BincangMuslimah.Com – Malam Lailatul Qadar adalah malam yang sangat mulia dalam agama Islam, yang keutamaannya melebihi seribu bulan. Keutamaan malam ini tercantum dalam Al-Quran, yaitu dalam surat Al-Qadr.
Ibadah yang dilakukan pada malam Lailatul Qadar memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibadah yang dilakukan pada malam-malam lainnya.
Waktu Kedatangan Lailatul Qadar
Waktu kedatangan Lailatul Qadar menjadi suatu hal yang banyak diperdebatkan oleh para ulama. Meskipun meyakini malam tersebut terjadi di bulan Ramadan, tepatnya pada malam-malam tertentu namun belum ada ketentuan waktu secara pasti.
Ibnu Ishaq mempunyai salah satu pandangan yang mengutip pendapat dari al-Baqir bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-17 Ramadan. Meski demikian pendapat ini tidak diterima secara luas, karena terdapat pendapat lain yang lebih banyak diikuti oleh umat Islam.
Sementara itu, Ibnu Arabi berpendapat bahwa Lailatul Qadar tidak dapat terpisah dari malam Jumat dalam sepuluh malam terakhir Ramadan. Pendapat ini menggarisbawahi pentingnya malam Jumat, yang terkenal sebagai malam penuh berkah dalam tradisi Islam.
Imam Syafi’i, seorang ulama besar berpendapat bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam ke-21 atau ke-23 Ramadan. Pendapat ini masyhur dalam mazhab Syafi’i dan menjadi pedoman bagi banyak umat Islam dalam menentukan waktu Lailatul Qadar.
Hikmah Allah merahasiakan waktu pasti datangnya Lailatul Qadar adalah agar umat Islam senantiasa bersemangat untuk beribadah dan berusaha dengan sungguh-sungguh di seluruh malam Ramadan. Dengan cara ini, dapat mendorong umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah mereka setiap malamnya, tidak hanya mengandalkan satu malam saja.
Tanda-Tanda Kedatangan Lailatul Qadar
Tanda-tanda kedatangan Lailatul Qadar terdapat dalam beberapa hadis Rasulullah SAW menunjukkan keistimewaan dan kemuliaan malam tersebut. Salah satu tandanya sebagaimana dalam hadis riwayat Imam Muslim adalah matahari yang terbit di pagi harinya dengan cahaya yang putih tanpa sinar.
هِىَ اللَّيْلَةُ الَّتِى أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِقِيَامِهَا هِىَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِى صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لاَ شُعَاعَ لَهَا.
“Malam itu adalah malam yang cerah yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru” (HR. Muslim)
Selain itu, terdapat hadis lain yang menggambarkan tanda-tanda alamiah yang menyertai kedatangan Lailatul Qadar. Pada malam tersebut, langit akan tampak bersih dan terang, seperti bulan purnama. Suasana malam terasa sangat tenang, tidak terlalu dingin maupun panas. Ini adalah tanda lain yang menunjukkan kemuliaan malam Lailatul Qadar.
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
“Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan” (hadis dalam Jami’ al-Ahadits).
Keadaan alam yang seakan mendukung kedamaian dan ketenangan hati ini menunjukkan bahwa malam tersebut adalah malam yang penuh dengan keberkahan dan keberlimpahan rahmat dari Allah SWT.
Siapa Yang Akan Menjumpai Lailatul Qadar?
Mereka yang akan menjumpai Lailatul Qadar adalah orang-orang yang telah mempersiapkan diri dengan hati yang bersih, melakukan berbagai amal ibadah dengan ikhlas.
Untuk dapat menggapai Lailatul Qadar, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah pada sepuluh malam terakhir Ramadan, khususnya dengan cara yang lebih intens. Salah satunya yakni sangat menganjurkan untuk melakukan i’tikaf. Yaitu berdiam diri di masjid untuk beribadah dan berzikir kepada Allah tanpa terganggu oleh urusan duniawi.
I’tikaf memberikan kesempatan untuk fokus dalam beribadah dan berdoa dengan penuh ketulusan. Selain itu, juga anjuran untuk memperbanyak dzikir, membaca Al-Quran, dan memanjatkan doa-doa kepada Allah adalah bentuk ibadah lain pada malam-malam terakhir Ramadan. Melaksanakan semua amal ibadah tersebut dengan harapan agar dapat meraih keberkahan Lailatul Qadar dan mendapatkan ampunan serta rahmat Allah.
Selain itu, amal ibadah lainnya yang dapat dilakukan untuk menyambut Lailatul Qadar adalah dengan memperbanyak sedekah. Juga berbuat baik kepada sesama, dan meningkatkan kualitas salat, baik itu salat wajib maupun sunnah.
Pada akhirnya, mereka yang berhasil menggapai Lailatul Qadar adalah mereka yang menjadikan setiap malam di bulan Ramadan sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Referensi:
Hanafi, Muchlis M. Pengantin Ramadhan. Tangerang: Lentera Hati, 2015.