Ikuti Kami

Kajian

Begini Cara Menangkal Paham Radikalisme yang Diajarkan Nabi

guyonan nabi

BincangMuslimah.Com – Hidup di tengah masyarakat yang beragam memiliki tantangan tersendiri bagi kita untuk bersikap saling menghargai dan toleransi antar sesama. Keragaman Indonesia bukan hanya tentang suku, budaya, dan bahasa, tetapi juga beragam paham keagamaan. Bahkan dalam status agama yang sama pun, belum tentu dalam satu paham yang sama. Hal ini perlu diperhatikan oleh banyak pihak terutama jika ajaran tersebut berbuah paham radikalisme dan ekstrimisme.

Pemahaman yang beragam terhadap tafsir keagamaan menjadi hal wajar, namun dapat membahayakan jika paham yang disebarkan kepada orang awam tersebut mendoktrin sikap intoleran. Menganggap apa yang dia pahami sebagai kebenaran mutlak, dan menilai orang lain yang berbeda paham sebagai orang yang sesat dan dituntut bertaubat.

Sikap inilah yang kemudian melahirkan radikalisme dalam beragama yang membahayakan kehidupan bermasyarakat. Jika paham ini ditiru dan disebarluaskan, hal tersebut bisa mengganggu kenyamanan hidup di tengah-tengah masyarakat yang beragam.

Radikalisme dalam beragama umumnya lahir dari proses pembelajaran pada satu kebenaran tunggal yang diyakini dan diamalkan secara mendalam. Aron Gemilang Elyasar dalam bukunya yang berjudul ‘Deradikalisasi Paham Keagamaan Melalui Pendidikan Islam’ menyatakan bahwa distorsi keagamaan merupakan salah satu penyebab munculnya kelompok radikal.

Mereka menafsirkan al-Qur’an dan al-Hadist secara parsial. Ironisnya paham dan gerakan radikalisme ini mulai merekrut berbagai kalangan, termasuk para remaja melalui jalur pendidikan dan pembelajaran. Ciri khas umum yang bisa digunakan sebagai parameter seseorang terpapar ajaran radikal adalah ia tidak menerima pendapat orang lain yang berbeda paham dengannya.

Radikalisme menjadi persoalan serius bagi bangsa dan negara yang berhubungan dengan kegamaan. Mengenai gerakan radikalisme, Djamhari Ma’ruf dalam tulisannya ‘Radikalisme Islam di Indonesia: Fenomena Sesaat” membagi gerakan radikalisme menjadi tiga, yaitu radikalisme sebagai gerakan politik, radikalisme sebagai gerakan budaya, dan radikalisme sebagai gerakan keagamaan.

Baca Juga:  Meneladani Adab Tertawa Ala Rasulullah

Gerakan-gerakan inilah yang mengakibatkan tumbuh kembang radikalisme di berbagai penjuru dunia. Adanya isu politik, budaya, dan agama, menjadi daya tarik untuk menyebarkan paham radikalisme tersebut di lingkungan masyarakat.

Melawan paham dan gerakan radikalisme dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melalui penerapan nilai-nilai budaya, melakukan upaya preventif dan preservatif dengan memahami Islam moderat, baik bagi diri sendiri, maupun menyebarkannya untuk orang sekitar. Upaya lain yang bisa dilakukan juga adalah dengan menanamkan pendidikan anti radikalisme seperti toleransi dan kedamaian.

Hal lain yang juga bisa dilakukan untuk mencegah paham radikalisme adalah dengan belajar pada banyak guru dan membaca banyak buku. Sikap radikal lahir dari penerimaan terhadap satu sumber tunggal dan menolak sumber lainnya. Maka dengan banyak belajar dan membaca buku dari berbagai sumber pengetahuan menjadi kunci utama agar tidak menganggap kebenaran hanya tunggal semata.

Pentingnya membaca dan belajar ini bahkan sudah diajarkan Nabi Muhammad pada wahyu pertamanya yang disampaikan oleh Jibril, yakni surat al-‘Alaq ayat 1 yang berbunyi ‘Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.’ Kata Iqra’ yang berasal dari kata kerja Qara-a bermakna menyampaikan, membaca, menelaah, mendalami, meneliti yang semua maknanya tersebut bermuara pada arti menghimpun.

