajarkan. 

Lebih lanjut, Prof. Quraish Shihab mengatakan kalau anak tidak wajib mengikuti orang tua yang memaksa anaknya menikahi laki-laki atau perempuan yang dipilihkan. Sebab, pernikahan paksa dalam Islam adalah haram karena merenggut hak anak untuk memilih. Anak juga tidak wajib mengikuti orang tua yang memaksa anaknya untuk berkuliah di jurusan tertentu.

Saat ini, persoalan hak dan perlindungan anak menjadi isu penting untuk dibahas sebab telah banyak terjadi kasus penyimpangan terhadap hak-hak anak. Seperti, pernikahan paksa, pernikahan dini, kekerasan anak, dan lain sebagainya. Tanpa disadari, penyimpangan-penyimpangan tersebut akan berdampak panjang pada masa depan kehidupan sang anak.  

Apalagi, menurut data yang dihimpun oleh Komnas perempuan, sepanjang pandemi COVID-19 kasus pernikahan dini di Indonesia meningkat 300%. Salah satu faktor terbesarnya adalah kawin paksa.  

Hal ini bisa terjadi tentu sebab minimnya pengetahuan masyarakat tentang hak-hak anak, baik yang diatur oleh hukum negara maupun hukum Islam. Barangkali hal ini terjadi, juga sebab kesalahpahaman muslim awam akan pandangan Islam tentang hak anak dalam memilih pasangan.

Baca Juga:  Tidak Bersalaman Saat Covid, Apakah Melanggar Sunnah Nabi?

Sebagaimana Allah Swt. menjadikan rasa kasih dan sayang sebagai landasan pernikahan sepasang suami-istri, bukan atas dasar paksaan. Termaktub dalam surat ar-Rum ayat 21. 

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

Jika suatu pernikahan dilangsungkan atas dasar paksaan, ada ketidakrelaan dari salah satu pihak, lantas bagaimana rasa kasih dan sayang akan terwujud di ikatan pernikahan tersebut?

Fungsi wali dalam suatu pernikahan, adalah memastikan calon pasangan sang anak merupakan orang yang baik agamanya dan sekufu dengan sang anak. Sehingga, tidak ada hal buruk yang akan merugikan sang anak di kemudian hari setelah menikah. Semuanya itu dalam rangka menjaga kemaslahatan sang anak, bukan kemaslahatan orang tua. Maka, di mana letak kemaslahatan bagi sang anak jika sejak awal pernikahannya berangkat dari pemaksaan?

Kasus pernikahan paksa dalam Islam juga pernah terjadi di masa Nabi Muhammad. Ada salah seorang perempuan yang mengadu kepada beliau, bahwa ia telah dinikahkan oleh bapaknya dengan laki-laki yang tidak ia sukai. Lantas Nabi Muhammad menyuruhnya untuk memilih, meneruskan atau meninggalkannya (hadits shahih riwayat Abu Dawud).

Dalam hadits riwayat Imam Bukhari, juga menceritakan ada seorang janda  mengadu kepada Nabi Muhammad atas perlakuan bapaknya menikahkannya dengan lelaki yang tidak ia sukai. Lantas Nabi Muhammad menolak pernikahan tersebut.

Baca Juga:  Resensi Buku: Tepi Feminis Al-Qur'an Karya Aysha A. Hidayatullah (bag I)

Berdasarkan hadits-hadits di atas, ada pendapat ulama fikih yang menganggap tidak sah pernikahan tanpa persetujuan sang anak. Ada juga yang tetap menilai sah, namun pihak perempuan dapat mengajukan gugatan cerai kepada pemerintah yang berwenang atas kasus pemaksaan pernikahan tersebut. 

Ternyata, kasus penyelewengan hak anak telah terjadi sejak zaman Nabi Muhammad. Tidak sedikit orang tua yang gagal memahami batas kuasa wali terhadap anaknya. Maka perlu digarisbawahi, bahwa keberadaan wali dalam pandangan Islam tidak untuk memaksa anak. Melainkan, justru untuk melindungi sang anak dari hal-hal yang membahayakan dan merugikan.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Tanzila Feby Nur Aini, mahasiswi Universitas al-Azhar, Kairo di jurusan Akidah dan Filsafat. MediaI sosial yang bisa dihubugi: Instagram @tanzilfeby.

Komentari

Komentari

Terbaru

Kiat-Kiat dalam Melestarikan Lingkungan Kiat-Kiat dalam Melestarikan Lingkungan

Peran Perempuan sebagai Penyelamat Bumi yang Sekarat 

Muslimah Talk

Sha;at saat gempa Sha;at saat gempa

Shalat saat Gempa, Lanjutkan atau Selamatkan Diri?

Kajian

Berikut Keutamaan Memberi Bantuan Kepada Korban Bencana Alam! Berikut Keutamaan Memberi Bantuan Kepada Korban Bencana Alam!

Berikut Keutamaan Memberi Bantuan Kepada Korban Bencana Alam!

Muslimah Talk

pelestarian lingkungan alquran hadis pelestarian lingkungan alquran hadis

Upaya Pelestarian Lingkungan dalam Alquran dan Hadis

Kajian

 Air Meluap, Hutan Menyusut, Membaca Akar Banjir Ekologis di Sumatera  Air Meluap, Hutan Menyusut, Membaca Akar Banjir Ekologis di Sumatera

 Air Meluap, Hutan Menyusut, Membaca Akar Banjir Ekologis di Sumatera

Muslimah Talk

Aleta Baun Aktivis Ekofeminisme Aleta Baun Aktivis Ekofeminisme

Aleta Baun, Aktivis Ekofeminisme dari Timur Indonesia

Muslimah Talk

Koalisi Masyarakat Sipil Minta Presiden Segera Menetapkan Status Darurat Bencana Nasional Banjir Besar di Sumatera Koalisi Masyarakat Sipil Minta Presiden Segera Menetapkan Status Darurat Bencana Nasional Banjir Besar di Sumatera

Koalisi Masyarakat Sipil Minta Presiden Segera Menetapkan Status Darurat Bencana Nasional Banjir Besar di Sumatera

Berita

memberi daging kurban nonmuslim memberi daging kurban nonmuslim

Hukum Menerima Bantuan dari Non Muslim Saat Bencana

Kajian

Trending

Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib Hukum Berhubungan Intim saat Belum Mandi Wajib

Hukum Menyetubuhi Istri yang Sedang Istihadah

Kajian

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Apakah Darah yang Keluar Setelah Kuret Termasuk Nifas?

Kajian

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

flek cokelat sebelum haid flek cokelat sebelum haid

Muncul Flek Coklat sebelum Haid, Bolehkah Shalat?

Kajian

Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Apakah Darah Kuning dan Hitam Disebut Darah Haid?

Kajian

Perempuan Istihadhah mandi shalat Perempuan Istihadhah mandi shalat

Wajibkah Perempuan Istihadhah Mandi Setiap Hendak Shalat?

Kajian

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

Nikah Siri Sah dalam Islam? Ini Kata Pakar Perbandingan Mazhab Fikih

Keluarga

Darah Haid yang Terputus-putus Darah Haid yang Terputus-putus

Rumus Menghitung Darah Haid yang Terputus-putus

Kajian

Connect