Ikuti Kami

Kajian

3 Ayat Alquran yang Memerintahkan Manusia untuk Bekerja

ayat alquran memerintahkan bekerja
Credit: Gettyimages.com

BincangMuslimah.Com- Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia memerlukan alat ganti yang menjadi timbal balik dari sesuatu yang ia butuhkan yang pada zaman sekarang dikenal dengan sebutan uang. Untuk mendapatkan uang ini tentu manusia tidak bisa hanya mengandalkan takdir saja, melainkan manusia harus bekerja dan berusaha untuk mendapatkan rezeki yang sudah ditetapkan tersebut. 

Allah yang Maha Adil memang telah mengatur mekanisme kehidupan dengan sangat komplit. Termasuk tentang persoalan rezeki. Allah yang Maha Pemberi telah menetapkan rezeki untuk para makhluknya. Tidak hanya rezeki yang berbentuk materi saja tapi juga kebaikan. 

Akan tetapi, kendatipun demikian, Allah tidak memberikan rezeki tersebut secara cuma-cuma. Dengan kata lain, sekalipun rezeki setiap makhluk sudah Allah tentukan, namun rezeki tersebut tetap harus diusahakan. Sehingga tidak heran jika tidak jarang di antara beberapa ayat dalam Alquran yang memerintahkan makhluknya terutama manusia untuk bekerja. Perintah Allah untuk bekerja tersebut di antaranya sebagai berikut:

At-Taubah [9]: 105,

وَقُلِ ٱعۡمَلُواْ فَسَيَرَى ٱللَّهُ عَمَلَكُمۡ وَرَسُولُهُۥ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ 

Artinya: “Dan katakanlah, bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Menurut Abdullah al-Sa’dy di dalam kitab tafsirnya Taysīr al-Karīm al-Rahmān fi Tafdīr Kalām al-Manān halaman 351 bahwa yang dimaksud dengan ayat ini adalah apapun yang kita lakukan baik dalam hal kebaikan ataupun keburukan, Allah akan mengawasi setiap perbuatan tersebut. Rasul dan para hamba yang beriman juga akan mengawasi perbuatan tersebut sekalipun perbuatan tersebut adalah perkara batin. 

Baca Juga:  Marak Balap Liar, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?

Dengan demikian dapat diketahui bahwa perintah “bekerjalah” pada ayat ini adalah perintah untuk melakukan usaha yang nantinya akan mendapatkan balasan yang setimpal sesuai dengan apa yang sudah dilakukan karena semua yang kita lakukan selalu dalam pengawasan Allah Swt. Jika ingin mendapatkan kebaikan, berbuat baiklah, dan jika ingin mendapatkan keburukan, berbuat buruklah.

Al-Ankabut [29]: 17,

فَٱبْتَغُوا۟ عِندَ ٱللَّهِ ٱلرِّزْقَ وَٱعْبُدُوهُ وَٱشْكُرُوا۟ لَهُۥٓ ۖ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

Artinya: “Maka carilah rezeki di sisi Allah, kemudian beribadahlah dan bersyukurlah kepada Allah. Hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan.”

Menurut Mujiruddin di dalam kitab Fath al-Rahmān fī Tafsīr alqurān juz 5 hal. 237 yang dimaksud dengan kata ٱبْتَغُوا adalah اطلبوا (carilah) rezeki di sisi Allah karena Allah adalah Zat yang memiliki rezeki, beribadahlah kepada-Nya dan bersyukurlah kepada-Nya atas semua nikmat-Nya. Kepada Allah kamu akan dikembalikan.

Dengan demikian rezeki yang kita butuhkan diperintahkan untuk dicari terlebih dahulu. Dan tempat yang benar untuk mencari rezeki adalah di jalan Allah dengan bertawakkal kepada-Nya di samping usaha yang kita lakukan. 

Ash-Shaffat [37]: 61,

لِمِثۡلِ هَٰذَا فَلۡيَعۡمَلِ ٱلۡعَٰمِلُونَ

Artinya: “Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja”.

