BincangMuslimah.Com- Ketika seseorang meninggalkan puasa Ramadhan, ia wajib mengganti atau mengqada puasa tersebut pada hari lain, sebelum Ramadhan selanjutnya. Jika hingga Ramadhan selanjutnya seseorang tersebut masih belum mengganti puasa yang ia tinggalkan, maka ia harus membayar fidyah sekaligus tetap mengqada puasa. Hal ini membuat seseorang harus mengqada puasa sesegera mungkin.
Akan tetapi karena berbagai alasan, tidak jarang seseorang yang memiliki qada puasa mengakhirkan pengerjaan qada puasanya hingga mendekati bulan Ramadhan berikutnya. Bahkan ada pula yang puasa qada pada yaumul syak (tanggal 30 Sya’ban). Lantas bagaimana hukum mengqada puasa pada yaumul syak ini?
Kewajiban Qada Puasa
Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang wajib untuk dikerjakan. Maksud puasa di sini adalah puasa bulan Ramadhan selama sebulan penuh. Sehingga ketika seseorang meninggalkan puasa pada bulan Ramadhan maka ia wajib untuk mengqada puasa tersebut pada hari lainnya. Sebagaimana firman Allah di dalam QS. Al-Baqarah [2]:183-184:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ١٨٣ أَيَّاما مَّعۡدُودَٰتٖۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدۡيَةٞ طَعَامُ مِسۡكِينٖۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرٗا فَهُوَ خَيۡرٞ لَّهُۥۚ وَأَن تَصُومُواْ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Berdasarkan ayat ini, seorang muslim wajib untuk mengganti puasa yang ia tinggalkan. Baik dalam keadaan sakit, safar ataupun lainnya seperti haid, nifas dan wiladah. Melakukan qada puasa ini bisa sejak tanggal 2 syawal hingga sebelum Ramadhan berikutnya. Karena tanggal 1 syawal merupakan hari tasyriq yang haram untuk puasa.
Qada puasa pada Yaumul Syak
Yaumul syak secara bahasa berarti hari ragu. Hari syak ini jatuh pada tanggal 30 Sya’ban. Nama yaumul syak karena pada tanggal 30 Sya’ban memiliki keraguan apakah masih termasuk bagian dari bulan sya’ban atau sudah termasuk pada bulan Ramadhan. Sehingga pada hari syak haram untuk berpuasa. Sebagaimana keterangan penjelasan Syekh Zainuddin al-Malibary di dalam kitab Fath al-Mu’in bi Syarh Qurrah al-‘Ain bi Muhimmat al-Din halaman 281:
يحرم الصوم في أيام التشريق والعيدين وكذا يوم الشك لغير ورد وهو يوم ثلاثي شعبان وقد شاع الخبر بين الناس برؤية الهلال ولم يثبت وكذا بعد نصف شعبان ما لم يصله بما قبله أو لم يوافق عادته أو لم يكن عن نذر أو قضاء ولو عن نفل
“Haram berpuasa pada hari tasyriq, 2 hari raya, begitu pula yaumul syak karena tidak berlaku demikian. Yaumul syak adalah tanggal 30 Sya’ban dan sudah masyhur kabar melihat hilal di antara masyarakat namun belum ditetapkan. Begitu pula haram untuk puasa setelah nisfu Sya’ban jika tidak disambung dengan puasa pada hari sebelumnya. Atau tidak sesuai dengan kebiasaan ia berpuasa ataupun puasanya bukan puasa nazar atau qada sekalipun qada dari sholat sunnah.”
Berdasarkan keterangan ini, yaumul syak termasuk ke dalam hari yang haram melakukan puasa. Karena pada hari tersebut masih terdapat keraguan apakah masih menjadi bagian dari bulan Sya’ban atau sudah menjadi awal dari bulan Ramadhan.
Boleh Melakukan Puasa Qada
Akan tetapi, jika melakukan puasa untuk qada maka boleh. Sebagaimana penjelasan Imam Nawawi di dalam kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhazdzdab juz 6 halaman 399-400. Di dalam kitab ini, Imam Nawawi mengutip pendapat Imam al-Damiry yang mengatakan bahwa boleh puasa pada yaumul syak tetapi dengan maksud puasa qada.
Sebab, kewajiban suatu ibadah lebih utama daripada waktu yang dilarang. Beliau kemudian menganalogikan hal tersebut dengan kebolehan untuk mengqada sholat pada waktu yang dilarang. Sehingga mengqada puasa pada yaumul syak hukumnya adalah boleh dan puasanya sah untuk dilakukan terlebih ketika itu waktu qada puasa sudah sangat sempit.
Dengan demikian, bagi seseorang yang masih memiliki qada puasa Ramadhan boleh untuk mengqada puasa tersebut hingga yaumul syak. Akan tetapi ada baiknya jika segera mengqada puasa tersebut agar tidak perlu mengganti pada hari yang sejatinya dilarang untuk melakukan puasa.
Rekomendasi

4 Comments