Prof. KH. Masdar Helmy dalam bukunya Tafsir Juz’Amma menyatakan bahwa, kata iqra’ bukan hanya perintah untuk membaca teks tertulis saja, tetapi juga perintah untuk membaca realitas yang ada, fenomena alam, dan fenomena sosial, bahkan membaca apa yang terhampar di alam raya ini.

Perintah Iqra juga diulang di ayat ke-3 dalam surat ini. Menurut Quraish Shihab menyatakan bahwa ada seorang ulama yang mengatakan iqra’ pada ayat yang pertama mengindikasikan membaca untuk diri sendiri (belajar), dan Iqra’ dalam ayat ketiga adalah membaca untuk orang lain (mengajar).

Baca Juga:  Resensi Buku: Tepi Feminis Al-Qur'an Karya Aysha A. Hidayatullah (bag I)

Ayat ini menjadi pedoman bagi kita untuk selalu membaca, mengajak, dan mengajarkan orang lain membaca, baik membaca berbagai macam sumber pengetahuan keagamaan, maupun membaca realitas keberagaman agar terhindar dari paham dan pemikiran yang radikal.

Dengan membaca segala sesuatu secara keseluruhan, maka akan tumbuh nalar kritis untuk memilah segala kebenaran yang disuguhkan. Bahkan membaca dan menalar banyak sumber dapat menumbuhkan sikap moderasi dalam beragama dan sikap toleransi antar sesama.

Rekomendasi

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy'ari

Maulid Nabi dalam Pandangan K.H. Hasyim Asy’ari

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Seberapa Dekatkah Kita dengan Rasulullah?

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Husein Bertanya pada Ali Tentang Muhammad

Perempuan dalam Belenggu Terorisme

Ditulis oleh

Alumni Pesantren Al-Ishlah Tajug dan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Bercita-cita menjadi manusia yang muslihah dan menebar manfaat seluas-luasnya sesuai kemampuannya. Saat ini tergabung dalam komunitas Puan Menulis.

Komentari

Komentari

Terbaru

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Kemenag Gelar Blissful Mawlid “Bincang Syariah Goes to Campus” Ajak Generasi Muda Rawat Bumi

Berita

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Urgensi Jihad Lingkungan dalam Menghadapi Krisis Iklim Global

Muslimah Daily

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Stop Sebarkan Surat Wasiat, Foto, dan Video Korban Bunuh Diri di Media Sosial

Muslimah Talk

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Tidak Ada Kata Terlambat dalam Pendidikan dan Karir bagi Perempuan

Muslimah Talk

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir  Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Maulid Nabi dan Boneka Pengantin di Mesir 

Khazanah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia? Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Tragedi Ibu dan Anak di Bandung, Mengapa Kasus Filisida Masih Terjadi di Indonesia?

Muslimah Talk

tantangan menjalani i'tikaf ramadhan tantangan menjalani i'tikaf ramadhan

Amalan yang Dianjurkan Ulama Saleh di Bulan Maulid Nabi

Ibadah

Trending

Pencegahan Gangguan Menstruasi Pencegahan Gangguan Menstruasi

Bolehkah Perempuan Haid Ikut Menghadiri Acara Maulid Nabi?

Kajian

Benarkah Islam Agama yang Menganjurkan Monogami?

Kajian

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Memperingati Maulid Nabi dengan Tradisi Marhabanan

Diari

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Muslimah Talk

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah? Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Benarkah Perayaan Maulid Nabi Bid’ah?

Kajian

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Doa agar Terhindar dari Bisikan Setan

Ibadah

Pentingnya Pengalaman Perempuan dalam Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender

Kajian

maria ulfah kemerdekaan indonesia maria ulfah kemerdekaan indonesia

Maria Ulfah dan Kiprahnya untuk Kemerdekaan Indonesia

Khazanah

Connect