BincangMuslimah.Com – Nabi saw. hadir dengan membawa ajaran yang sungguh benar-benar memuliakan perempuan. Bahkan perempuan berkulit hitam sekalipun beliau mau menghormati dan memuliakannya. Hal ini dikisahkan di dalam kitab-kitab hadis sebagaimana berikut.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ امْرَأَةً سَوْدَاءَ كَانَتْ تَقُمُّ الْمَسْجِدَ فَفَقَدَهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَسَأَلَ عَنْهَا بَعْدَ أَيَّامٍ. فَقِيْلَ لَهُ إِنَّهَا مَاتَتْ قَالَ فَهَلاَّ آذَنْتُمُوْنِيْ فَأَتَى قَبْرَهَا فَصَلَّى عَلَيْهَا.
Dari Abu Hurairah r.a., bahwasannya ada seorang wanita berkulit hitam yang biasa membersihkan masjid. (Suatu hari), Nabi saw. mencarinya dan menanyakan kabarnya (karena tidak terlihat) selang beberapa hari. Ketika disampaikan bahwa ia telah meninggal dunia, Nabi saw. kaget. “Mengapa kamu tidak memberitahuku?”. Kemudian Nabi saw. mendatangi kuburannya dan salat di atasnya. (H.R. Ibnu Majah).
Hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam kitab Shahihnya dengan penambahan informasi di dalam teks hadisnya. Di mana setelah itu, Nabi saw. memberitahukan kepada para sahabat bahwa kuburan perempuan berkulit hitam tersebut kini menjadi terang benderang. Setelah Nabi saw. menyalatinya yang awalnya kuburannya gelap gulita.
Di dalam hadis tersebut, menunjukkan perempuan berkulit hitam yang hanya mampu bekerja sebagai tukang bersih-bersih di masjid tidak dianggap keberadaannya. Hal ini dapat disaksikan dengan enggannya para sahabat untuk memberitahukan kematiannya kepada Nabi saw.
Sebaliknya, di dalam hadis tersebut Nabi saw. justru ingin menggugah kesadaran para sahabat. Yakni betapa besar posisi perempuan tersebut sekalipun hanya tukang sapu masjid dan berkulit hitam. Beliau ingin menunjukkan betapa perempuan juga memiliki posisi penting yang harus diapresiasi, dihormati dan dihargai. Sekalipun ia telah meninggal dunia. Sehingga Nabi saw. mendatangi kuburannya, bersedia menyalati dan mendoakannya.
Dr. Faqihuddin Abdul Kodir di dalam bukunya 60 Hadis Hak-Hak Perempuan dalam Islam, Teks dan Interpretasi menyebutkan beberapa hal yang harus diperhatikan. Yakni, menurut beliau hadis ini memberikan pelajaran banyak hal.
Di antaranya adalah pentingnya menghormati setiap orang (terutama perempuan) dengan profesi apapun. Bolehnya perempuan melakukan kerja-kerja di ruang publik termasuk di tempat-tempat ibadah, dan wajibnya memberikan apresiasi terhadap kerja-kerja tersebut.
Demikianlah kisah Nabi saw. dan perempuan berkulit hitam. Nabi saw. sangat memuliakan dan menghargainya. Bahkan beliau menanyakannya ketika ia tak terlihat lagi menyapu masjid. Dan beliau bersedia mendatangi kuburannya, menyalati dan mendoakannya setelah beliau tahu bahwa ia telah meninggal dunia.
Oleh karena itu, jika ingin meniru perilaku Nabi saw, maka hormati, hargai, dan beri apresiasi atas kerja seorang wanita siapapun itu. Wa Allahu a’lam bis shawab.
Pingback: Kisah Nabi Saw. dan Perempuan Berkulit Hitam | Alhamdulillah Shollu Alan Nabi #JumatBerkah - Ajeng .Net
Pingback: Kisah Nabi Saw. dan Perempuan Berkulit Hitam | Alhamdulillah Sholli Ala Rosulillah – jumatberkah