Menurut Imam al-Maraghi di dalam kitab tafsirnya juz 23 halaman 61 yang dimaksud dengan ayat ini adalah untuk mendapatkan kenikmatan dan kemenangan seperti ini maka hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja selama di dunia agar ia juga mendapatkan kenikmatan dan kemenangan tersebut di akhirat. 

Berdasarkan beberapa ayat di atas, dapat dipahami bahwa sejatinya untuk mendapatkan rezeki baik berupa materi maupun kebaikan, kita diajarkan untuk berusaha dan bekerja keras dalam upaya meraih rezeki tersebut. Hal ini juga dapat dilihat dari kata دابة yang digunakan dalam ayat yang menjelaskan bahwa Allah lah yang memberikan rezeki kepada makhluknya

Baca Juga:  Apakah Mengupil Bisa Membatalkan Puasa?

‌وَمَا ‌مِن ‌دَآبَّةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزۡقُهَا

Artinya: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.” 

Di dalam literatur Arab sebagaimana yang disebutkan Ibn Manzhur di dalam kitab Lisan al-Arab juz 1 hal 370, دابة diartikan sebagai binatang melata, populer juga digunakan untuk nama hewan yang dijadikan sebagai tunggangan dan ada pula yang mengartikan sebagai manusia, jin dan semua makhluk yang berakal

Dari makna-makna ini menunjukkan bahwa دابة adalah makhluk yang memiliki kemampuan untuk melakukan sebuah usaha. Sehingga mungkin saja disimpulkan bahwa rezeki makhluk yang sudah dijamin oleh Allah ini adalah rezeki dari hamba-hamba-Nya yang berusaha dan bekerja keras. 

Demikian penjelasan tentang beberapa ayat dalam Alquran yang memerintahkan manusia untuk bekerja. Bekerjalah dengan niat beribadah dan mencari ridha Allah.

Rekomendasi

Riset Google: Wirausaha Perempuan di Indonesia Paling Banyak dari 12 Negara

Tafsir Penciptaan Perempuan menurut Muhammad Abduh

perempuan hak memilih pasangan perempuan hak memilih pasangan

Tidak Hanya Perempuan, Laki-laki pun Harus Menahan Pandangan

Tafsir Surah al-Jatsiyah ayat 30: Bekerja Sebagai Bentuk Keimanan

Ditulis oleh

Alumnus Ponpes As'ad Jambi dan Mahad Ali Situbondo. Tertarik pada kajian perempuan dan keislaman.

Komentari

Komentari

Terbaru

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Sekjen IIFA: Syariat Islam Terbentuk Dari Fondasi Kemaslahatan

Berita

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Prof. Dr. Nasaruddin Umar: Syariah Bukan fenomena Agama Tetapi Fenomena Ekonomi Juga

Berita

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A. : SHARIF 2024 Membahas Prinsip Syariah yang inklusif

Berita

Apakah Komentar Seksis Termasuk Pelecehan Seksual?

Diari

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Mengenal Ingrid Mattson, Cendekiawan Muslimah dari Barat

Muslimah Talk

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Trending

Jangan Insecure, Mari Bersyukur

Muslimah Daily

anjuran menghadapi istri haid anjuran menghadapi istri haid

Haid Tidak Stabil, Bagaimana Cara Menghitung Masa Suci dan Masa Haid?

Ibadah

Siapa yang Paling Berhak Memasukkan Jenazah Perempuan Ke Kuburnya?

Ibadah

keadaan dibolehkan memandang perempuan keadaan dibolehkan memandang perempuan

Adab Perempuan Ketika Berbicara dengan Laki-Laki

Kajian

Pentingnya Self Love Bagi Perempuan Muslim

Diari

Sya’wanah al-Ubullah: Perempuan yang Gemar Menangis Karena Allah

Muslimah Talk

anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak anak yatim ayah tiri luqman hakim mengasuh dan mendidik anak

Hukum Orangtua Menyakiti Hati Anak

Keluarga

ayat landasan mendiskriminasi perempuan ayat landasan mendiskriminasi perempuan

Manfaat Membaca Surat Al-Waqiah Setiap Hari

Ibadah

Connect