BincangMuslimah.Com – Berhubungan badan adalah salah satu hal yang wajar dilakukan oleh sepasang suami istri untuk menyalurkan kebutuhan biologisnya secara halal. Setelah itu, hal yang diwajibkan bagi mereka adalah mandi besar atau janabah untuk menyucikan diri mereka dari hadas besar. Lalu, apakah boleh menunda mandi besar janabah setelah berhubungan badan?
Bagi umat muslim, diperbolehkan menunda mandi besar janabahnya sampai ia akan melaksanakan shalat meskipun tanpa ada alasan/dharurat. Hal ini disebabkan karena mandi besar janabah wajibnya itu tidak bersifat seketika harus dilaksanakan, tetapi bisa ditunda. Namun, mandi besar janabah benar-benar wajib dilakukan ketika hendak melaksanakan shalat.
Adapun dalil diperbolehkannya menunda mandi besar janabah adalah hadis riwayat imam Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah r.a. sebagai berikut.
عن أبي هريرة -رضي الله عنه- أن النبي صلى الله عليه وسلم لقيه في بعض طرق المدينة، وهو جنب، فانخنس منه، فذهب، فاغتسل، ثم جاء، فقال: “أين كنت يا أبا هريرة؟” قال: كنت جنبًا، فكرهت أن أجالسك وأنا على غير طهارة، فقال: “سبحان الله، إن المسلم لا ينجس
Dari Abu Hurairah r.a., bahwasannya Nabi saw. (suatu hari pernah) menemuinya di salah satu jalan Madinah, sedangkan ia dalam keadaan junub. Maka, ia pun menghindar dari Nabi saw., pergi dan mandi besar. Kemudian ia datang lagi. Nabi saw. bertanya, “Di manakah kamu tadi wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah menjawab, “Saya dalam keadaan junub, saya malu duduk-dukuk bersamamu sedangkan aku dalam keadaan tidak suci.” “Maha Suci Allah, sungguh muslim itu tidak najis.”
Imam Ibnu Hajar berkata
وفيه جواز تأخير الاغتسال عن أول وجوبه.
Dan di dalam hadis tersebut (dapat disimpulkan) bolehnya menunda/mengakhirkan mandi dari waktu pertama diwajibkannya.
Sementara itu, imam Al-Bukhari pun mengambil dalil dengan hadis riwayat Abu Hurairah tersebut terhadap kebolehan orang junub untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas yang diperlukannya. Oleh sebab itu, imam Al-Bukhari memberi judul hadis tersebut dengan babul junub yakhruju wa yamsyi fis suq wa ghairihi (bab orang junub keluar dan berjalan di pasar dan selainnya).
Selain itu, bagi orang junub boleh tidur sebelum ia mandi besar, tetapi disunnahkan baginya untuk wudhu sebelum ia tidur. Hal ini berdasarkan hadis riwayat imam Muslim dari sayyidah ‘Aisyah r.a.
أن النبي صلى الله عليه وسلم إذا أراد أن يأكل أو ينام وهو جنب توضأ.
Sesungguhnya Nabi saw. ketika hendak makan atau tidur sedangkan beliau dalam keadaan junub, maka beliau wudhu.
Imam Abu Daud pun meriwayatkan hadis dari sahabat Ghudhaif bin Al-Harits, ia berkata, Aku pernah bertanya kepada Aisyah r.a.,
أكان النبي صلى الله عليه وسلم يغتسل قبل أن ينام؟ وينام قبل أن يغتسل؟ قالت: نعم. قلت: الحمد لله الذي جعل في الأمر سعة.
“Apakah Nabi saw. mandi besar sebelum beliau tidur atau beliau tidur sebelum mandi besar?” “Iya” jawab Aisyah. Aku pun berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan keluasan dalam hal ini.”
Di dalam riwayat imam Al-Bukhari dan Muslim juga terdapat riwayat dari sahabat Umar r.a. yang pernah meminta fatwa kepada Rasulullah saw.
أينام أحدنا وهو جنب؟ قال: “نعم، إذا توضأ”
“Apakah salah satu dari kami (boleh) tidur dalam keadaan junub?” Beliau menjawab, “Iya jika ia berwudhu.”
Imam Ibnu Abdil Barr mengatakan mayoritas ulama berpendapat bahwa perintah untuk berwudhu bagi orang junub yang hendak tidur adalah menunjukkan pada kesunnahan, sedangkan madzhab ahludz dzahir berpendapat wajib, namun pendapatnya syadz/janggal.
Dengan demikian, maka menunda mandi besar setelah berhubungan badan adalah diperbolehkan. Yakni bagi orang yang junub boleh tidak langsung mandi besar jika memang ia tidak akan melaksanakan shalat atau hal-hal yang diharamkan ketika ia masih dalam keadaan junub.
Namun, jika ia akan melaksanakan shalat, maka otomatis ia wajib mandi besar terlebih dahulu untuk menyucikan badannya dari hadas besar. Hanya saja penundaan mandi besar ini jangan sampai melalaikan atau bahkan meninggalkan shalat wajib. Dan disunnahkan bagi orang yang junub yang belum ingin mandi besar dan hendak tidur untuk berwudhu. Wa Allahu A’lam bis Shawab.
*Artikel ini pernah dimuat BincangSyariah.Com
Pingback: Menunda Mandi Besar Setelah Berhubungan Intim dengan Pasangan | Alhamdulillah Shollu Alan Nabi #JumatBerkah - Ajeng .Net
Pingback: Menunda Mandi Besar Setelah Berhubungan Intim dengan Pasangan | Alhamdulillah Sholli Ala Rosulillah – jumatberkah