Ikuti Kami

Kajian

Cara Imam Ghazali Menjawab Pertanyaan Sulit tentang Ayat Alquran

rasulullah mengadili Thu’mah Ubayriq
Source: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Ulama Ahlussunnah wal Jamaah sepakat bahwa Allah SWT. terbebas dari segala sifat yang menunjukkan kematerian. Termasuk juga Allah SWT. mustahil menetap di sebuah tempat dalam alam semesta ini.  Sebab jika Allah SWT. bertempat, maka akan melazimkan wujud-Nya terlingkupi oleh arah, yang lantas menjadikan Dzatnya dapat diukur besar kecilnya. Penggambaran ini jelas mustahil bagi Allah SWT. Karena jika Dzatnya dapat diukur besar kecilnya akan mengindikasikan adanya dzat lain di luar Dzatnya yang menentukan besar kecilnya tersebut. 

Lantas bagaimana kita memaknai ayat-ayat Alquran yang banyak mengungkapkan keberadaan Allah SWT? Seperti ayat yang secara tekstual mengatakan bahwa Allah SWT.  singgah di Arsynya. Pun hadits Rasulullah SWT. yang menerangkan bahwa Allah SWT. turun ke langit bumi di setiap malam. 

الرَّحْمَنُ عَلَى العَرْشِ اسْتَوَى

“Tuhan yang Maha Pengasih bersemayam di atas Arsy.” (Surat Taha ayat 5)

ينزل الله تعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا (رواه البخاري ومسلم)

“Di setiap malam Allah SWT. turun ke langit bumi.” (HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim)

Menjawab pertanyaan tersebut, Imam Ghazali memiliki cara tersendiri untuk menjawab pertanyaan sulit tentang Alquran. Beliau terlebih dahulu mengelompokkan umat muslim menjadi dua golongan; golongan orang awam dan orang berilmu. Sebab untuk dapat menghadapi masing-masing dari keduanya dengan baik, akan membutuhkan cara yang berbeda. 

Jika yang bertanya tentang makna ayat-ayat mutasyabih (ayat yang secara tekstual menunjukkan keserupaan Dzat Allah SWT. dengan wujud makhluk) adalah orang awam, maka cukup diterangkan bahwa Dzat Tuhan Sang Pencipta mustahil menyerupai wujud makhluk-makhluknya. Sebab hal tersebut melazimkan kebaruan (huduts) Dzat Allah SWT. Bagi muslim awam, cukup dihadirkan dalil Alquran لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ  yang berarti “Tidak ada satupun yang menyerupai Dzat Allah SWT.”  Jika mereka masih menginginkan penjelasan tentang takwil ayat mutasyabih tersebut, maka cukup dijawab dengan الاستواء معلوم والكيفية مجهول والسؤال عنه بدعة والإيمان به واجب, “Allah SWT. menyifati Dzatnya dengan istiwa’ itu sudah diketahui, namun kondisinya tidak diketahui bagaimana, sedangkan mengimaninya adalah hal yang wajib.” Jawaban ini merupakan jawaban para ulama salaf saat ditanya tentang ayat mutasyabih oleh orang awam.

Baca Juga:  Fenomena Adopsi Spirit Doll dan Pandangan Islam Terhadapnya

Hal tersebut tidak lain sebab keterbatasan akal orang awam untuk dapat menerima penjelasan-penjelasan takwil ayat. Mereka masih kesulitan memahami hal-hal konsepsional, beserta istilah-istilah majaz dalam ilmu bahasa Arab. Sehingga jika dipaksa diberi pemahaman terkait ayat takwil, justru dikhawatirkan pemahaman mereka berbelit, yang pada akhirnya akan menyusahkan atau bahkan menyesatkan diri mereka sendiri.

 Berbeda dengan golongan orang-orang yang berilmu. Mereka dapat  mengerti dan memahami penjelasan takwil ayat mutasyabih tanpa berbelit-belit.  Saat diterangkan, mereka akan dengan mudah menerima pemahaman ayat tersebut tanpa dikhawatirkan akan nyeleweng darinya.

Di akhir kalamnya dalam kitab al-Iqtishâd fi al-I’tiqâd, Imam Ghazali sangat menekankan urgensi memahami kapasitas lawan bicara, terutama saat membincang masalah akidah. Saat seseorang mampu menyesuaikan cara berinteraksi dengan kapasitas lawan bicara, maka lawan bicara akan dapat dengan mudah memahami persoalan, dan tidak akan timbul pemahaman-pemahaman yang justru tidak diinginkan. Imam Ghazali menegaskan فلكل علم رجال, “Setiap pengetahuan ada pakar-pakarnya sendiri”.  Artinya, tidak semua orang mampu menerima sebuah pengetahuan dengan baik.

Demikian cara Imam Ghazali menjawab pertanyaan sulit tentang ayat yang ada dalam Alquran. Sikap dan cara yang lakukan tentunya lahir dari sikap kerendah hatian dan kecerdasannya.

Rekomendasi

Mengenal Berbagai Nama Lain Bulan Ramadan Mengenal Berbagai Nama Lain Bulan Ramadan

Tingkatan Puasa Dalam Perspektif Imam Al-Ghazali

perempuan hak memilih pasangan perempuan hak memilih pasangan

Tidak Hanya Perempuan, Laki-laki pun Harus Menahan Pandangan

meletakkan al-Qur'an di lantai, Mengenal Hermeneutika Feminisme: Metode Penafsiran Al-Qur’an Berbasis Feminisme meletakkan al-Qur'an di lantai, Mengenal Hermeneutika Feminisme: Metode Penafsiran Al-Qur’an Berbasis Feminisme

Langkah-langkah dalam Memahami Alquran

doa setelah membaca Alquran doa setelah membaca Alquran

Doa yang Dibaca Setelah Membaca Alquran

Ditulis oleh

Tanzila Feby Nur Aini, mahasiswi Universitas al-Azhar, Kairo di jurusan Akidah dan Filsafat. MediaI sosial yang bisa dihubugi: Instagram @tanzilfeby.

4 Komentar

4 Comments

Komentari

Terbaru

Anjuran Bagi-bagi THR, Apakah Sesuai Sunah Nabi?

Video

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

QS At-Taubah Ayat 103: Manfaat Zakat dalam Dimensi Sosial

Kajian

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Sedang Haid, Apa Tetap DiAnjurkan Mandi Sunnah Idulfitri

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri? Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Bolehkah Menggabungkan Salat Qada Subuh dan Salat Idulfitri?

Ibadah

kisah fatimah idul fitri kisah fatimah idul fitri

Kisah Sayyidah Fatimah Merayakan Idul Fitri

Khazanah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Kesedihan Ramadan 58 Hijriah: Tahun Wafat Sayyidah Aisyah

Muslimah Talk

Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami? Kapan Seorang Istri Dapat Keluar Rumah Tanpa Izin Suami?

Ummu Mahjan: Reprentasi Peran Perempuan di Masjid pada Masa Nabi

Muslimah Talk

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

Kajian

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Anjuran Saling Mendoakan dengan Doa Ini di Hari Raya Idul Fitri

Ibadah

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Puasa Tapi Maksiat Terus, Apakah Puasa Batal?

Video

Connect