Ikuti Kami

Diari

Menjawab Tudingan Miring tentang Perempuan Cerdas Susah Dapat Jodoh

Young woman with headphones working on laptop - gettyimages.com

BincangMuslimah.Com – Kata orang, perempuan cerdas susah dapat jodoh. Laki-laki akan mengurungkan niatnya berkenalan dengan perempuan yang cerdas. Pernyataan ini tidak sengaja saya dengar dari salah seorang tetangga.

Kami bertemu dengan ibu-ibu yang yang sedang membeli kebutuhan sayur, kebetulan sebagai penghuni baru kompleks, banyak hal yang harus saya lakukan termasuk adaptasi dengan tetangga. Bagi saya tetangga adalah kekuatan terbesar ketika jauh dari keluarga, sebab orang paling dekat dengan kita ketika berada di perantauan adalah tetangga. Percakapan singkat ini membuat saya berujung emosi sebenarnya.

“ Tetangga baru ya mbak?” tanya abang sayur seketika.

“Njih pak, baru pindahan” jawabku senyum.

“Kuliah to mbak? Kuliah s1 ta? Mbaknya udah nikah po?” tanya ibu-ibu yang sedang memilih kangkung di tempat.

Aku masih berfikir untuk jawaban terbaik yang ingin aku ucapkan di pertemuan pertama.

“Njih buk, kuliah di UGM, tapi sudah s3” Jawabku dengan penuh senyum yang begitu ramah.

“Duh, mbak ngapain to kuliah tinggi-tinggi, kalau samean belum nikah, awas loh nanti ga bisa punya suami, susah cari suami, karena calon istrinya terlalu pinter,” jawab seorang ibu yang berdiri di samping abang sayur sambil membetulkan jilbabnya.

“Nyess” kalimat itu menusuk ke hatiku yang paling dalam. Rasanya usahaku untuk mengembangkan diri dengan mengasah kemampuan melalui proses pendidikan, tidak dibenarkan oleh lingkungan masyarakat.

Sepertinya ini sudah menjadi wabah bagi masyarakat dan menjadi bumerang bagi perempuan menemukan dirinya serta menjadi apa yang mereka inginkan. Padahal, kecerdasan memiliki banyak ragam yang tidak bisa diseragamkan antara yang satu dengan yang lain. Dalam ajaran Islam, perempuan dipilih karena empat kriteria, diantaranya: harta, nasab, kecantikan, dan agama.

Baca Juga:  Poligami dan Dampaknya bagi Perempuan

Bisa saja karena kecerdasan tidak masuk sebagai kriteria memilih perempuan dalam Islam, orang-orang begitu menyepelekan hal ini. Padahal, memilih pasangan yang sefrekuensi itu, salah satunya dari faktor keilmuan yang bisa dikolaborasikan antara suami dan istri.

Mengapa perempuan cerdas dituding susah akan dapat jodoh? Ada beberapa hal yang menjadi alasan kegelisahan masalah ini, diantaranya : suami dalam keluarga merupakan imam yang harus menjadi tonggak penggerak keberadaan rumah tangga.

Bagi sebagian orang, apapun yang ada di dalam rumah tangga, laki-laki harus mendominasi dibandingkan anggota lain, termasuk istri. Ini berimbas kepada pendidikan, khususnya kecerdasan. Jika tolok ukur kecerdasan seorang perempuan dilihat dari strata pendidikan yang dijalani. Maka pendidikan seorang suami harus di atas istri, maksimal setara dengan istri, tidak boleh di bawah istri.

Pembahasan yang sama juga dilontarkan oleh Maudy Ayunda, dalam sebuah pertemuan virtual yang pada saat itu terdiri dari Najeela Shihab dan Gita Savitri. Barangkali ketiga sosok yang saya sebutkan bukanlah sosok yang asing di telinga kita, hampir semuanya menjadi icon perempuan masa kini yang sukses secara karir dengan kecerdasan yang mereka miliki. Namun, alih-alih mendapatkan pujian sebagai perempuan cerdas justru kalimat “susah mendapatkan jodoh” yang sering didengar.

Kenyataan perempuan harus lebih rendah dari suami adalah hal yang seakan paling prioritas, mulai dari aktifitas, penghasilan, bahkan strata pendidikan perempuan haruslah lebih rendah. Karena laki-laki masih belum terbiasa untuk menjadikan kriteria kualitas keilmuan adalah hal penting dalam memilih calon istri.

