BincangMuslimah.Com – Nabi Muhammad Saw adalah nabi terakhir yang diutus untuk menunjukkan kebenaran dan meluruskan akidah-akidah dan agama yang dibawa oleh para nabi sebelumnya. Pemilihan Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir dari keturunan Nabi Ismail membuat iri kaum Yahudi karena harapan mereka, nabi terakhir adalah dari keturunan Nabi Ishaq.
Dari kecemburuan inilah, kaum Yahudi mendustakan risalah kenabian meskipun pemberitaan tentang Nabi Muhammad sudah ada di dalam kitab-kitab terdahulu. Namun, mereka menutupi kebenaran dan berpaling dari Nabi saw. hal ini diceritakan oleh Allah di dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 159,
اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْتُمُوْنَ مَآ اَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنٰتِ وَالْهُدٰى مِنْۢ بَعْدِ مَا بَيَّنّٰهُ لِلنَّاسِ فِى الْكِتٰبِۙ اُولٰۤىِٕكَ يَلْعَنُهُمُ اللّٰهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللّٰعِنُوْنَۙ
Artinya: “Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam Kitab (Al-Qur’an), mereka itulah yang dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh mereka yang melaknat”
Adapun syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. sebagiannya merupakan lanjutan syariat para nabi terdahulu. Pelanjutan syariat ini menunjukkan bahwa sejatinya agama-agama yang dibawa oleh para nabi memiliki suatu tujuan yang sama yaitu, mengesakan Allah Swt.
Salah satu syariat yang diadopsi dari para nabi terdahulu adalah arah kiblat. Umat Islam, pada awalnya, melaksanakan shalat menghadap ke Baitul Maqdis. Namun Nabi menghadapi beberapa olokan dari orang-orang Yahudi dan keinginan hati Nabi agar kiblat diarahkan kembali ke Ka’bah sebagaimana kakek buyutnya, Nabi Ibrahim a.s.
Pada bulan Sya’ban, Allah menjawab harapan Nabi yang selalu menghadapkan wajahnya ke langit. Nabi ingin kiblat dipindah ke tanah kelahirannya yaitu Mekah al-Mukarramah. Bukan tanpa sebab, inilah beberapa alasan Nabi ingin kiblat dipindahkan. Syekh Ali as-Shabuni di dalam kitab Rawai’ Al-Bayan halaman 98 menyebutkan tentang alasan tersebut.
وفي سبب محبته عليه الصلاة والسلام التوجه الى المسجد الحرام وترك التوجه الى بيت المقدس وجوه
Artinya: Alasan dan sebab nabi Muhammad saw. menghadap ke Masjidil Haram dan mengalihkan arah dari Baitul Maqdis adalah dengan beberapa alasan:
الاول : مخالفة لليهود حيث كانوا يقولون “يخالفنا محمد ثم يتبع قبلتنا ولولا نحن لم يدر أين يستقبل
Pertama, mengambil sikap berbeda dengan kaum Yahudi tatkala mereka mengatakan, “Muhammad berbeda dengan kami kemudian ia mengikuti kiblat kami, jika bukan karena kami maka ia tidak akan tahu ke mana Ia menghadap”
الثاني : أن الكعبة المشرفة كانت قبلة أبيه إبراهيم خليل الرحمن
Kedua, ka’bah yang mulia adalah kiblat bapaknya para Nabi, yakni Nabi Ibrahim kekasih Allah Swt.
الثالث : أنه عليه الصلاة والسلام كان يرغب في تحويل القبلة استمالة للعرب لدخولهم في الإسلام
Ketiga, Nabi saw. ingin dalam pemindahan kiblat sebagai penarik hati orang-orang Arab agar mereka memeluk Islam.
الرابع : منشأ الرسول في البلد الأمين وفيه المسجد الحرام الذي هو قبلة المسجد فأحب أن يكون هذا الشرف للمسجد الذي في بلده ومنشئه.
Keempat, Masjidil Haram adalah tanah airnya Nabi Muhammad saw. Maka Nabi suka menjadikan Masjidil Haram sebagai kiblat yang di negerinya dan kemuliaan Nabi.
Inilah 4 alasan Nabi Muhammad menginginkan agar kiblat kembali diarahkan ke Ka’bah yang menjadi poros dan arah shalat bagi umat muslim. Bukan karena Nabi tidak suka dengan syariat terdahulu, tapi karena tidak ingin samanya Nabi dengan kaum Yahudi. Sekian, semoga bermanfaat.
Editor: Zahrotun Nafisah
1 Comment