Ikuti Kami

Diari

Tapak Tilas Jejak Mahaguru Ulama Nusantara di Kakap Darat (Eps. 3)

Ulama Nusantara ; Kiai Sholeh Darat
Ulama Nusantara

BincangMuslimah.Com – Perjalanan tapak tilas ini akan segera dimulai. Malam itu aku pergi ke Indomaret terdekat untuk memesan tiket kereta api ke Semarang. Ada gebu yang menyeringai kalbu, ada buncah yang rasanya makin pecah. Esok hari rinduku kan berlabuh. Gundah gulana juga rasanya akan segera purna.

Usai membeli tiket, aku tak pulang ke asrama tapi aku menginap di salah satu kosan temanku yang selalu siap sedia kurepoti. Malam itu, aku terlelap dalam mimpi indahku di mana aku membayangkan indahnya menyulam benang-benang kerinduan itu menjadi sebuah pertemuan.

Keesokan harinya, aku mulai mengemas beberapa barang yang akan ku bawa pulang. Tak banyak yang kukemasi karena aku hanya punya jatah 3 hari untuk menyudahi nestapa ini. Adik kamarku hanya memandangiku, matanya seolah berkata; “Yakin ka mau pulang?”. Aku hanya bisa melempar senyum simpul sembari mengisyaratkan lewat sorot mataku “I am fine. Nothing is gonna be worried”.

Ransel sudah rapi dan penuh dengan laptop dan barang-barang lain yang menyesakinya. Buku tulis dan bolpoin adalah hal wajib yang tak boleh absen di dalamnya. Sudah kucatat hal-hal yang harus kulakukan dan apa yang harus kucari nanti. Kupastikan pulang ini tak akan sia-sia. So, what can I do? Selain berdoa semoga maqsud wushul. Aamiin.

Malam ini, tepat pukul 23.00, kereta Tawang Jaya sudah gagah menungguku di Stasiun Pasar Senen. Kereta melaju, menerobos temaram malam, siap mengantarku hingga stasiun tujuan akhir, Stasiun Semarang Tawang, sebuah stasiun ciamik dengan gaya arsitektur yang cukup unik ala bangunan kuno masa Hindia-Belanda yang megah berdiri di sekitar kawasan Kota Lama.

Aku menikmati malam panjang itu dalam lelap tidur nan dalam sembari membayangkan sambutan hangat mentari esok di kampung halaman. Kali ini, biarkan aku bermanja dengan malam, ditemani decitan roda kereta yang saling bergesekan dengan bantalan rel di sepanjang perjalanan.

Baca Juga:  Resensi Novel Perempuan di Titik Nol Karya Nawal el-Saadawi

Langit di luar jendela masih terlihat gelap saat aku terbangun dari tidur yang teramat meninabobokanku. Kulihat sekelilingku yang masih memadu kasih dengan mimpi indah mereka tak terkecuali sepasang suami istri di depanku yang kutaksir berusia 60-an. Tak lama setelah fajar shiddiq menampakkan semburatnya di langit dunia, pasangan tersebut terbangun. Senyum manis kupersembahkan tatkala keduanya menatapku sebagai salam penyambut pagi ini. Bahagia itu sederhana, guys. Cukup tebarkan salam dan senyum kepada sesama.

Pagi itu terasa lebih hangat dengan obrolan di antara kami. Keduanya lebih tampak seperti kakek dan nenek bagiku karena usianya yang tak terpaut jauh dengan mbahku (Allahu yarhamhum). Mereka cukup ramah untuk menjadi kawan bicara terlebih setelah kutahu bahwa keduanya berasal dari daerah yang sama denganku. Suasana makin mencair dan percakapan juga mengalir.

Jam hampir menunjukkan pukul 06.00. Petugas sebelumnya sudah mengumumkan kepada para penumpang untuk siap-siap berkemas karena perjalanan kali ini akan segera tiba di stasiun akhir tujuan, Semarang Tawang.