Akhirnya, tidak sedikit laki-laki yang berkata, “Untung istri saya ga tahu apa-apa. Jadi menghindari masalah.” Menjadinya alibi untuk menutupi relasi keluarga yang kurang tepat dalam setiap permasalahan. Kalimat tersebut menunjukkan bahwa kecerdasan perempuan seolah-olah membawa masalah dalam hubungan keluarga. Padahal, jika laki-laki memiliki kecerdasan yang sama, ia juga membutuhkan istri sebagai teman sepanjang hidup yang menemani ia bercerita hingga masa tuanya.

Baca Juga:  Sebuah Opini : Mengapa Perempuan Harus Berpendidikan Tinggi?

Jika keduanya saling menerima, dengan ragam keilmuan yang dimiliki antara laki-laki dan suami, hubungan yang tercipta saling menerima kekurangan dan kelebihan diri akan menjadi bermakna. Mau setinggi apapun pendidikan perempuan, justru bagus. Ia akan menjadi sektor utama untuk menjalani rumah tangga, menjadi perempuan karir, menjadi teman hidup bagi suami, menjadi ibu bagi anak-anak, dan untuk melakoni peran tersebut, perempuan harus cerdas dalam melakukannya.

Pernah saya baca sebuah cuitan, isinya begini “Jadi perempuan itu susah, balas chat dari orang yang dikenal, nanti dibilang murahan, cuek dengan orang baru dikenal dibilang sok jual mahal, semua yang dilakukan oleh perempuan seperti tersetting serba salah”. Kalimat perempuan selalu benar itu mungkin hanya dirasakan sebagian kaum dunia maya, tapi tidak dengan masyarakat dengan budaya patriarkhi seperti Indonesia.

Rekomendasi

Ditulis oleh

Mahasiswi Universitas Gajah Mada yang berasal dari Sampang, Madura. Saat ini tergabung dalam Komunitas Puan Menulis

2 Komentar

2 Comments

Komentari

Terbaru

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Kesunnahan Iktikaf dan Ketentuan-Ketentuannya

Ibadah

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Memupuk Moderasi Beragama pada Masyarakat Multikultural Memupuk Moderasi Beragama pada Masyarakat Multikultural

Memupuk Moderasi Beragama pada Masyarakat Multikultural

Muslimah Talk

mengajarkan kesabaran anak berpuasa mengajarkan kesabaran anak berpuasa

Parenting Islami : Hukum Mengajarkan Puasa pada Anak Kecil yang Belum Baligh

Keluarga

Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan

Menggapai Lailatul Qadar Pada 10 Malam Terakhir Ramadan

Ibadah

Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan? Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan?

Mengapa Sunah Membaca Qunut pada Rakaat Terakhir Witir di Pertengahan Akhir Ramadan?

Tanya Ustazah

Ketika Berbuka, Baca Doa Dulu atau Batalkan Puasa Dulu? Ketika Berbuka, Baca Doa Dulu atau Batalkan Puasa Dulu?

Ketika Berbuka, Baca Doa Dulu atau Batalkan Puasa Dulu?

Tak Berkategori

Trending

Ini Tata Cara I’tikaf bagi Perempuan Istihadhah

Video

Mengenang Tuan Guru KH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, Pendiri Nahdlatul Wathan

Kajian

perempuan dan hijab tafsir ummu salamah perempuan dan hijab tafsir ummu salamah

Mengenal Sosok Sufi Perempuan pada Masa Awal Islam

Muslimah Talk

Ketentuan dan Syarat Iktikaf bagi Perempuan

Video

waktu disyariatkan membaca shalawat waktu disyariatkan membaca shalawat

Husein Bertanya pada Ali Tentang Muhammad

Kajian

tips menghindari overthingking tips menghindari overthingking

Problematika Perempuan Saat Puasa Ramadhan (Bagian 3)

Ibadah

Ummu Sulaim Ummu Sulaim

Parenting Islami : Peran Orangtua dalam Mendidik Anak yang Shalih dan Shalihah

Keluarga

malam jumat atau lailatul qadar malam jumat atau lailatul qadar

Doa Lailatul Qadar yang Diajarkan Rasulullah pada Siti Aisyah

Ibadah

Connect