BincangMuslimah.Com – Shalat tahajud memberikan berbagai manfaat, mulai dari sebagai ibadah sunnah tambahan serta sebagai penghapus dosa (makna normatif). Selain itu, shalat tahajud memiliki makna terapeutik yaitu, berupa ketenangan serta mencegah penyakit yang menyerang jasmani maupun rohani. Dengan kata lain, terdapat hikmah dalam shalat tahajud untuk kesehatan mental.
Ketika manusia mampu melaksanakan shalat tahajud penuh dengan keikhlasan pada malam hari yang sunyi sepi rtinya ia telah mampu mengalahkan rasa malas dan kantuk. Berjuang sekuat tenaga untuk mendirikan shalat menghadap Sang Ilahi. Inilah bentuk kemenangan sebab ia sudah mampu melawan rasa malas yang termasuk penyakit mental yang umum dialami manusia. Dengan demikian memperlihatkan bahwa shalat tahajud dapat menyembuhkan dari penyakit malas. Shalat tahajud mempunyai keterkaitan erat dengan kesehatan mental, meliputi:
Pertama, shalat tahajud dapat menghapus rasa takut dan gelisah. Karena ketika seseorang merasakan kehadiran Tuhan pencipta alam semesta dan saat seseorang melaksanakan shalat tahajud berarti ia sedang berdialog dengan Allah Swt. Hal inilah yang membuat hati merasa tentram dan tenang.
Kedua, shalat tahajud menjadikan hidup dipenuhi harapan. Doa yang dipanjatkan dalam shalat tahajud adalah bentuk permohonan seorang hamba kepada TuhanNya. Senada dengan pendapat Moh. Soleh bahwa shalat tahajud sebagai terapi dapat memperbaiki kesehatan mental. Dalam artian, ketika seseorang melaksanakan shalat tahajud, ia dapat memanjatkan doa-doa kepada Allah Swt. Ketika itulah, rasa putus asa tergantikan dengan timbulnya harapan atas doa-doa yang pasti didengar dan cepat atau lambat Allah Swt. akan mengabulkan.
Ketiga, shalat tahajud menghapus rasa bersalah pada diri sendiri. Manusia tidak luput dari salah dan dosa, baik itu dosa besar maupun dosa kecil. Dosa yang melekat pada diri manusia inilah yang kerap kali menjadikan dirinya menderita dan merasakan ketakutan akan kematian dan azab Tuhan. Rasa takut berlebih dapat membuat seseorang depresi dan mengurangi semangat menjalani hidup. Namun, bagi mereka yang menunaikan shalat tahajud menjadikan diri mempunyai kesempatan untuk bertaubat.
Shalat tahajud selain menambah mental yang sudah sehat juga terapi bagi mental yang telah sakit. Shalat tahajud dapat menenangkan jiwa, meningkatkan sistem syaraf, menambah daya tahan tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit (lahir maupun batin). Seseorang yang melakukan shalat tahajud secara rutin akan mempunyai kadar hormon kortisol yang rendah. Dengan terapi psikologi atau mental membuat seseorang tidak merasa sendiri, tetapi ada Allah Swt. yang Maha Mengetahui, Maha Mengatur, dan Menyelesaikan segala urusan.
Sesuai dengan pemaparan di atas, bahwasannya shalat tahajud sebagai psikoterapi erat kaitannya dengan kesehatan mental. Pendapat tersebut sangat relevan dengan keseharian manusia modern saat ini. Di samping itu, shalat tahajud adalah dakwah guna mengajak manusia mematuhi ajaran Islam seperti yang telah dijelaskan dalam Alquran. Sebab, urgensi dakwah dalam kehidupan masyarakat muslim yang berupa ajakan, dorongan, motivasi dan pengarahan pada muslim lainnya yang kurang memahami atau disebut orang awam agar dapat menampung ajaran agama dengan penuh kesadaran demi kebaikan diri sendiri bukan karena untuk keperluan si pengajak dalam memaknai totalitas agama.
Shalat tahajud sebagai salah satu ibadah yang dapat dijadikan sebagai psikoterapi dan perbaikan kesehatan mental, namun harus dibersamai dengan amalan lainnya seperti, taat melaksanakan shalat wajib, dzikir, serta hubungan yang baik dengan sesama manusia (hablumminannas).
Sumber:
Bahnasi, Muhammad. Shalat Sebagai Terapi Psikologi. Bandung: Mizani Pustaka, 2007.
Chodijah, Siti. “Konsep Shalat Tahajud Melalui Pendekatan Psikoterapi Hubungannya Dengan Psikologi Kesehatan (Penelitian Di Klinik Terapi Tahajud Surabaya)”. Jurnal UNIMUS, 2017.
Sholeh, Moh. Terapi Shalat Tahajud Menyembuhkan Berbagai Penyakit. Jakarta: Noura Books, 2012.