Aku segera meraih tas ranselku lalu kutaruh di pangkuanku. Tiba-tiba hp-ku berdering. Sebuah notif pesan WA masuk, tampil di layar gadgetku. Pesan singkat dari adik kelasku yang mengabarkan bahwa ia sudah sedia menunggu di depan stasiun.

Pagi ini, tapak tilas yang sesungguhnya akan dimulai. Biar mentari pagi di Kota Bandeng Presto ini menjadi saksi perjalanan singkat ini. Biar tanah kota ini menjadi saksi pula bahwa jejakku pernah sampai sini, menyusuri daerah-daerah yang mungkin belum pernah kukenali.

Aku segera melenggang ke pintu keluar stasiun begitu aku turun dari kereta. Aku melihat sekeliling, mencari-cari seseorang yang sedari tadi menungguku. Dari kejauhan kulihat seseorang duduk di atas motornya di bawah rerimbunan pepohonan parkiran. Kakiku segera melangkah menghampiri. Dia tersenyum sembari melambaikan tangan. Aku pun membalas.

Baca Juga:  Tapak Tilas Jejak Mahaguru Ulama Nusantara di Kakap Darat (Eps. 5)

“Hai, Mi!! Udah lama nunggu ya?”, tanyaku.

“Enggak kok, mbak”, jawabnya.

Sebut saja namanya Rahmi. Adik sekaligus teman yang akan menemani napak tilas jejak mahaguru ulama nusantara di session ini. Dia adalah salah satu orang yang takkan kulupakan jasanya dalam melewati semua drama ini. Thanks a lot for your meaningful help, Mi.

Aku segera naik di boncengan dan Rahmi segera melenggangkan motornya keluar dari area stasiun. Rahmi terlebih dulu mengajakku untuk beristirahat sejenak di asramanya yang terletak di daerah Ngaliyan. Aku hanya menurut saja kepadanya dan membiarkannya membawaku ke mana ia suka.

Jarak stasiun ke asramanya bisa dibilang cukup jauh dengan jalanan yang bisa dibilang cukup lancar. Lalu lalang kendaraan di Kota Wingko Babat ini terbilang cukup ramai meski tak mengungguli ibu kota negeri ini. Sesampainya di Ngaliyan, hawa sejuk menyusup ke pori-pori yang hampir tercekik terik kota ini. Banyak pepohonan yang berjejer di pinggir jalan yang makin menambah stok oksigen untuk menunjang pernafasan.

Tak lama setelah melewati jalan yang diapit oleh barisan pepohonan bak hutan, aku sampai di sebuah pesantren yang berdiri di lahan yang masih sepi pemukiman. Angin segar menyambut kedatanganku dan mempersilakanku menikmati sepoi manja udara Ngaliyan. Andai bisa kubungkus angin ini, kan kubawa ke ibukota… andai saja…

Aku berlalu, masuk ke dalam asrama mengikuti langkah Rahmi. Kami naik ke lantai 2. Suasana di asrama ini tak jauh berbeda dengan pesantren pada umumnya. Kamar sempit yang diisi dan dijejali beberapa santri juga menjadi hal lazim di sini. Bangunan pesantren ini masih terlihat baru karena usianya yang bahkan masih sangat belia. Masih terlihat jelas pembangunan di sana-sini yang masih dikerjakan.

Baca Juga:  Kisah Pernikahan Nabi Musa dan Putri Nabi Syuaib

Siang ini, aku berteduh di tempat ini sembari mengharap keberkahannya. Tak seberapa lama usai aku berdiam di kamar, aku terlelap dan kembali menyulam mimpi sembari memulihkan energi untuk petualangan nanti. So, mari nikmati waktu ini sebelum kita beraksi.

Bersambung….

Rekomendasi

Rahmah El-Yunusiyah: Pahlawan yang Memperjuangkan Kesetaraan Pendidikan Bagi Perempuan

Peluncuran Buku “Kisah Inspiratif Pemimpin Pesantren: Pengalaman Rihlah Kiai/Nyai ke Negeri Sakura Peluncuran Buku “Kisah Inspiratif Pemimpin Pesantren: Pengalaman Rihlah Kiai/Nyai ke Negeri Sakura

Peluncuran Buku “Kisah Inspiratif Pemimpin Pesantren: Pengalaman Rihlah Kiai/Nyai ke Negeri Sakura

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid

Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid: Pelopor Pendidikan Perempuan dari NTB

sikap rasulullah perempuan yahudi sikap rasulullah perempuan yahudi

Mengenal Nyai Hj Chamnah; Tokoh Sufi Perempuan Tarekat Tijaniyah

Ditulis oleh

Tim Redaksi Bincang Muslimah. Penulis adalah alumnus Bahasa dan Sastra Arab UIN Syarif Hidayatullah dan Pondok Pesantren Ilmu Hadis Darus-Sunnah Ciputat

Komentari

Komentari

Terbaru

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Apakah Darah yang Keluar Setelah Kuret Termasuk Nifas?

Kajian

Fenomena Jasdor yang Menjamur, Bagaimana Hukumnya? Fenomena Jasdor yang Menjamur, Bagaimana Hukumnya?

Fenomena Jasdor yang Menjamur, Bagaimana Hukumnya?

Kajian

Langkah mengesahkan Pernikahan Siri Langkah mengesahkan Pernikahan Siri

Langkah Hukum Mengesahkan Pernikahan Siri

Kajian

Namaku Perempuan: Film yang Mengubah Cerita Menjadi Sumber Pengetahuan Namaku Perempuan: Film yang Mengubah Cerita Menjadi Sumber Pengetahuan

Namaku Perempuan: Film yang Mengubah Cerita Menjadi Sumber Pengetahuan

Berita

Melindungi Anak dari Pelecehan: Pentingnya Mengenalkan Bagian Tubuh Pribadi Sejak Kecil Melindungi Anak dari Pelecehan: Pentingnya Mengenalkan Bagian Tubuh Pribadi Sejak Kecil

Melindungi Anak dari Pelecehan: Pentingnya Mengenalkan Bagian Tubuh Pribadi Sejak Kecil

Keluarga

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

Nikah Siri : Pernikahan yang Sangat Rentan tapi Masih Sering Terjadi Nikah Siri : Pernikahan yang Sangat Rentan tapi Masih Sering Terjadi

Nikah Siri : Pernikahan yang Sangat Rentan tapi Masih Sering Terjadi

Kajian

Darah Haid yang Terputus-putus Darah Haid yang Terputus-putus

Rumus Menghitung Darah Haid yang Terputus-putus

Kajian

Trending

pendarahan sebelum melahirkan nifas pendarahan sebelum melahirkan nifas

Apakah Darah yang Keluar Setelah Kuret Termasuk Nifas?

Kajian

Darah nifas 60 hari Darah nifas 60 hari

Benarkah Darah Nifas Lebih dari 60 Hari Istihadhah?

Kajian

flek cokelat sebelum haid flek cokelat sebelum haid

Muncul Flek Coklat sebelum Haid, Bolehkah Shalat?

Kajian

Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah Darah Kuning Larangan bagi Perempuan Istihadhah

Apakah Darah Kuning dan Hitam Disebut Darah Haid?

Kajian

Peran Perempuan di Balik Sumpah Pemuda sampai Lahirnya Kongres Perempuan

Kajian

masa iddah hadis keutamaan menikah masa iddah hadis keutamaan menikah

Nikah Siri Sah dalam Islam? Ini Kata Pakar Perbandingan Mazhab Fikih

Keluarga

Darah Haid yang Terputus-putus Darah Haid yang Terputus-putus

Rumus Menghitung Darah Haid yang Terputus-putus

Kajian

Perempuan haid membaca tahlil Perempuan haid membaca tahlil

Hukum Perempuan Haid Membaca Tahlil

Kajian

Connect